Implementasi Program Mentoring Agama Islam

20 5 Refleksi Refleksi merupakan kemampuan sadar khas manusiawi. Dengan kemampuan sadar ini, manusia mampu mengatasi diri dan meningkatkan kualitas hidupnya dengan lebih baik. Jadi, setelah tindakan dan praksis pendidikan karakter itu terjadi, perlulah diadakan semacam pendalaman, refleksi, untuk melihat sejauh mana lembaga pendidikan telah berhasil atau gagal dalam melaksanakan pendidikan karakter. Keberhasilan dan kegagalan ini lantas menjadi sarana untuk meningkatkan kemajuan yang dasarnya adalah pengalaman itu sendiri. Kelima hal di atas merupakan unsur-unsur yang bisa menjadi pedoman dan patokan dalam menghayati dan mencoba menghidupi pendidikan karakter di dalam setiap lembaga pendidikan.

3. Implementasi Program Mentoring Agama Islam

Kamus Webster dalam Joko Widodo 2008: 86 implementasi diartikan sebagai ”to provide the means for carrying out menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu; to give practical effects to menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu”. Implementasi berarti menyediakan sarana untuk melaksanakan suatu kebijakan dan dapat menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu tertentu. Program di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 1104 didefinisikan sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan. Suharsimi Arikunto 1988: 1 menyatakan bahwa 21 program adalah “rencana”, dengan demikian maka program itu bertujuan dan keberhasilannya dapat diukur. Pencapaian tujuan tersebut diukur dengan cara dan alat tertentu. Jones dalam Arif Rohman 2009: 101-102 mengatakan program adalah salah satu komponen-komponen dalam suatu kebijakan, program merupakan upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan. Joan L. Herman dalam Farida Yusuf Tayibnapis 2008: 9 mengatakan program ialah segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. S. Eko Putro Widoyoko 2010: 8 menyatakan bahwa program diartikan sebagai serangkan kegiatan yang direncanakan dengan seksama dan dalam pelaksanaannya berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang. Dalam pengertian tersebut ada empat pokok unsur dapat dikategorikan sebagai program yaitu: a. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan seksama, bukan asal rancangan, tetapi rancangan kegiatan yang disusun dengan pemikiran yang cerdas dan cermat. b. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain. Dengan kata lain ada keterkaitan antar kegiatan sebelum dengan kegiatan sesudahnya. c. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik organisasi formal maupun organisasi non formal. 22 d. Kegiatan tersebut dalam implementasi atau pelaksanaannya melibatkan banyak orang, bukan kegiatan yang dilakukan perorangan tanpa ada kaitannya dengan kegiatan orang lain. Menurut Charles O. Jones Siti Erna Latifi Suryana, 2009: 28 ada tiga pilar aktivitas dalam mengoperasikan program yaitu : a. Pengorganisasian Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan program, sehingga tenaga pelaksana dapat terbentuk dari sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas. b. Interpretasi Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. c. Penerapan atau Aplikasi Perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar program kerja dapat berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan program lainnya. Pada tataran kebijakan di tingkat sekolah, sekolah memiliki program-program untuk membantu mewujudkan visi misi yang telah disusun. SMA Negeri 5 Yogyakarta sebagai lokasi penelitian telah menjalankan program mentoring Agama Islam dalam upaya untuk membangun karakter siswa dan sebagai salah satu penilaian dalam pelajaran pendidikan Agama Islam. 23 Mentoring menurut Smith dalam Aiman Ghalib 2011: 5 adalah suatu proses interaksi antara mentor individu yang lebih berpengalaman dengan mentee untuk membantu mengembangkan beberapa hal yang diantaranya adalah pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta pencapaian prestasi dan karir. Mentoring merupakan: a. hubungan dua arah, interaktif, berbagi ide, dan hubungan sukarela yang berbasis saling menghormati dan kepercayaan sebuah sistem dukungan proaktif. b. bersifat unik, personal dan hubungan yang cukup pribadi berbeda dengan konsep hubungan orangtua – anak. c. suatu jalan membantu siswa dalam menemukan jalan hidupnya; berbeda dengan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan telling them what to do. Ruswandi dan Adeyasa 2012: 1 mengatakan mentoring merupakan salah satu sarana tarbiyah Islamiyah pembinaan Islami, yang didalamnya dilakukan pembelajaran Islam. Orientasi dari mentoring itu sendiri adalah pembentukan karakter dan kepribadian Islami peserta mentoring syakhsiyah Islamiyah. Mentoring berasal dari bahasa Inggris ‘mentor’ yang berarti penasehat. Mentoring secara umum merupakan kegiatan pendidikan dalam perspektif lebih luas dengan pendekatan saling menasehati. Satria Hadi Lubis 2010: 16 mendefinisikan kata mentoring adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu Halaqah lingkaran atau usrah, sebuah istilah yang ada hubungannya dengan 24 dunia pendidikan, khususnya pendidikan atau pengajaran Islam tarbiyah Islamiyah. Istilah mentoring halaqah biasanya digunakan untuk menggambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin mengkaji ajaran Islam. Jumlah perserta dalam kelompok kecil tersebut berkisar antara 6 sampai 8 orang. Beberapa kalangan, halaqahusrah disebut juga mentoring, ta’lim, pengajian kelompok. Seperti yang dijelaskan di dalam Standar Opersional Pelaksanaan Mentoring Sekolah Kota Yogyakarta SKETSA-TIMSUS SOP, 2011: 6 bahwa mentoring Agama Islam dapat diartikan sebagai salah satu sarana pendidikan yang bertujuan membentuk karakter dan kepribadian Islam melalui pendekatan teman sebaya. Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa program mentoring merupakan bentuk kegiatan pengkajian Agama Islam yang menyatu dan diwujudkan dalam bentuk pengajian rutin siswa di sekolah serta kegiatan lain di luar sekolah seperti pelatihan, mabit malam bina iman dan taqwa, pesantren kilat, olahraga, tamasya, dan berbagai bentuk kegiatan untuk pengembangan diri menuju manusia berkarakter. Dalam pelaksanaannya, siswa yang terlibat akan dibagi ke dalam kelompok- kelompok kecil. Satu kelompok mentoring terdiri dari 6 sampai 8 orang yang dipimpin oleh seorang pembimbing mentor yang merupakan alumni dari sekolah yang bersangkutan atau pihak luar yang memang diperbantukan untuk program ini. 25

4. Metode Kegiatan Mentoring Agama Islam