71 “Membangun karakter berdasarkan religi terutama disini
mayoritas Islam, dasarnya jelas, mau dibawa anak itu karakternya itu jelas arahnya, utamanya harus bertangungjawab dengan
Tuhannya karena dengan demikian memiliki tanggungjawab tidak sekedar dengan manusia tetapi untuk tuhannya terutama dan
otomatis
hubungan dengan
kemanusiannya” WWJS19
November 2013 Selain itu narasumber lain yakni Bapak JM selaku Kepala Sekolah
mengungkapkan: “
Mentoring merupakan sarana pembentukan karakter bagi pengelola mentoring, mentor, maupun peserta mentor. Hal tersebut
untuk meningkatkan tingkat keimanan dan ketaqwaannya, yang merupakan suatu pondasi, sehingga selama ini adanya mentoring
di SMAN 5 Yogyakarta kami kawal secara serius sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu unsur yang bisa kami
upayakan untuk melengkapi, dan mengembangkan karakter yang ada di sekolah itu” WWJM18 November 2013
Secara praktis, mentoring adalah untuk mengukir akhlak melalui proses pengetahuan tentang kebaikan, mencintai kebaikan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan. Dari konsep inilah mentoring dijadikan salah satu sarana dalam proses pembentukan karakter bagi
siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta.
3. Teknik Penilaian pada Siswa Peserta Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, dapat diketahui teknik penilaian pada siswa peserta mentoring SMA Negeri 5
Yogyakarta sebagai berikut:
72 Tabel 3. Teknik Penilaian pada Siswa
No Teknik Penilaian
Uraian 1.
Soal PretestWawancara Panduan wawancara
yang sudah dibuat oleh pengelola mentoring.
2. Ujian Tertulis
Soal yang sudah dibuat oleh pengelola mentoring.
3. Ujian Praktek
Ujian praktek wudhu, ujian praktek shalat.
4. Penilaian
Mutabaah Yaumiyah
Lembar mutabaah yaumiyah yang sudah
disusun oleh
pengelola mentoring.
Penilaian yang ada di dalam program mentoring mengacu pada penilaian siswa sebagai peserta mentoring. Seperti yang diutarakan oleh
salah satu mentor yang ada di SMA Negeri 5 Yogyakarta yang mengatakan bagaimana menilai atau mengevaluasi dalam setiap kegiatan
mentoring: “Penilaian dari proses pertemuan, mengikuti hobi mentee kemudian
juga mengikuti perkembangan. Mutabaah yaumiyah” WWNZ22 November 2013
Senada dengan yang diungkapkan NZ bahwa evaluasi mentoring juga dilihat dari perkembangan dalam kesehariannya
mutabaah yaumiyah, NM juga mengungkapkan cara menilai atau mengevaluasi
yaitu: “Dari awal kami memantau perkembangan mentee, yang kurang
mencoba mengetahui bagaimana kesehariannya, yang sudah lancar tetap mengawasi perkembangan mereka” WWNM22 November
2013
Dipertegas oleh DS salah satu tim pengelola mentoring yang mengatakan: “Penilaian dari presensi, di akhir mentoring ada ujian, ujian tulis
dan praktik, keaktifan mentee” WWDS22 November 2013.
73 Dari paparan di atas dapat disimpulkan penilaian awal bisa
dilakukan dengan soal pretest, atau panduan wawancara. Sedangkan pada akhir kegiatan mentoring, mentor dapat menilai persentase kehadiran
mentee dengan soal post test atau ujian praktek, dan menilai peningkatan kualitas amalan yaumiyah melalui mutaba’ah. Penilaian dilakukan oleh
mentor, secara berkala terhadap seluruh peserta mentoring.
4. Metode Pendidikan Karakter melalui Program Mentoring