16
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau sarana juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas fisik dan fasilitas uang.
4. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Suharsimi Arikunto 2008: 273, manajemen sarana sering juga disebut manajemen materiil, yaitu segenap proses yang bersangkut-paut dengan
pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan batasan tersebut, maka manajemen
sarana meliputi: 1 perencanaan; 2 pengadaaan; 3 pengaturan; 4 penggunaan; 5 penyingkiran sarana; dan 6 dasar pengetahuan perpustakaan.
Menurut Muhammad Joko Susilo 2008: 65, manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar
dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan serta penataan. Sedangkan menurut Hartati Sukirman, dkk 1999: 28, administrasi sarana
prasarana atau fasilitas pendidikan merupakan segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan pengadaaan, pendayagunaan, dan pengelolaan sarana
pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Administrasi sarana prasarana pendidikan mencakup kegiatan: 1 perencanaan
kebutuhan dan biaya dan pengadaan, 2 penyimpanan dan penyaluran, 3 pendayagunaan, 4 pemeliharaan, dan 5 inventarisasi dan penghapusan.
Penjelasan dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Pengadaan sarana prasarana
17
Di dalam langkah pengadaan ini mencakup pula langkah perencanaan sarana prasarana. Di sekolah-sekolah, cara pengadaan sarana prasarana
pendidikan dapat lewat dropping dari atas dan mengadakan sendiri 2.
Penyimpanan dan penyaluran Dalam
kaitannya dengan
penyimpanan dan
penyaluran sarana
prasaranafasilitas dibedakan atas dua kategori, yaitu alat yang langsung dan yang tidak langsung terlibat dalam proses belajar mengajar. Dalam proses
ini termasuk di dalamnya adalah kegiatan inventarisasi barang, pengelompokkan, penyimpanan barang serta pendistribusiannya.
3. Pendayagunaan sarana pendidikan
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, maka setiap perlengkapan perlu diatur penggunaannya seoptimal mungkin. Khususnya buku-buku, alat
peraga danatau alat pelajaran lain, guru mata pelajaran agar menyusun program penggunaan alat dikaitkan dengan program pengajaran.
4. Pemeliharaan dan penghapusan
Barang-barang yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan merupakan barang milik negara. Oleh karena itu harus dijaga benar-benar agar tidak
rusak.
Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan proses pengelolaan, pengaturan
sarana dan prasarana meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan pengawasan, penyimpanan, penyaluran, pendayagunaan, pemeliharaan inventarisasi, dan
18
penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
B. Manajemen Prasarana Gedung Sekolah
1. PerencanaanPengadaan Fasilitas Gedung Sekolah
Fasilitas sekolah meliputi sarana dan prasarana sekolah. Sarana sekolah meliputi semua peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah, sedangkan prasarana sekolah mencakup semua komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan di
sekolah. Menurut Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto 1982: 183-186, untuk membuat gedung sekolah, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
sebelumnya, yaitu sebagai berikut. a.
Langkah-Langkah dalam pembuatan gedung sekolah. Dalam pembuatan gedung sekolah, ada beberapa hal yang perlu ditentukan terlebih dahulu
yaitu perlu atau tidaknya gedung tersebut didirikan, bentuk gedung yang akan didirikan, ruangan dan perlengkapan yang diperlukan, dan lokasi.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalokasian sekolah yang mencakup
kemungkinan mengembangkan masyarakat, tempat tinggal penduduk. fasilitas yang ada dalam masyarakat, faktor keamanan dan kesehatan,
jumlah usia sekolah, pemilihan tanah tempat bangunan, dan tingkat ekonomi penduduk.
c. Pemetaan Sekolah
19
Pemetaan sekolah berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada perencana daerah untuk berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan,
memberikan petunjuk terhadap penentuan lokasi sekolah ataupun penyebaran-penyebaran bangunan sekolah secara rasional, menyediakan
bahan untuk dianalisa dan dievaluasi secara kontinyu, memberikan pedoman bagi perencanaan pendidikan selanjutnya, merupakan alat pembantu untuk
mengelola pendidikan setempat, merupakan sumber informasi bagi perencanaan integral daerah, serta merupakan alat untuk memberikan
kemungkinan bagi penggunaan sumber wilayah yang terbatas, sehingga sekolah tersebut dapat dilokasikan secara merata dan realistis.
Menurut Piet Sahertian 1994: 175-176, perencanaan gedung sekolah dilakukan dengan urutan sebagai berikut.
a. Mengadakan
survey
tentang keperluan bangunan yang akan direncanakan dengan maksud untuk memperoleh data mengenai: 1
Fungsi bangunan; 2 Struktur organisasi dari sekolah yang menggunakan; 3 Jumlah pemakai pegawai, murid dan lain-lain
yang akan menempati; 4 Jenis dan jumlah alat-alat atau perabot yang akan ditempatkan.
b. Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan disusun atas dasar data
survey
tersebut di atas. c.
Menyusun rencana anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga standar yang berlaku di daerah yang bersangkutan.
d. Menyusun pentahapan rencana anggaran biaya yang disesuaikan
dengan rencana pentahapan pelaksanaan teknis serta memperkirakan anggaran yang akan disediakan tiap tahun, dengan memperhatikan
skala prioritas yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Berdasarkan pendapat tersebut, dalam melakukan perencanaan gedung sekolah dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu menentukan
rencana pembangunan gedung sekolah berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, mengadakan survey keperluan bangunan yang dibutuhkan,