Rekapitulasi Perubahan jumlah dan kondisi Ruangan akademik per-
105
b. Sekolah SMA Swasta se-Kecamatan Kutoarjo yang sering mengalami kondisi
ruangan akademik yang tetap selama tahun ajaran 20112012-20132014. Dari tabel 21 dapat diketahui bahwa sekolah SMA Swasta se-
Kecamatan Kutoarjo yang sering mengalami kondisi ruangan akademik yang tetap selama tahun ajaran 20112012-20132014 adalah SMA Darul Hikmah
Kutoarjo. Selama tahun ajaran 20112012-20132014, ruangan akademik dengan jumlah dan kondisi yang tetap sebanyak 10 unit 71. Prasarana
tersebut yaitu ruang laboratorium bahasa, ruang laboratorium komputer, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang konseling, ruang pimpinan, ruang
guru, ruang tata usaha, ruang OSIS, dan ruang ibadah. Kondisi ruangan yang baik tersebut juga dipengaruhi oleh usia bangunan yang masih baru karena
SMA Darul Hikmah Kutoarjo berdiri pada tahun 2001. Berdasarkan wawancara dengan Ibu PSL selaku ustadzah dan sumber
belajar sekolah, SMA Darul Hikmah Kutoarjo merupakan sekolah satu atap dengan SMP Darul Hikmah Kutoarjo. Kedua sekolah tersebut merupakan
sekolah berbasis pondok pesantren, di bawah yayasan Darul Hikmah. Siswa yang bersekolah d SMA Darul Hikmah Kutoarjo harus menjadi santri dan
tinggal di asrama pondok pesantren Darul Hikmah. Sejauh ini, biaya untuk perawatan maupun perbaikan ruangan akademik sekolah SMA Darul Hikmah
Kutoarjo diatur dan dipenuhi oleh yayasan. Sekolah tersebut bahkan belum pernah menerima bantuan dari pemerintah.
Sebagai sekolah satu atap dengan SMP Darul Hikmah Kutoarjo, manajemen ruangan akademik sekolah dilakukan secara bersama di bawah
komando yayasan Darul Hikmah. Ruang teori kelas yang dimiliki SMA
106
Darul Hikmah Kutoarjo dan SMP Darul Hikmah Kutoarjo sudah terpisah dan masing-masing disesuaikan dengan jumlah rombongan belajar. Akan tetapi,
masih ada prasarana yang digunakan secara bersama- sama seperti ruang perpuastakaan, laboratorium komputer, ruang guru, tata usaha, dan ruang
ibadah. SMA Darul Hikmah belum memiliki ruang laboratorium secara lengkap sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2007 dan Panduan
Teknis Akreditasi Sekolah. Namun, menurut pihak sekolah, kekurangan tersebut dapat diantisipasi dengan adanya kelas mata pelajaran dan sistem
moving class
sehingga apabila ada materi pelajaran praktikum dalam suatu mata pelajaran dapat dilaksanakan di kelas masing-masing.
Menurut Bapak S selaku pengurus bagian sarana dan prasarana sekolah, SMA Darul Hikmah Kutoarjo masih belum berencana untuk menambah
ruang baru di sekolah. Apabila sekolah ingin menambah ruang baru, misalnya ruang kelas baru, maka hal tersebut harus dikoordinasikan dengan asrama
pondok pesantren Darul Hikmah. Hal ini karena siswa SMPSMA Darul Hikmah harus tinggal di asrama Pondok Pesantren Darul Hikmah. Perawatan
ruangan akademik sekolah yang dilakukan oleh SMA Darul Hikmah Kutoarjo direncanakan pada awal tahun, perawatan rutin yang dilakukan misalnya
pengecatan ulang gedung yang biasa dilakukan 2-3 tahun sekali dengan melihat kelayakan ruangan akademik tersebut. Pengecekan kondisi ruangan
akademik sekolah dilakukan secara spontan sepanjang waktu.
107
c. Sekolah SMA Swasta se-Kecamatan Kutoarjo yang sering mengalami
perubahan jumlah dan kondisi ruangan akademikselama tahun ajaran 20112012-20132014
Dari tabel 21 dapat diketahui bahwa sekolah SMA Swasta se- Kecamatan Kutoarjo yang sering mengalami perubahan jumlah dan kondisi
ruangan akademik selama tahun ajaran 20112012-20132014 adalah SMA Muhammadiyah Kutoarjo. Selama tahun ajaran 20112012-20132014,
terdapat 4 jenis ruangan akademik yang mengalami perubahan jumlah dan kondisi. Prasarana tersebut yaitu ruang teori, ruang UKS, ruang konseling,
dan ruang OSIS. Prasarana tersebut kondisinya mengalami perubahan pada setiap tahun ajaran, misalnya pada tahun ajaran 20112012 memiliki kondisi
yang baik, kemudian mengalami kerusakan pada tahun ajaran berikutnya, lalu diperbaiki sehingga menjadi baik kembali.
SMA Muhammadiyah Kutoarjo didirikan pada tahun 1979, berlokasi tepat di sebelah timur alun-alun kota Kutoarjo. Keunikan dari sekolah ini
adalah lokasinya yang berada di tengah pemukiman warga. Pintu gerbang masuk sekolah ini seakan-akan menjadi satu dengan pintu gerbang
pemukiman warga. Dari tata letak ruangan yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah Kutoarjo, terdapat beberapa ruangan yang terlihat terpisah
dari gedung utama sekolah. Ruangan tersebut ternyata merupakan rumah pribadi seseorang yang dihibahkan kepada SMA Muhammadiyah Kutoarjo
untuk kepentingan pendidikan selama SMA tersebut berjalan. Berdasarkan penuturan dari Ibu S selaku bendahara sekolah, pada
tahun ajaran 20132014, SMA Muhammadiyah Kutoarjo memiliki 129 siswa,
108
sebagian besar siswa tersebut berasal dari golongan keluarga kurang mampu sehingga SMA Muhammadiyah Kutoarjo tidak membebani siswa dengan
biaya untuk perbaikan ruangan akademik sekolah. SMA Muhammadiyah Kutoarjo mengandalkan bantuan dari pemerintah sepenuhnya untuk
membiayai perbaikan rehabilitasi ruang sekolah yang mengalami kerusakan. SMA Muhammadiyah Kutoarjo selalu mengusulkan permintaan bantuan
kepada pemerintah setiap tahun sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Untuk menentukan prioritas ruangan yang diusulkan untuk diperbaiki,
sekolah mempertimbangkan kerusakan yang terjadi. Ruangan yang memiliki tingkat keparahan lebih besarakan diusulkan terlebih dahulu untuk
mendapatkan bantuan dari pemerintah. Keterbatasan dana tersebut merupakan salah satu faktor yang
menghambat pemeliharaan ruangan akademik sehingga menyebabkan kondisi ruangan yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah Kutoarjo berubah-ubah.
Ketika beberapa ruangan dalam kondisi yang rusak, sekolah harus menentukan proritas ruangan yang harus diusulkan untuk mendapat bantuan
pemerintah, hal tersebut mengakibatkan ruangan lain harus mengalami penundaan untuk diperbaiki. SMA Muhammadiyah Kutoarjo sering
mendapatkan bantuan dari pemerintah, hal tersebut bukan karena keberuntungan semata, akan tetapi dari kerja keras para guru dan karyawan
yang mengusahakan bantuan tersebut. Ketika pemerintah mengumumkan adanya bantuan dana untuk merehabilitasi ruangan akademik sekolah, pihak
SMA Muhammadiyah akan membentuk panitia untuk pengusulan rehabilitasi ruangan. Langkah- langkah yang ditentukan oleh pemerintah harus dipatuhi
109
dan diikuti dengan seksama, persyaratan yang dibutuhkan harus lengkap dan rinci, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada pelaporan.
Kerusakan ruangan sangat merugikan karena ruangan tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Dari aspek ekonomis, kerusakan ruangan mengakibatkan
sekolah harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi agar ruangan tersebut dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Selain itu,
kerusakan ruangan yang parah akan mengganggu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, sedapat mungkin kerusakan harus dihindarkan.
Penurunan kualitas ruangan bisa juga terjadi akibat terabainya pengguna bangunan melakukan perawatan dan pemeliharaan.
Menurut Sulaiman 2005, kerusakan bangunan adalah cacat atau kegagalan fungsi, performa, tatalaksana atau syarat syarat sebuah bangunan sehingga
mengurangi layanan bagi penggunanya. Kerusakan bangunan merupakan proses melemahnya kekuatan dan ketahanan konstruksi dan material
bangunan menerima beban-beban dari luar atau beban berat sendiri sehingga melebihi kapasitasnya. Jika kondisi tersebut dibiarkan, lama-
kelamaan akan terjadi penurunan kualitas dan akhirnya terjadi kehancuran bangunan.
Kerusakan bangunan disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Ahmad
Dardiri 2012, kerusakan bangunan terjadi akibat tiga hal yaitu pertama faktor manusia yakni pelaku pembangunan yang kurang profesional; kedua, faktor alam
mencakup iklim, cuaca, biologis, kimia; dan ketiga faktor bencana alam. Jika dilihat dari faktor alam, kerusakan yang banyak terjadi pada SMA swasta se-
Kecamatan Kutoarjo disebabkan oleh cuaca dan bencana alam. Ketiga SMA swasta yang terdapat di Kecamatan Kutoarjo berada di pusat kota dan terletak di dataran
rendah. Cuaca yang panas dan hujan dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak pada penurunan kualitas bangunan. SMA Widya Kutoarjo dan SMA
110
Muhammadiyah Kutoarjo telah berdiri sejak tahun 1980 dan tahun 1979, sedangkan SMA Darul Hikmah berdiri pada tahun 2001. Hal tersebut menyebabkan perbedaan
kualitas bangunan sekolah yang dimiliki oleh ketiga sekolah tersebut. Selain faktor cuaca, Kutoarjo yang terletak pada dataran rendah juga rawan bencana alam yaitu
banjir. Intensitas hujan yang tinggi dan terjadi pada waktu yang lama dapat menyebabkan bencana banjir di Kutoarjo dan beberapa kecamatan lain di
Kabupaten Purworejo. Selama tahun 2013, tercatat dua kali bencana banjir di Kecamatan Kutoarjo, yaitu pada bulan Februari dan Desember 2013
Http:Jogja.tribunnews.com
dan
http:m.liputan6.com
. Bencana banjir tersebut tentu saja turut mempengaruhi kualitas bangunan sekolah maupun bangunan lain
yang terendam. Jika dilihat dari faktor manusia, kerusakan- kerusakan yang terjadi pada
ruangan akademik SMA swasta se-Kecamatan Kutoarjo disebabkan oleh perawatanpemeliharaan yang dilakukan kurang maksimal dan kurang profesional.
Sebagian sekolah beralasan bahwa pemeliharaan ruangan kurang maksimal karena terbatasnya dana yang dimiliki sekolah untuk memelihara memperbaiki ruangan
yang rusak dan bergantung pada bantuan pemerintah. Meskipun yayasan juga secara rutin mengalirkan dana kepada sekolah, namun dana tersebut tidak hanya
dialokasikan untuk pemeliharaan ruangan sekolah, tetapi juga untuk biaya operasional sekolah yang lain.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Pasal 43 disebutkan bahwa,
“Pendanaan biaya non personalia untuk kantor penyelenggaraan danatau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang
111 didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan
pendidikan yang bersangkutan” Sumber dana yang diperoleh oleh SMA Swasta berasal dari yayasan, wali
siswa, serta bantuan dari pemerintah. Akan tetapi, bantuan dari pemerintah sifatnya tidak pasti karena bantuan tersebut diberikan hanya jika sekolah menawarkan diri
serta mampu melalui serangkaian proses yang panjang dan rumit. Hal tersebut menyebabkan keberlangsungan sekolah swasta sangat bergantung pada dana yang
didapatkan sendiri oleh sekolah, yaitu dari yayasan dan wali siswa. Jumlah siswa yang dimiliki oleh sekolah turut memengaruhi kemampuan pendanaan sekolah.
Pemeliharaan ruangan sekolah juga memiliki andil yang besar dalam perubahan kondisi ruangan akademik sekolah. Pemeliharaan dan pengawasan
secara kontinyu terhadap kondisi komponen-komponen bangunan gedung sekolah akan sangat membantu untuk menekan pembiayaan yang besar serta dapat
mengurangi tingkat kerusakan yang parah. Untuk itu peran serta dan kontribusi pihak-pihak terkait di tingkat internal sekolah sangat membantu terlaksananya
kegiatan pemeliharaan. Di dalam Petunjuk Teknis Pemeliharaan danPerawatan Aset Sarana Prasarana Sekolah Bersama Masyarakat yang diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan Republik Indonesia, pemeliharaan sarana-prasarana sekolah dan lingkungannya dimaksudkan untuk:
a. Untuk mengoptimalkan pemakaian dan umur bangunan, jika dilihat
dari faktor ekonomis bahwa memelihara adalah untuk mencapai efisiensi penggunaan anggaran perawatan.
b. Untuk menjamin kesiapan operasional penggunaan gedung dan
penunjangnya, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat optimal. c.
Untuk menjamin keandalan bangunan melalui kegiatan pengechekan secara rutin dan teratur.
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan
gedung beserta sarana penunjangnya.
112
Kegiatan pemeliharaan menurut frekuensiwaktu pelaksanaannya dibagi dalam dua kelompok, yaitu: Kegiatan Pemeliharaan Rutin Harian, Mingguan dan
Kegiatan Pemeliharaan Bulanan Berkala. Kedua kelompok jenis pemeliharaan tersebut saling menunjang. Tanpa adanya pemeliharaan rutin oleh semua pengguna,
maka sarana-prasarana sekolah dan lingkungannya akan kurang berfungsi baik dan lebih mudah rusak, sehingga membebani kegiatan pemeliharaan bulananberkala.
Kegiatan pemeliharaan rutin harian dan mingguan terutama ialah untuk memelihara kebersihan dengan menyapu, melap, mengepel dan sebagainya, disertai kegiatan
meringkas dan merapikan, sehingga segala sesuatu peralatan belajar, alat pembersih, dan sebagainya berada pada tempat yang semestinya. Termasuk juga
kegiatan mencatat kalau ada peralatan, maupun sarana-prasarana yang menunjukkan tanda-tanda akan rusak, sehingga dapat mengusulkan tindakan
perawatan sejak dini, misalnya tindakan menggeser genteng atau membersihkan talang agar kebocoran dapat dicegah.
Kegiatan pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah merupakan kegiatan semua warga sekolah, baik para siswa, para guru, kepala sekolah, komite sekolah
bahkan warga masyarakat di sekitar sekolah. Jadi bukan tugas penjaga sekolah saja, sebagaimana anggapan umum selama ini. Karena selain jumlah tenaga penjaga
sekolah yang terbatas, berbagai permasalahan yang terjadi pada ruangangedung sekolah juga menyangkut keterlibatan semua pihak. Setiap saat, baik kepala
sekolah, guru, siswa piket dapat mengingatkan setiap warga sekolah akan pentingnya pembiasaan kegiatan pemeliharaan sekolah, baik di dalam maupun luar
gedung. Baik sebagai pesan saat upacara pagi maupun saat siswa akan pulang.
113
Disamping itu, perlu ada pemantauan oleh guru dan siswa piket akan kebersihan ruangan masing-masing, serta ada sesi atau tempat melapor kalau ditemukan bagian
yang kotor, bocor atau kerusakan lainnya. Dengan begitu diharapkan kepekaan akan kebersihan dan pembiasaan dalam pemeliharaan rutin akan terjadi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di SMA swasta se- Kecamatan Kutoarjo, semua sekolah telah melaksanakan pemeliharaan terhadap
ruangan akademik yang dimiliki, baik pemeliharaan rutin setiap hari, dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan tersebut juga dilakukan oleh seluruh warga
sekolah, terutama penjaga sekolah, siswa, maupun guru. Warga sekolah berhak mengawasi dan melaporkan jika terjadi kerusakan-kerusakan, meskipun untuk
eksekusi perbaikan kerusakan tersebut dilakukan sesuai dengan kemampuan sekolah.
Dalam petunjuk Teknis Pemeliharaan dan Perawatan Aset Sarana Prasarana Sekolah telah dicantumkan mengenai pedoman tertulis yang seharusnya dimiliki
oleh sekolah untuk memudahkan personil sekolah dalam memelihara ruangan sekolah terlampir. Namun, di SMA swasta se-Kecamatan Kutoarjo belum ada
yang mencetak pedoman tersebut secara otentik, sehingga kegiatan pemeliharaan ruangan masih dilakukan secara spontanitas dan berdasarkan pengalaman. Hal
tersebut dapat menyulitkan personel baru yang belum mengetahui seluk beluk dan budaya di sekolah tersebut.
114