Target Pencapaian Program Mentoring Agama Islam Komponen Program Mentoring Agama Islam

27 e. Menjadikan program mentoring sebagai sarana kaderisasi pelajar muslim untuk mau bergerak menyeru pada hal yang ma’ruf kebaikan dan mencegah dari yang munkar buruk. f. Meningkatkan intelektualitas siswa baik dalam bidang keagamaan, akademik dan non akademik.

6. Target Pencapaian Program Mentoring Agama Islam

Pada proposal program mentoring Agama Islam SMA N 5 Yogyakarta 20132014 target pencapaian program mentoring di selenggarakan dengan tujuan: a. Pelajar melaksanakan ibadah wajib seperti sholat lima waktu dan ibadah sunnah. b. Meningkatkan jumlah siswa yang sholat berjamaah di Masjid. c. Kemampuan siswa dalam membaca Al- Qur’an bertambah. d. Meningkatkan potensi siswa dalam bidang akademik dan non akademik. e. Pelajar yang memiliki akhlakul karimah dan hormat kepada orang tua dan guru. f. Menciptakan ukhuwah antar siswa kelas X secara menyeluruh. g. Kurang lebih 40 siswa kelas X mau melanjutkan mentoring di kelas XI.

7. Komponen Program Mentoring Agama Islam

Komponen dalam program mentoring sesuai dengan Standar Operasional Pelaksanaan Mentoring Sekolah Kota Yogyakarta yang 28 dikeluarkan oleh SKETSA TIMSUS SOP 2011, pelaksanaan program mentoring setidaknya harus memenuhi standar sebagai berikut: a. Tersedia Pengelola Mentoring. b. Tersedia Mentor. c. Memiliki Kurikulum. d. Memiliki Sistem Penilaian Program Mentoring. Di dalam Standar Operasional Pelaksanaan Mentoring Sekolah Kota Yogyakarta yang dikeluarkan oleh SKETSA TIMSUS SOP 2011 dapat dijabarkan juga standar penyelenggaraan program mentoring yaitu: a. Pengelola Mentoring Berikut adalah standar minimum kualifikasi pengelola mentoring: 1 Soft Skil Seorang pengelola mentoring mengetahui: a Dunia Remaja dan Urgensi Mentoring Sekolah. b Profil Pengelola Mentor Ideal. c Qiyadah Wal Jundiyah kepemimpinan. d Team Work Amal Jama’i. e Creative Thinker Berpikir Kreatif. 2 Hard Skill Seorang Pengelola Mentoring memiliki kemampuan dalam: a Pembuatan Proposal dan Administrasi Mentoring. b Pembuatan Riset Pelajar Peserta Mentoring. c Pengelolaan Mentor. 29 d Pengelolaan Mentoring. e Penggunaan SMAS Sketsa Management Administration System. f Teknik Lobi Birokrasi. Pengelola mentoring berasal dari para alumni yang masih berkomunikasi baik dengan pihak sekolah. Pengelola mentoring mengambil peranan dalam hal mengelola mentoring secara umum, dalam hal ini bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan mentoring yang meliputi mentor, peserta mentoring, dan program-program yang akan dibuat. Fungsi pengelola mentoring mengelola pelaksanaan mentoring dari mulai membuat program sampai mengevaluasi kegiatan mentoring, dengan kata lain pengelola mentoring dapat dikatakan sebagai motor penggerak kegiatan mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta b. Mentor Kompetensi mentor menurut Muhammad Ruswandi dan Rama Adeyasa 2012: 121 berdasarkan UU No. 13 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 10: kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai standar yang ditetapkan. Makna kompetensi juga ada dalam UU No.202003 tentang sisdiknas. Penjelasan pasal 35 1: “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan 30 yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”. Sebelum menjadi seorang mentor, maka seorang calon mentor setidaknya memiliki beberapa kualifikasi sebagai modal awal. Seperti yang tercantum pada Standar Operasional Pelaksanaan Mentoring Sekolah Kota Yogyakarta yang dikeluarkan oleh SKETSA TIMSUS SOP 2011 standar kompetensi mentor terdiri dari: 1 Pernah Menjadi Peserta Mentoring mentee. 2 Mendapat Rekomendasi dari Murabbi Guru. 3 Memiliki Kompetensi Personal, Social, Profesional. 4 Pernah Menjadi Mentor Sebelumnya Bukan Poin Utama. c. Kurikulum Rusman 2009: 3 mengatakan kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kaitannya dengan dengan program mentoring, kurikulum di sini adalah bidang studi yang diajarkan kepada mentee sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta, kurikulum tersebut meliputi: 1 Pendekatan personal dan kekompakan kelompok mentoring. 2 Menjalankan ibadah wajib. 31 3 Berkepribadian hanif. 4 Mau memperbaiki diri dan orang lain. 5 Mau mendengar nasihat kebaikan. 6 Simpatik terhadap problematika ummat. d. Penilaian Program Mentoring Agama Islam Berdasarkan Standar Operasional Pelaksanaan Mentoring Sekolah Kota Yogyakarta yang dikeluarkan oleh SKETSA SKETSA- TIMSUS SOP, 2011: 2, penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta mentoring mencapai kompetensi dan menjadi acuan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan mentoring. Penilaian dapat dilakukan pada awal, proses, dan akhir kegiatan mentoring. Penilaian dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Mentor setidaknya melakukan dua penilaian yakni penilaian awal dan penilaian akhir. Penilaian awal dapat dilakukan dengan instrumen kuesioner, soal pretest, atau panduan wawancara. Pada akhir kegiatan mentoring, mentor dapat menilai persentase kehadiran siswa dengan soal post test atau ujian praktek, dan menilai meningkatkan kualitas amalan yaumiyah melalui mutaba’ah amalan harian.

B. Penelitian Relevan