40 4. Mentor
Mentor yang dimaksud adalah yang berperan sebagai pendamping atau konselor yang menjadi pelaksana aktifitas program mentoring dan
berinteraksi secara langsung dengan siswa peserta mentoring. 5. Mentee Peserta Mentoring
Peserta mentoring yang sering juga disebut mentee adalah siswa kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta yang mengikuti program mentoring.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data agar menangkap makna secara tepat, cermat, rinci, dan komprehensif, maka dalam penelitian ini pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung Nana Syaodih Sukmadinata, 2006:
220. Menurut Spradley dalam Sugiyono 2012: 314 observasi terdiri
atas tiga komponen yaitu : a.
Place tempat berlangsungnya interaksi sosial di sekolah. b.
Actor pelaku yaitu orang-orang yang sedang memainkan peranan tertentu, dalam hal ini adalah mentor dan peserta mentoring.
c. Activity kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial,
dalam hal ini adalah kegiatan mentoring.
41 Teknik observasi yang digunakan adalah partisipasi pasif, yakni peneliti
datang di tempat kegiatan mentoring berlangsung, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
2. Wawancara Wawancara seperti yang ditegaskan oleh Lexy J. Moleong 2009:
186 adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang
mengajukan pertanyaan
dan terwawancara
interviewiee yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk menggali data dari informan tentang pelaksanaan
program mentoring dalam membentuk karakter siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta. Hasil wawancara ini adalah berupa data deskriptif yang
nantinya akan digunakan untuk melengkapi pembahasan hasil penelitian. Teknik wawancara menjadi metode pengumpulan data yang
berguna dalam penelitian ini, karena informasi yang diperoleh dapat lebih mendalam sebab peneliti mempunyai peluang lebih luas untuk
mengembangkan lebih jauh informasi yang diperoleh dari informan dan melalui teknik wawancara peneliti mempunyai peluang untuk dapat
memahami bagimana pelaksanaan program mentoring dalam membentuk karakter siswa.
Proses wawancara
dilakukan dengan
terlebih dahulu
mempersiapkan pedoman wawancara. Pedomana wawancara tersebut terlampir tersusun dan digunakan sebagai arah agar wawancara terfokus
42 yaitu tentang pelaksanaan program mentoring dalam membentuk karakter
siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan beberapa kali dan dengan informan yang berbeda-beda siswa,
mentor, pengelola mentoring, guru, dan kepala sekolah. 3. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto 1993: 206 menyatakan metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Hadari Nawawi 2005: 133 menyatakan bahwa studi
dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat,
dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dengan studi dokumentasi ini peneliti mendapat suatu penjelasan
yang akurat dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masalah, tujuan, fungsi dan
sebagainya. Penelitian ini menggunakan dokumentasi berupa foto-foto kegiatan mentoring, arsip kegiatan, hasil lembar wawancara, observasi
dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta.
E. Instrumen Penelitian