31 3 Berkepribadian hanif.
4 Mau memperbaiki diri dan orang lain. 5 Mau mendengar nasihat kebaikan.
6 Simpatik terhadap problematika ummat. d. Penilaian Program Mentoring Agama Islam
Berdasarkan Standar Operasional Pelaksanaan Mentoring Sekolah Kota Yogyakarta yang dikeluarkan oleh SKETSA SKETSA-
TIMSUS SOP, 2011: 2, penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta mentoring mencapai kompetensi dan menjadi acuan
untuk melakukan perbaikan pelaksanaan mentoring. Penilaian dapat dilakukan pada awal, proses, dan akhir kegiatan mentoring. Penilaian
dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Mentor setidaknya melakukan dua penilaian yakni penilaian
awal dan penilaian akhir. Penilaian awal dapat dilakukan dengan instrumen kuesioner, soal pretest, atau panduan wawancara. Pada
akhir kegiatan mentoring, mentor dapat menilai persentase kehadiran siswa dengan soal post test atau ujian praktek, dan menilai
meningkatkan kualitas amalan yaumiyah melalui mutaba’ah amalan harian.
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan berbagai kajiannya akan menjadi masukan untuk melengkapi penelitian ini, penelitian relevan tersebut yaitu.
32 1. Penelitian yang dilakukan oleh Aftatiningsih 2011 Universitas Negeri
Yogyakarta, dengan judul “Peranan Mentoring Dalam Membentuk Karakter Siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta” skripsi. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Bentuk peranan mentoring dalam membentuk
karakter siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta dapat dilihat dari: pertama, peranan yang sudah dilakukan pengurus mentor yaitu mengelola kegiatan
mentoring dari merencanakan program sampai proses evaluasi. Kedua, peranan yang dilakukan mentor yaitu menjalankan program dan proses
mentoring dengan menjadi pembina bagi para peserta mentoring. Ketiga, peserta mentoring yaitu menjalankan peranannya menghadiri dan
mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan dalam kegiatan mentoring. Secara keseluruhan pengelola mentoring, mentor, dan peserta mentoring
sudah menjalankan peranannya sesuai dengan status dan kewajibannya meskipun belum maksimal, 2 Setidaknya ada tujuh bentuk output karakter
pada diri siswa setelah mengikuti kegiatan mentoring di SMA Negeri 2 Yogyakarta yaitu akidah, ketaatan dalam beribadah, amanah, sifat Qonaah,
visioner, kerjasama, peduli. Selain itu mentoring juga memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bisa dijadikan sebagai dasar dalam melangkah, 3
Faktor yang menjadi pedorong utama dari adanya kegiatan mentoring dalam membentuk karakter siswa yaitu adanya sistem pengelolaan
mentoring yang sudah dirancang dengan cukup baik dan adanya peranan mentor sebagai problem solver untuk siswa. Faktor penghambat utama
33 dalam proses kegiatan mentoring yaitu kurangnya sosialisasi dan variasi
pelaksanaan mentoring sehingga mengakibatkan naik turunnya motivasi siswa dalam mengikuti mentoring.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Awalludin Basori 2013 Universitas Pendidikan Indonesia, dengan judul “Pelaksanaan Program Mentoring
Agama Islam sebagai Alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam Pendidikan Berbasis Karakter
” skripsi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1
perencanaan program mentoring Agama Islam yang diperuntukkan pada pembentukan karakter siswa berbasis muwashafat tarbiyah yaitu dengan
disusunnya perencanaan dalam bentuk panduan kurikulum mentoring Agama Islam yang menjadi panduan bagi para pengelola dan juga
pementor, 2 pelaksanaan pembelajran pada MAI SMP IT Qordova dikenal dengan sistem kelompok kecil small group environment dimana
satu kelompok mentoring dibatasi jumlahnya maksimal 12 orang dan dipimpin oleh seorang mentor. pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
dengan melalui tahap pembuka, tahap inti dan tahap penutup. Dalam proses penanaman karakter kerika pembelajaran dilakukan dengan
pembiasaan, keteladan, dan pembelajaran contextual teaching learning CTL, 3 proses evaluasi yang dilakukan adalah dengan adanya lembar
mutaba’ah yaumiyah evaluasi aktivitas harian, pengamatanobservasi serta dengan melakukan wawancara. Kriteria dalam proses penilaian
adalah 10 muwashafat yaitu salimul aqidah, shahihul ibadah, matnul
34 khuluq, mutsaqaful fikr, qowwiyul jismi, mujahidul li nafsi, munazham fii
syu’unihi, qadirun alal kasbi, harisun ‘ala waqhti, dan nafi’un li ghoirihi. Kriteria evaluasi juga mengacu kepada standar quality assurance QA
yang sudah ditetapkan, 4 program mentoring Agama Islam yang dilaksanakan berdampak positif terhadap perilaku siswa baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumahnya. Letak perbedaan dengan penelitian ini yakni dari fokus permasalahan
yang diteliti, waktu penelitian dan subjek penelitian yang menjadi informasi dalam proses pengumpulan data. Pada penelitian kali ini memfokuskan
tentang bagaimana pelaksanaan program mentoring dalam membentuk karakter siswa yang berlangsung di SMA Negeri 5 Yogyakarta.
C. Kerangka Berpikir