Rekapitulasi Perubahan jumlah dan kondisi Ruangan akademik per-

105 b. Sekolah SMA Swasta se-Kecamatan Kutoarjo yang sering mengalami kondisi ruangan akademik yang tetap selama tahun ajaran 20112012-20132014. Dari tabel 21 dapat diketahui bahwa sekolah SMA Swasta se- Kecamatan Kutoarjo yang sering mengalami kondisi ruangan akademik yang tetap selama tahun ajaran 20112012-20132014 adalah SMA Darul Hikmah Kutoarjo. Selama tahun ajaran 20112012-20132014, ruangan akademik dengan jumlah dan kondisi yang tetap sebanyak 10 unit 71. Prasarana tersebut yaitu ruang laboratorium bahasa, ruang laboratorium komputer, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang konseling, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang OSIS, dan ruang ibadah. Kondisi ruangan yang baik tersebut juga dipengaruhi oleh usia bangunan yang masih baru karena SMA Darul Hikmah Kutoarjo berdiri pada tahun 2001. Berdasarkan wawancara dengan Ibu PSL selaku ustadzah dan sumber belajar sekolah, SMA Darul Hikmah Kutoarjo merupakan sekolah satu atap dengan SMP Darul Hikmah Kutoarjo. Kedua sekolah tersebut merupakan sekolah berbasis pondok pesantren, di bawah yayasan Darul Hikmah. Siswa yang bersekolah d SMA Darul Hikmah Kutoarjo harus menjadi santri dan tinggal di asrama pondok pesantren Darul Hikmah. Sejauh ini, biaya untuk perawatan maupun perbaikan ruangan akademik sekolah SMA Darul Hikmah Kutoarjo diatur dan dipenuhi oleh yayasan. Sekolah tersebut bahkan belum pernah menerima bantuan dari pemerintah. Sebagai sekolah satu atap dengan SMP Darul Hikmah Kutoarjo, manajemen ruangan akademik sekolah dilakukan secara bersama di bawah komando yayasan Darul Hikmah. Ruang teori kelas yang dimiliki SMA 106 Darul Hikmah Kutoarjo dan SMP Darul Hikmah Kutoarjo sudah terpisah dan masing-masing disesuaikan dengan jumlah rombongan belajar. Akan tetapi, masih ada prasarana yang digunakan secara bersama- sama seperti ruang perpuastakaan, laboratorium komputer, ruang guru, tata usaha, dan ruang ibadah. SMA Darul Hikmah belum memiliki ruang laboratorium secara lengkap sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2007 dan Panduan Teknis Akreditasi Sekolah. Namun, menurut pihak sekolah, kekurangan tersebut dapat diantisipasi dengan adanya kelas mata pelajaran dan sistem moving class sehingga apabila ada materi pelajaran praktikum dalam suatu mata pelajaran dapat dilaksanakan di kelas masing-masing. Menurut Bapak S selaku pengurus bagian sarana dan prasarana sekolah, SMA Darul Hikmah Kutoarjo masih belum berencana untuk menambah ruang baru di sekolah. Apabila sekolah ingin menambah ruang baru, misalnya ruang kelas baru, maka hal tersebut harus dikoordinasikan dengan asrama pondok pesantren Darul Hikmah. Hal ini karena siswa SMPSMA Darul Hikmah harus tinggal di asrama Pondok Pesantren Darul Hikmah. Perawatan ruangan akademik sekolah yang dilakukan oleh SMA Darul Hikmah Kutoarjo direncanakan pada awal tahun, perawatan rutin yang dilakukan misalnya pengecatan ulang gedung yang biasa dilakukan 2-3 tahun sekali dengan melihat kelayakan ruangan akademik tersebut. Pengecekan kondisi ruangan akademik sekolah dilakukan secara spontan sepanjang waktu. 107 c. Sekolah SMA Swasta se-Kecamatan Kutoarjo yang sering mengalami perubahan jumlah dan kondisi ruangan akademikselama tahun ajaran 20112012-20132014 Dari tabel 21 dapat diketahui bahwa sekolah SMA Swasta se- Kecamatan Kutoarjo yang sering mengalami perubahan jumlah dan kondisi ruangan akademik selama tahun ajaran 20112012-20132014 adalah SMA Muhammadiyah Kutoarjo. Selama tahun ajaran 20112012-20132014, terdapat 4 jenis ruangan akademik yang mengalami perubahan jumlah dan kondisi. Prasarana tersebut yaitu ruang teori, ruang UKS, ruang konseling, dan ruang OSIS. Prasarana tersebut kondisinya mengalami perubahan pada setiap tahun ajaran, misalnya pada tahun ajaran 20112012 memiliki kondisi yang baik, kemudian mengalami kerusakan pada tahun ajaran berikutnya, lalu diperbaiki sehingga menjadi baik kembali. SMA Muhammadiyah Kutoarjo didirikan pada tahun 1979, berlokasi tepat di sebelah timur alun-alun kota Kutoarjo. Keunikan dari sekolah ini adalah lokasinya yang berada di tengah pemukiman warga. Pintu gerbang masuk sekolah ini seakan-akan menjadi satu dengan pintu gerbang pemukiman warga. Dari tata letak ruangan yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah Kutoarjo, terdapat beberapa ruangan yang terlihat terpisah dari gedung utama sekolah. Ruangan tersebut ternyata merupakan rumah pribadi seseorang yang dihibahkan kepada SMA Muhammadiyah Kutoarjo untuk kepentingan pendidikan selama SMA tersebut berjalan. Berdasarkan penuturan dari Ibu S selaku bendahara sekolah, pada tahun ajaran 20132014, SMA Muhammadiyah Kutoarjo memiliki 129 siswa, 108 sebagian besar siswa tersebut berasal dari golongan keluarga kurang mampu sehingga SMA Muhammadiyah Kutoarjo tidak membebani siswa dengan biaya untuk perbaikan ruangan akademik sekolah. SMA Muhammadiyah Kutoarjo mengandalkan bantuan dari pemerintah sepenuhnya untuk membiayai perbaikan rehabilitasi ruang sekolah yang mengalami kerusakan. SMA Muhammadiyah Kutoarjo selalu mengusulkan permintaan bantuan kepada pemerintah setiap tahun sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Untuk menentukan prioritas ruangan yang diusulkan untuk diperbaiki, sekolah mempertimbangkan kerusakan yang terjadi. Ruangan yang memiliki tingkat keparahan lebih besarakan diusulkan terlebih dahulu untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah. Keterbatasan dana tersebut merupakan salah satu faktor yang menghambat pemeliharaan ruangan akademik sehingga menyebabkan kondisi ruangan yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah Kutoarjo berubah-ubah. Ketika beberapa ruangan dalam kondisi yang rusak, sekolah harus menentukan proritas ruangan yang harus diusulkan untuk mendapat bantuan pemerintah, hal tersebut mengakibatkan ruangan lain harus mengalami penundaan untuk diperbaiki. SMA Muhammadiyah Kutoarjo sering mendapatkan bantuan dari pemerintah, hal tersebut bukan karena keberuntungan semata, akan tetapi dari kerja keras para guru dan karyawan yang mengusahakan bantuan tersebut. Ketika pemerintah mengumumkan adanya bantuan dana untuk merehabilitasi ruangan akademik sekolah, pihak SMA Muhammadiyah akan membentuk panitia untuk pengusulan rehabilitasi ruangan. Langkah- langkah yang ditentukan oleh pemerintah harus dipatuhi 109 dan diikuti dengan seksama, persyaratan yang dibutuhkan harus lengkap dan rinci, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada pelaporan. Kerusakan ruangan sangat merugikan karena ruangan tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Dari aspek ekonomis, kerusakan ruangan mengakibatkan sekolah harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi agar ruangan tersebut dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Selain itu, kerusakan ruangan yang parah akan mengganggu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, sedapat mungkin kerusakan harus dihindarkan. Penurunan kualitas ruangan bisa juga terjadi akibat terabainya pengguna bangunan melakukan perawatan dan pemeliharaan. Menurut Sulaiman 2005, kerusakan bangunan adalah cacat atau kegagalan fungsi, performa, tatalaksana atau syarat syarat sebuah bangunan sehingga mengurangi layanan bagi penggunanya. Kerusakan bangunan merupakan proses melemahnya kekuatan dan ketahanan konstruksi dan material bangunan menerima beban-beban dari luar atau beban berat sendiri sehingga melebihi kapasitasnya. Jika kondisi tersebut dibiarkan, lama- kelamaan akan terjadi penurunan kualitas dan akhirnya terjadi kehancuran bangunan. Kerusakan bangunan disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Ahmad Dardiri 2012, kerusakan bangunan terjadi akibat tiga hal yaitu pertama faktor manusia yakni pelaku pembangunan yang kurang profesional; kedua, faktor alam mencakup iklim, cuaca, biologis, kimia; dan ketiga faktor bencana alam. Jika dilihat dari faktor alam, kerusakan yang banyak terjadi pada SMA swasta se- Kecamatan Kutoarjo disebabkan oleh cuaca dan bencana alam. Ketiga SMA swasta yang terdapat di Kecamatan Kutoarjo berada di pusat kota dan terletak di dataran rendah. Cuaca yang panas dan hujan dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak pada penurunan kualitas bangunan. SMA Widya Kutoarjo dan SMA 110 Muhammadiyah Kutoarjo telah berdiri sejak tahun 1980 dan tahun 1979, sedangkan SMA Darul Hikmah berdiri pada tahun 2001. Hal tersebut menyebabkan perbedaan kualitas bangunan sekolah yang dimiliki oleh ketiga sekolah tersebut. Selain faktor cuaca, Kutoarjo yang terletak pada dataran rendah juga rawan bencana alam yaitu banjir. Intensitas hujan yang tinggi dan terjadi pada waktu yang lama dapat menyebabkan bencana banjir di Kutoarjo dan beberapa kecamatan lain di Kabupaten Purworejo. Selama tahun 2013, tercatat dua kali bencana banjir di Kecamatan Kutoarjo, yaitu pada bulan Februari dan Desember 2013 Http:Jogja.tribunnews.com dan http:m.liputan6.com . Bencana banjir tersebut tentu saja turut mempengaruhi kualitas bangunan sekolah maupun bangunan lain yang terendam. Jika dilihat dari faktor manusia, kerusakan- kerusakan yang terjadi pada ruangan akademik SMA swasta se-Kecamatan Kutoarjo disebabkan oleh perawatanpemeliharaan yang dilakukan kurang maksimal dan kurang profesional. Sebagian sekolah beralasan bahwa pemeliharaan ruangan kurang maksimal karena terbatasnya dana yang dimiliki sekolah untuk memelihara memperbaiki ruangan yang rusak dan bergantung pada bantuan pemerintah. Meskipun yayasan juga secara rutin mengalirkan dana kepada sekolah, namun dana tersebut tidak hanya dialokasikan untuk pemeliharaan ruangan sekolah, tetapi juga untuk biaya operasional sekolah yang lain. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Pasal 43 disebutkan bahwa, “Pendanaan biaya non personalia untuk kantor penyelenggaraan danatau pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang 111 didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan” Sumber dana yang diperoleh oleh SMA Swasta berasal dari yayasan, wali siswa, serta bantuan dari pemerintah. Akan tetapi, bantuan dari pemerintah sifatnya tidak pasti karena bantuan tersebut diberikan hanya jika sekolah menawarkan diri serta mampu melalui serangkaian proses yang panjang dan rumit. Hal tersebut menyebabkan keberlangsungan sekolah swasta sangat bergantung pada dana yang didapatkan sendiri oleh sekolah, yaitu dari yayasan dan wali siswa. Jumlah siswa yang dimiliki oleh sekolah turut memengaruhi kemampuan pendanaan sekolah. Pemeliharaan ruangan sekolah juga memiliki andil yang besar dalam perubahan kondisi ruangan akademik sekolah. Pemeliharaan dan pengawasan secara kontinyu terhadap kondisi komponen-komponen bangunan gedung sekolah akan sangat membantu untuk menekan pembiayaan yang besar serta dapat mengurangi tingkat kerusakan yang parah. Untuk itu peran serta dan kontribusi pihak-pihak terkait di tingkat internal sekolah sangat membantu terlaksananya kegiatan pemeliharaan. Di dalam Petunjuk Teknis Pemeliharaan danPerawatan Aset Sarana Prasarana Sekolah Bersama Masyarakat yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, pemeliharaan sarana-prasarana sekolah dan lingkungannya dimaksudkan untuk: a. Untuk mengoptimalkan pemakaian dan umur bangunan, jika dilihat dari faktor ekonomis bahwa memelihara adalah untuk mencapai efisiensi penggunaan anggaran perawatan. b. Untuk menjamin kesiapan operasional penggunaan gedung dan penunjangnya, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat optimal. c. Untuk menjamin keandalan bangunan melalui kegiatan pengechekan secara rutin dan teratur. d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan gedung beserta sarana penunjangnya. 112 Kegiatan pemeliharaan menurut frekuensiwaktu pelaksanaannya dibagi dalam dua kelompok, yaitu: Kegiatan Pemeliharaan Rutin Harian, Mingguan dan Kegiatan Pemeliharaan Bulanan Berkala. Kedua kelompok jenis pemeliharaan tersebut saling menunjang. Tanpa adanya pemeliharaan rutin oleh semua pengguna, maka sarana-prasarana sekolah dan lingkungannya akan kurang berfungsi baik dan lebih mudah rusak, sehingga membebani kegiatan pemeliharaan bulananberkala. Kegiatan pemeliharaan rutin harian dan mingguan terutama ialah untuk memelihara kebersihan dengan menyapu, melap, mengepel dan sebagainya, disertai kegiatan meringkas dan merapikan, sehingga segala sesuatu peralatan belajar, alat pembersih, dan sebagainya berada pada tempat yang semestinya. Termasuk juga kegiatan mencatat kalau ada peralatan, maupun sarana-prasarana yang menunjukkan tanda-tanda akan rusak, sehingga dapat mengusulkan tindakan perawatan sejak dini, misalnya tindakan menggeser genteng atau membersihkan talang agar kebocoran dapat dicegah. Kegiatan pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah merupakan kegiatan semua warga sekolah, baik para siswa, para guru, kepala sekolah, komite sekolah bahkan warga masyarakat di sekitar sekolah. Jadi bukan tugas penjaga sekolah saja, sebagaimana anggapan umum selama ini. Karena selain jumlah tenaga penjaga sekolah yang terbatas, berbagai permasalahan yang terjadi pada ruangangedung sekolah juga menyangkut keterlibatan semua pihak. Setiap saat, baik kepala sekolah, guru, siswa piket dapat mengingatkan setiap warga sekolah akan pentingnya pembiasaan kegiatan pemeliharaan sekolah, baik di dalam maupun luar gedung. Baik sebagai pesan saat upacara pagi maupun saat siswa akan pulang. 113 Disamping itu, perlu ada pemantauan oleh guru dan siswa piket akan kebersihan ruangan masing-masing, serta ada sesi atau tempat melapor kalau ditemukan bagian yang kotor, bocor atau kerusakan lainnya. Dengan begitu diharapkan kepekaan akan kebersihan dan pembiasaan dalam pemeliharaan rutin akan terjadi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di SMA swasta se- Kecamatan Kutoarjo, semua sekolah telah melaksanakan pemeliharaan terhadap ruangan akademik yang dimiliki, baik pemeliharaan rutin setiap hari, dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan tersebut juga dilakukan oleh seluruh warga sekolah, terutama penjaga sekolah, siswa, maupun guru. Warga sekolah berhak mengawasi dan melaporkan jika terjadi kerusakan-kerusakan, meskipun untuk eksekusi perbaikan kerusakan tersebut dilakukan sesuai dengan kemampuan sekolah. Dalam petunjuk Teknis Pemeliharaan dan Perawatan Aset Sarana Prasarana Sekolah telah dicantumkan mengenai pedoman tertulis yang seharusnya dimiliki oleh sekolah untuk memudahkan personil sekolah dalam memelihara ruangan sekolah terlampir. Namun, di SMA swasta se-Kecamatan Kutoarjo belum ada yang mencetak pedoman tersebut secara otentik, sehingga kegiatan pemeliharaan ruangan masih dilakukan secara spontanitas dan berdasarkan pengalaman. Hal tersebut dapat menyulitkan personel baru yang belum mengetahui seluk beluk dan budaya di sekolah tersebut. 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan, hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa perubahan jumlah dan kondisi ruangan akademik SMA Swasta se-Kecamatan Kutoarjo selama tahun ajaran 20112012-20132014 cenderung fluktuatif. Fluktuasi perubahan jumlah dan kondisi ruangan akademik tersebut dapat dilihat sebagai berikut. 1. Tahun ajaran 20112012 jumlah ruangan yang ada sebanyak 56 ruangan, dengan kondisi baik sebanyak 52 unit 92, kondisi rusak ringan sebanyak 2 unit 4, dan kondisi rusak berat sebanyak 2 unit 4. Tahun ajaran 20122013 jumlah ruang yang ada sebanyak 62 unit, dengan kondisi baik sebanyak 40 unit 65, kondisi rusak ringan sebanyak 9 unit 15, kondisi rusak sedang sebanyak 9 unit 15, dan kondisi rusak berat sebanyak 4 ruangan 5. Tahun ajaran 20132014 jumlah ruang yang ada sebanyak 55 unit, dengan kondisi baik sebanyak 46 unit 83, kondisi rusak sedang sebanyak 5 unit 9, dan kondisi rusak berat sebanyak 4 unit 8. 2. SMA swasta yang sering mengalami penurunan jumlah dan kondisi ruangan akademik adalah SMA Widya Kutoarjo. SMA swasta yang sering mengalami jumlah dan kondisi ruangan akademik yang berubah-ubah adalah SMA Muhammadiyah Kutoarjo, dan SMA Swasta yang sering mengalami jumlah dan kondisi ruangan akademik yang tetap baik adalah SMA Darul Hikmah Kutoarjo. 3. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa perubahan kondisi ruangan akademik SMA swasta se-Kecamatan Kutoarjo berkaitan dengan beberapa 115 faktor, yaitu usia bangunan sekolah, faktor cuaca, faktor bencana alam, serta pemeliharaan ruangan sekolah yang tergantung pada kondisi keuangan dan teknis pemeliharaan yang dilakukan pada masing-masing sekolah.

B. Saran

Berdasarkan hasil deskripsi mengenai perubahan jumlah dan kondisi ruangan akademik SMA Swasta se-Kecamatan Kutoarjo selama tahun ajaran 20112012- 20132014 sebagaimana telah dipaparkan, maka peneliti merekomendasikan sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendidikan a. Proses pemberian bantuan hibah prasarana gedung kepada sekolah, sebaiknya pemerintah memberikan bantuan tersebut kepada sekolah yang benar-benar membutuhkan dengan melihat kondisi sekolah di lapangan dan dilakukan pengecekan secara teliti. Proses perencanaan sampai pencairan bantuan tersebut sebisa mungkin dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sehingga tidak terjadi adanya keterlambatan. Hal ini karena ada beberapa sekolah yang masih bergantung dan membutuhkan bantuan tersebut untuk memperbaiki kerusakan prasarana gedung yang dimiliki. b. Dinas Pendidikan terkait sebaiknya menentukan standar kriteria kondisi fisik gedung sekolah secara rinci dan otentik sehingga sekolah tidak mengalami kebingungan dalam menentukan jenis kondisi gedung sekolahnya. 116 2. Bagi sekolah a. Sekolah sebaiknya memiliki Standar Operasional Prosedur dalam pemeliharaan Gedung Sekolah yang terinci dan otentik sehingga memudahkan personil sekolah dalam memelihara prasarana tersebut. b. Sekolah sebaiknya meningkatkan kemampuan keuangan masing-masing sehingga tidak menggantungkan biaya hanya pada bantuan pemerintah saja, misalnya memaksimalkan koperasi sekolah yang menyediakan barang dan jasa bagi siswa, guru, maupun masyarakat sekitar. c. Sekolah sebaiknya senantiasa memperluas relasi hubungan masyarakat yang baik, sehingga mampu menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan, misalnya menambah donatur bagi sekolah. 117 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Dardiri. 2012. Analisis Pola, Jenis, dan Penyebab Kerusakan Gedung Sekolah Dasar . Jurnal Teknologi dan Kejuruan Nomor 1 Tahun 2012 Hal. 73. A.L Hartani. 2011. Manajemen Pendidikan . Yogyakarta: Laksbang PressIndo. Anonim. 2011. “Data Jumlah Siswa Sekolah Menengah Atas” Diambil dari http: dapodik.pdkjateng.go.id pada tanggal 05 Mei 2014 pukul 17.00 WIB. Anonim. ____. “Daftar SMA se-Kabupaten Purworejo.” Diambil dari http: referensi.data.kemendikbud.com pada tanggal 05 Mei 2014 pukul 17.10 WIB. Anonim. 2013. “Hujan Deras, Kutoarjo tergenang Banjir.” Diambil dari http: Jogja.tribunnews.com pada tanggal 30 Maret 2015 pukul 17.00 WIB. Anonim. 2013. “Hujan Deras, 11 Kecamatan di Purworejo Diterjang Banjir.” Diambil dari http: m.liputan6.com pada tanggal 30 Maret 2015 pukul 17.05 WIB. Ary H. Gunawan. 1983. Dasar-Dasar Administrasi Sarana Pendidikan. Yogyakarta: Al Hikmah. Dinas PK Kabupaten Purworejo. 2009. Buku saku profil pendidikan Kab. Purworejo. Purworejo: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purworejo. Depdikbud. 1997. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah . Jakarta: Depdikbud. Marsudi Djojodipuro. 1992. Teori Lokasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Gunawan Sudarmanto. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hartati Sukirman, dkk. 1999. Administrasi Supervisi Pendidikan . Yogyakarta: UNY. Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto. 1982. Pengantar Opera sional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset Printing. Ignatius Gherry K.P.G. 2014. Ketersediaan dan Pengelolaan Prasarana Pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung . Skripsi . FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah . Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata, dkk. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung: PT. Refika Aditama. Nanang Martono. 2011. Metode Penelitian Kua ntitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasa rana Sekolah Da sar Madra sah Ibtidaiyah SDMI, Sekolah Menengah Pertama Madrasah Tsana wiyah SMP, MTs Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah SMAMA.