90 agar nantinya diharapkan materi yang ingin diberikan kepada peserta
mentoring dapat mudah disampaikan. Mentor juga perlu memiliki kreativitas dalam menyampaikan materi yang telah disusun sehingga
program mentoring tidak menjadi membosankan dan bersifat monoton. Pihak sekolah yang bekerja sama dengan tim pengelola mentoring
membuat kegiatan-kegiatan penunjang yang dikhususkan untuk para mentor seperti sekolah mentor, vitament, temu mentor, training, dan
tamasya bersama. Tujuan diadakannya kegiatan penunjang untuk mentor adalah supaya pengetahuan dan pemahaman mentor bertambah mengenai
mentoring, sehingga memiliki kapabilitas dalam mengampu mentoring.
2. Pelaksanaan Program Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Program mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta bukan merupakan program yang telah berjalan sudah hampir sembilan tahun yang lalu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber, peneliti mengetahui bahwa bentuk pelaksanaan program mentoring di SMA Negeri
5 Yogyakarta terbagi menjadi dua kegiatan yakni kegiatan utama dan kegiatan yang sifatnya pelengkap.
Kegiatan utama mentoring dilaksanakan seminggu sekali pada hari Jumat. Kegiatan utama dilaksanakan dengan membagi peserta mentoring
ke dalam beberapa kelompok-kelompok kecil yang berjumlah antara 6-8 siswa. Setiap kelompok akan didampingi oleh satu atau dua mentor selaku
penasihat utama yang akan bertemu selama kurang lebih 1-2 jam secara
91 rutin. Lokasi mentoring bebas sesuai dengan kesepakatan bersama, bisa di
Masjid, halaman sekolah, ataupun ruang kelas. Kegiatan mentoring diawali dengan pembukaan mentor dan
dilanjutkan dengan membaca Al Quran secara bergiliran dari peserta mentoring. Agenda mentoring kemudian ditentukan dengan membahas
tema akan materi tertentu atau sharing pengalaman. Untuk materi cenderung menyesuaikan dengan kurikulum yang sudah disusun, sehingga
memiliki urutan dan keterkaitan antara satu dengan lainnya. Metode yang digunakan dalam menyampaikan materi mentoring
juga beragam antara satu mentor dengan mentor lainnya. Mentor biasanya menyesuaikan konteks dari materi yang akan disampaikan kepada peserta
mentor. Pendekatan yang paling sering digunakan dalam mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta yakni ceramah. Namun ada juga mentor yang
membuat permainan dalam penyampaian materi. Metode lainnya yang digunakan dalam mentoring yakni melalui keteladanan, menonton film,
dan juga menarik simpati peserta mentoring. Untuk kegiatan pelengkap dilaksanakan secara insidental sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan. Di SMA Negeri 5 Yogyakarta kegiatan pelengkap dilaksanakan tidak hanya untuk peserta mentoring akan tetapi
berlaku untuk pengelola mentoring dan mentor. Contoh kegiatan pelengkap yang telah dilaksanakan seperti stadium general mentoring,
training mentor, tamasya bersama, up grading dan lain-lain.
92 Kegiatan lain yang sering dilaksanakan di luar konteks keagamaan
yakni study club. Kegiatan ini berisi belajar bersama akan materi pelajaran yang peserta mentoring kurang pahami. Study club dilaksanakan ketika
mendekati ujian semester di sekolah. Kegiatan biasanya dilakukan di dalam kelas dengan membahas soal-soal sesuai dengan keinginan dari
peserta mentoring. Di dalam kegiatan ini, tim pengelola mentoring memberikan kepercayaan kepada siswa yang dianggap mampu dan cerdas
untuk membantu teman-temannya belajar. Tujuan dari kegiatan-kegiatan tersebut baik yang sifatnya utama atau
pun pelengkap pada akhirnya untuk menciptakan siswa yang aktif dan selalu berkembang. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional akan pengertian pendidikan yakni untuk mewujudkan peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritul keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Hasil Karakter Siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta Setelah Mengikuti Program Mentoring Agama Islam