Menurut Brigham dan Houston 2006:238 menyatakan ada dua jenis risiko investasi yaitu:
1. Risiko yang dapat didiversifikasikan Merupakan bagian dari risiko sebuah saham yang dikaitkan dengan
peistiwa-peristiwa acak yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Seperti tuntutan hukum, pemogokan, progam pemasaran yang berhasil dan
gagal, memenangkan atau kalah dalam kontrak besar, dan peristiwa- peristiwa lain yang khusus bagi suatu perusahaan tertentu. Karena bersifat
acak, pengaruh berbagai peristiwa ini pada suatu portofolio dapat dihilangkan diversifikasi. Peristiwa merugikan yang terjadi pada satu
perusahaan akan dihilangkan oleh peristiwa menguntungkan di perusahaan lain.
2. Risiko Pasar Merupakan bagian dari risiko sebuah sekuritas yang tidak dapat
dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko ini tumbuh dari faktor-faktor yang secara sistematis akan mempengaruhi sebagian besar perusahaan:
perang, inflasi, resesi, dan tingkat suku bunga yang tinggi. Karena kebanyakan saham akan dipengaruhi secara negatif oleh faktor-faktor ini,
risiko pasar tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
2.2.5 Pengukuran Risiko
Risiko sering diasosiakan dengan variabilitas atau dispersi dari return, semakin besar variabilitas return suatu aset, semakin besar kemungkinan return
berbeda dengan hasil yang diharapkannya. Pengukur variabilitas return yang
Universitas Sumatera Utara
paling umum digunakan adalah varians variance dan deviasi standar standard deviation. Varians mengukur rata-rata selisih kuadrat antara return-return aktual
dan rata-rata returnnya Tandeilin, 2010:54. Varian dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
1
1 2
2
− −
=
∑
=
n R
R
n t
j jt
j
σ
Keterangan :
2 j
σ : Varian
jt
R
: Return aktual pada periode ke t
j
R
: Rata-rata return n : jumlah dari observasi
sedangkan untuk menghitung standar deviasi merupakan akar pangkat dua dari varians σ. Antara risiko dan return mempunyai hubungan yang positif, semakin
besar risiko suatu investasi maka return nya juga akan semakin besar. Menurut Brigham dan Houston 2006:240 beta merupakan suatu ukuran
dari risiko pasar, yaitu sampai sejauh mana pengembalian dari sebuah saham tertentu mengalami pergerakan di dalam bursa saham. Husnan 1994: 362
menyatakan bahwa pemodal yang memiliki berbagai portofolio, dengan kata lain melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio, beta lebih tepat dipakai sebagai
ukuran risiko. Nilai beta mengukur volatilitas saham secara relatif terhadap rata-rata
saham yang menurut defenisinya jika nilai beta sebesar 1,0 yang mengindikasikan
Universitas Sumatera Utara
bahwa secara umum, jika pasar bergerak naik sebesar 10 persen, maka saham tersebut juga akan bergerak naik sebesar 10 persen sedangkan bila saham turun
sebesar 10 persen, maka saham tersebut juga akan turun sebesar 10 persen Brigham dan Houston, 2006:242.
Menurut Jogiyanto, 2003: 267 beta dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar
selama periode tertentu dengan asumsi bahwa hubungan antara return sekuritas dan return pasar adalah linier, maka beta dapat diestimasi secara manual dengan
memplot garis diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi. Persamaan regresi yang dapat didasarkan pada model indeks tunggal atau dengan model
CAPM. Bila digunakan model indeks tunggal maka rumusnya adalah sebagai berikut :
R
i
=α
i
+β
i
.R
m
+e Keterangan :
i
Ri : Return sekuritas ke-i
a
i
independen terhadap kinerja pasar : suatu variabel acak yang menunjukkan dari return sekuritas ke-i yang
β
i :
R Beta
m
Sedangkan apabila menggunakan model CAPM maka dapat dihitung dengan rumus :
: Tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak
R
i
=R
f
+β
i
.R
m
-R
f
+e Dimana:
i
Universitas Sumatera Utara
Ri :return sekuritas ke-i R
f
R :return aktiva bebas risiko
m
β :return portofolio pasar
i
Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEI adalah IHSG, maka return pasar dapat dihitung dengan rumus:
:beta sekuritas ke-i
R
mt
1 1
− −
−
t t
t
IHSG IHSG
IHSG =
2.3Teori tentang Reksadana 2.3.1 Pengertian Reksadana
Menurut Tandeilin 2010:48 reksadana dapat diartikan sebagai wadah yang berisi sekumpulan sekuritas yang dikelola oleh perusahaan investasi dan
dibeli oleh investor. Menurut UU Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1, Ayat 27,
reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam portofolio
efek oleh manajer investasi Harianto et.al. 1998:114. Secara mendasar, reksadana adalah “wadah” yang berisi uang dan
instrumen efek saham, obligasi, pasar uang, umumnya wadah tersebut ditempatkan dan diadministrasikan pada Bank Kustodian Rudiyanto, 2013:10
2.3.2 Nilai Aktiva Bersih