Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Yang Dikelola Perusahaan Investasi Lokal Dan Asing Di Indonesia

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SAHAM YANG DIKELOLA PERUSAHAAN INVESTASI LOKAL

DAN ASING DI INDONESIA

TESIS

OLEH

ZAIDA RIZQI ZAINUL 127519025/IM

MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SAHAM YANG DIKELOLA PERUSAHAAN INVESTASI LOKAL

DAN ASING DI INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

OLEH

ZAIDA RIZQI ZAINUL 127519025/IM

MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

Judul Tesis : Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Yang Dikelola Perusahaan Investasi Lokal Dan Asing

Di Indonesia. Nama Mahasiswa : Zaida Rizqi Zainul

NIM : 127019025

Program Studi : Magister Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing :

(Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME) (Dr. Khaira Amalia Fachruddin, MBA, Ak Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,


(4)

Telah diuji pada: Tanggal : 15 Juli 2014

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Dr. Isfenti Sadalia, ME

Anggota : 1. Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA 2. Prof. Dr. Herman Mawengkang, MSIE 3. Dr. Yenni Absah, M.Si


(5)

PERNYATAAN

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SAHAM YANG DIKELOLA PERUSAHAAN INVESTASI LOKAL

DAN ASING DI INDONESIA

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Sekolah Pascasarjana

Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya

penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian

tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis

cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata seluruh atau sebagian tesis ini terbukti

bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang

penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

Medan, Juli 2014 Penulis,


(6)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SAHAM YANG DIKELOLA PERUSAHAAN INVESTASI LOKAL

DAN ASING DI INDONESIA

ABSTRAK

Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang saat ini sedang berkembang pada pasar modal Indonesia. Reksadana terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah reksadana saham yang merupakan jenis reksadana yang menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Beberapa reksadana saham yang dikelola oleh perusahaan asing dan lokal mulai bermunculan sehingga investor harus memilih reksadana saham yang memiliki kinerja yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana saham yang dikelola oleh perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia pada periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2013. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara market timing dan stock selection dengan Sharpe ratio, Treynor ratio dan Jensen’s Alpha.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 45 reksadana saham yang terdiri dari 27 reksadana saham yang dikelola perusahaan investasi lokal dan 18 reksadana saham yang dikelola perusahaan investasi asing. Model analisis yang digunakan adalah uji beda dengan two ways ANOVA dan independent sample t test selanjutnya dilakukan uji korelasi dengan PearsonProduct Moment.

Hasil penelitian dengan two ways ANOVA menunjukkan secara keseluruhan, kinerja reksadana saham yang dikelola perusahaan investasi lokal dan asing tidak berbeda signifikan dengan menggunakan Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha pada tingkat siginifikansi (α) 5%.Uji beda dengan independent sample t test menunjukkan kinerja reksadana saham perusahaan investasi lokal dan asing tidak berbeda secara signifikan baik dengan menggunakan Sharpe Ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha, market timing dan stock selection pada masing-masing tingkat signifikansi (α) 5%. Selanjutnya hasil uji korelasi menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stock selection dengan Treynor ratio dan hubungan yang signifikan antara stock selection dengan Jensen’s alpha pada tingkat signifikansi (α) 5%. Untuk itu variabel stock selection patut diperhatikan oleh perusahaan investasi dalam meningkatkan kinerja reksadana saham. Selanjutnya investor dapat memilih perusahaan investasi manapun baik yang dikelola oleh lokal maupun asing karena keduanya memiliki kinerja yang sama.

Kata kunci: Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s Alpha, market timing, stock selection


(7)

THE COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF STOCK MUTUAL FUNDS MANAGED BY DOMESTIC AND FOREIGN

INVESTMENT COMPANIES IN INDONESIA

ABSTRACT

Mutual fund is one of the investment instruments which is developing in the Indonesian capital market. It consists of some types; one of them is stock mutual fund which a kind of mutual fund that yields high level of repayment with high risk. Some mutual funds which are managed by local and foreign companies begin to emerge so that investors have to select the best mutual fund. The objective of the research was to find out the difference in the performance of stock mutual fund managed by domestic and foreign investment companies in Indonesia in the period of January, 2010 – December, 2013. Besides that, its objective was to find out the correlation of market timing and stock selection with Sharpe ratio, Treynor ratio, and Jensen’s Alpha.

The samples of the research were 45 stock mutual funds which consisted of 27 stock mutual funds managed domestic investment companies and 18 stock mutual fund managed by foreign investment companies. The data were analyzed by using comparison test with two ways ANOVA and independent sample t-test, followed by correlation test with Pearson Product Moment.

The result of the research, using two ways ANOVA showed that, simultaneously, the performance of stock mutual fund managed by domestic and foreign investment companies was not significantly different from that which used

Sharpe ratio, Treynor ratio, and Jensen’s Alpha at the significance level (α) of

5%. The comparison test with independent sample t-test showed that the performance of stock mutual fund managed by domestic and foreign companies was not significantly different from that which used Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s Alpha and market timing or stock selection in each significance level (α) of 5%. The result of correlation test showed that there was significant correlation between stock selection and Treynor ratio and between stock selection and

Jensen’s Alpha at the significance level (α) of 5%. Therefore, the variable of stock selection needs to be considered by investment companies in increasing the performance of stock mutual fund. Investors can select any investment companies managed by domestic or foreign companies because both of them have the same performance.

Keywords: Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen’s Alpha, Market Timing, Stock selection


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya, serta shalawat beriring salam peneliti

kirimkan ke pada Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan tesis ini, peneliti banyak

memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM). Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Paham Ginting, SE., MS selaku Ketua Program Studi Magister

Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang banyak

memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, selaku Sekretaris Program Studi

Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan

peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

6. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA, selaku Anggota Komisi


(9)

dengan sabar mengarahkan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini

dengan baik.

7. Bapak Prof. Dr. Herman Mawengkang, MSIE selaku Komisi Pembanding

yang banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan

tesis ini.

8. Ibu Dr. Yenny Absah, SE., M.Si, selaku Komisi Pembanding yangbanyak

memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini.

9. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE., M.M, selaku Komisi Pembanding yang

banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini.

10. Seluruh staf pengajar dan pegawai pada program studi Magister Ilmu

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang

banyakmembantu sewaktu perkuliahan.

11. Suami tercinta dan terkasih A. Sakir, SE, M.M yang telah setia, pengertian

dan sabar dalam membantu dan mendukung penulis selama ini. Serta anakku

tercinta Azzam Ananda Sakir yang senantiasa menemani dan memotivasi

penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

12. Papa dan Mama tercinta, Zainul Anwar, SE, Ak dan Mardiana, A.Ma yang

telah mencurahkan segenap perhatian, kasih sayang dan doanya yang tak

terhingga kepada peneliti hingga menyelesaikan pendidikan dengan baik.

13. Abang dan kakak-kakakku, Prima Yudhi Sucitra, SE, Diena Fadhilah SE,

M.Si dan Dieni Widya Sari, S.HI, M.HI yang senantiasa membantu,

memberikan semangat dan motivasi selama masa perkuliahan hingga


(10)

14. Semua teman-teman di program studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya sahabatku Gadiesya

Mahalanie, SE (Adiz) yang begitu perhatian serta membantu selama masa

perkuliahan.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna. Komentar, kritik,

dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap tesis ini membawa

manfaat bagi kita semua.

Medan, 17 Mei 2014

Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP

Zaida Rizqi Zainul, lahir di Jambi November 1990, anak bungsu dari

empat bersaudara dari pasangan Bapak Zainul Anwar SE, Ak dan Ibu Mardiana

A.Ma. Menikah tahun 2012 dengan A. Sakir SE, MM dan dikaruniai satu orang

anak Azzam Ananda Sakir. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun

2002 di SD Swasta Bahagia Medan. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah

Menengah Pertama pada tahun 2005 di SMP Negeri 11 Medan, kemudian

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas pada tahun 2008 di SMA

Negeri 3 Medan. Pada tahun 2012 menyelesaikan pendidikan S-1 pada Fakultas

Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Syiah Kuala. Pada tahun 2012

menempuh pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara hingga selesai tahun 2014.

Medan, Juli 7 2014

Peneliti


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... KATA PENGANTAR……….. DAFTAR RIWAYAT HIDUP……… ii iii vi DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN……… ix xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1

1.2. Perumusan Masalah... 8

1.3. TujuanPenelitian... 9

Manfaat Penelitian... 11

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN... 12

2.1. Penelitian Terdahulu... 12

2.2. Teori Tentang Investasi... 14

2.2.1. Pengertian Investasi... 14

2.2.2. Jenis-Jenis Investasi... 2.2.3. Pengertian Return Investasi... 15


(13)

2.3.4. Jenis-Jenis Risiko Investasi... 2.3.5. Pengukuran Risiko...

16

18

2.3. Teori tentang Reksadana... 21

2.3.1. Pengertian Reksadana... 21

2.3.2. Nilai Aktiva Bersih... 21

2.3.3. Risiko Reksadana... 22

2.3.4. Jenis-Jenis Reksadana... 23

2.3.5. Bentuk Reksadana... 26

2.3.6. Manfaat Reksadana... 28

2.3.7. Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Reksadana... 2.3.8. Strategi Investasi Reksadana... 2.3.9. Pengukuran Kinerja Reksadana... 30 37 39 2.4. Kerangka Konseptual... 49

2.5. Hipotesis... 50

BAB III METODE PENELITIAN... 52

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian... 52

3.2. Waktu Penelitian... 52

3.3. Populasi dan Sampel... 52

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 54

3.5. Jenis dan Sumber Data... 55

3.6. Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel... 55

3.7. Metode Analisis Data... 3.8. Uji Homogenitas... 3.9. Pengujian Hipotesis... 57

62


(14)

3.9.1. Uji Beda dengan ANOVA... 63

3.9.2. Uji Beda dengan Independent Sample t Test... 64

3.9.3 Uji Korelasi... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 69

4.1 Hasil Penelitian... 69

4.1.1. Sejarah Reksadana Indonesia... 69

4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan... 70

4.1.3. Hasil Statistik Deskriptif... 84

4.1.4. Analisis Kinerja dengan Sharpe Ratio... 87

4.1.5. Analisis Kinerja dengan Treynor Ratio... 89

4.1.6. Analisis Kinerja dengan Jensen’s Alpha... 92

4.1.7. Analisis Kinerja dengan Market Timing ... 94

4.1.8. Analisis Kinerja dengan Stock Selection... 96

4.1.9. Hasil Uji Homogenitas... 99

4.1.10 Pengujian Hipotesis... 102

4.2 Pembahasan... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 128

5.1. Kesimpulan ... 128

5.2. Saran... 130

DAFTAR PUSTAKA... 133


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Perkembangan Reksadana di Indonesia Tahun 2007-2011...

2

2.1 Penelitian Terdahulu... 12

3.1 Populasi Sasaran... 53

3.2 Sampel Produk Reksadana Saham... 53

3.3 Defenisi Operasional Variabel... 56

4.1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif... 85

4.2 Daftar Peringkat Reksadana Saham dengan Menggunakan Metode Sharpe Periode Januari 2010 Desember 2013... 88

4.3 Daftar Peringkat Reksadana Saham dengan Menggunakan Metode Treynor Periode Januari 2010-Desember 2013... 90

4.4 Daftar Peringkat Reksadana Saham dengan Menggunakan Metode Jensen’s alpha Periode Januari 2010-Desember 2013... 92

4.5 Daftar Peringkat Reksadana Saham dengan Menggunakan Market Timing PeriodeJanuari 2010-Desember 2013... 94

4.6 Daftar Peringkat Reksadana Saham dengan Menggunakan Stock selection Periode Januari 2010-Desember 2013... 96

4.7 Hasil Uji Levene’s Test... 99


(16)

4.9 Hasil Uji Two Ways ANOVA dengan Interaction Effect...

103 4.10 Hasil Bonferoni danTurkey test... 104 4.11 Hasil Uji Independent Sample t-test dengan Sharpe

ratio...

105 4.12 Hasil Uji Independent Sample t-test dengan Treynor

ratio...

106 4.13 Hasil Uji Independent Sample t-test dengan Jensen’s

Alpha...

108 4.14 Hasil Uji Independent Sample t- test dengan Market

Timing...

109 4.15 Hasil Uji Independent Sample t-test dengan Stock

Selection...

110

4.16 Korelasi Antara Sharpe Ratio dan Market

Timing...

111 4.17 Korelasi Antara Treynor Ratio dan Market

Timing...

112 4.18 Korelasi Antara Jensen’s Alpha dan Market

Timing...

113

4.19 Korelasi Antara Sharpe Ratio dan Stock

Selection...

114

4.20 Korelasi Antara Treynor Ratio dan Stock

Selection...

114

4.16 Korelasi Antara Jensen’s Alpha dan Stock

Selection...


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Persentase NAB Reksadana Per Jenis Periode Tahun 2009-2011...

5


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Return Reksadana Saham (RRd) Januari 2010-Desember

2013………... 128

Lampiran 2 Nilai Risk Free Rate (Sertifikat Bank Indonesia)……… 135

Lampiran 3 Return Pasar (Rm)……… 136

Lampiran 4 Rata-rata Return Reksadana ( Rd), Rata-Rata Risk Free

Rate( ), Beta (β), Standar Deviasi (σ), Sharpe Ratio (SR) Treynor Ratio (TR), Jensen’s Alpha (JA), Market Timing (MT) dan Stock Selection (SS)…….…………..


(19)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SAHAM YANG DIKELOLA PERUSAHAAN INVESTASI LOKAL

DAN ASING DI INDONESIA

ABSTRAK

Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang saat ini sedang berkembang pada pasar modal Indonesia. Reksadana terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah reksadana saham yang merupakan jenis reksadana yang menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Beberapa reksadana saham yang dikelola oleh perusahaan asing dan lokal mulai bermunculan sehingga investor harus memilih reksadana saham yang memiliki kinerja yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana saham yang dikelola oleh perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia pada periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2013. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara market timing dan stock selection dengan Sharpe ratio, Treynor ratio dan Jensen’s Alpha.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 45 reksadana saham yang terdiri dari 27 reksadana saham yang dikelola perusahaan investasi lokal dan 18 reksadana saham yang dikelola perusahaan investasi asing. Model analisis yang digunakan adalah uji beda dengan two ways ANOVA dan independent sample t test selanjutnya dilakukan uji korelasi dengan PearsonProduct Moment.

Hasil penelitian dengan two ways ANOVA menunjukkan secara keseluruhan, kinerja reksadana saham yang dikelola perusahaan investasi lokal dan asing tidak berbeda signifikan dengan menggunakan Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha pada tingkat siginifikansi (α) 5%.Uji beda dengan independent sample t test menunjukkan kinerja reksadana saham perusahaan investasi lokal dan asing tidak berbeda secara signifikan baik dengan menggunakan Sharpe Ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha, market timing dan stock selection pada masing-masing tingkat signifikansi (α) 5%. Selanjutnya hasil uji korelasi menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stock selection dengan Treynor ratio dan hubungan yang signifikan antara stock selection dengan Jensen’s alpha pada tingkat signifikansi (α) 5%. Untuk itu variabel stock selection patut diperhatikan oleh perusahaan investasi dalam meningkatkan kinerja reksadana saham. Selanjutnya investor dapat memilih perusahaan investasi manapun baik yang dikelola oleh lokal maupun asing karena keduanya memiliki kinerja yang sama.

Kata kunci: Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s Alpha, market timing, stock selection


(20)

THE COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF STOCK MUTUAL FUNDS MANAGED BY DOMESTIC AND FOREIGN

INVESTMENT COMPANIES IN INDONESIA

ABSTRACT

Mutual fund is one of the investment instruments which is developing in the Indonesian capital market. It consists of some types; one of them is stock mutual fund which a kind of mutual fund that yields high level of repayment with high risk. Some mutual funds which are managed by local and foreign companies begin to emerge so that investors have to select the best mutual fund. The objective of the research was to find out the difference in the performance of stock mutual fund managed by domestic and foreign investment companies in Indonesia in the period of January, 2010 – December, 2013. Besides that, its objective was to find out the correlation of market timing and stock selection with Sharpe ratio, Treynor ratio, and Jensen’s Alpha.

The samples of the research were 45 stock mutual funds which consisted of 27 stock mutual funds managed domestic investment companies and 18 stock mutual fund managed by foreign investment companies. The data were analyzed by using comparison test with two ways ANOVA and independent sample t-test, followed by correlation test with Pearson Product Moment.

The result of the research, using two ways ANOVA showed that, simultaneously, the performance of stock mutual fund managed by domestic and foreign investment companies was not significantly different from that which used

Sharpe ratio, Treynor ratio, and Jensen’s Alpha at the significance level (α) of

5%. The comparison test with independent sample t-test showed that the performance of stock mutual fund managed by domestic and foreign companies was not significantly different from that which used Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s Alpha and market timing or stock selection in each significance level (α) of 5%. The result of correlation test showed that there was significant correlation between stock selection and Treynor ratio and between stock selection and

Jensen’s Alpha at the significance level (α) of 5%. Therefore, the variable of stock selection needs to be considered by investment companies in increasing the performance of stock mutual fund. Investors can select any investment companies managed by domestic or foreign companies because both of them have the same performance.

Keywords: Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen’s Alpha, Market Timing, Stock selection


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang

ataupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih dikemudian

hari. Investasi dapat dibedakan menjadi investasi dalam bentuk aset rill dan aset

keuangan (Harianto et.al. 1998:3). Aset rill dapat berupa tanah, bangunan, mesin.

Sedangkan aset keuangan berbentuk surat berharga seperti saham dan obligasi.

Investasi pada aset keuangan dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung (Harianto et.al.1998:4). Investasi yang dilakukan secara langsung

apabila investor membeli aset keuangan seperti saham secara langsung. Investasi

yang dilakukan secara langsung tentu dapat menghabiskan banyak waktu, hal ini

dikarenakan pemodal harus secara rutin mengamati segala informasi yang

berhubungan dengan investasinya, belum lagi jika ternyata hasilnya tidak sesuai

seperti yang diharapkan.

Oleh karena itu, investasi secara tidak langsung menjadi pilihan yang

cukup menarik bagi pemodal untuk mengelola portofolio aset yang dimilikinya.

Investasi secara tidak langsung dilakukan melalui perusahaan investasi. Tugas

utama dari perusahaan investasi meliputi riset investasi, pengelolaan portofolio,

dan administasi (Reilly dan Brown, 2003: 1074). Perusahaan investasi telah

menjadi alternatif bagi investor yang memiliki keterbatasan waktu dan

pengetahuan mengenai investasi. Perusahaan investasi mengeluarkan portofolio


(22)

Saat ini reksadana merupakan salah satu alternatif investasi yang

berkembang dengan pesat di Indonesia. Perkembangan reksadana di Indonesia

dapat dilihat melalui jumlah reksadana yang ditawarkan serta pemegang unit

penyertaan yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Perkembangan

industri reksadana sejak tahun 2007 sampai tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel

1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1 Perkembangan Reksadana di Indonesia Tahun 2007-2011

Periode Jumlah Produk Reksadana

Pemegang UP

NAB (Rp Triliun)

Jumlah Unit yang Beredar

2007 473 325.224 92,19 53.589.967.474,74

2008 567 352.429 74,07 60.976.091.770,74

2009 610 357.192 112,98 69.978.061.139,63

2010 558 353.704 149,09 81.793.285.804,34

2011 646 476.940 168,23 98.982.072.645,59

Sumbe

Pada tahun 2007 Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang berhasil dihimpun dari

masyarakat sebesar Rp 92,19 triliun. Pada tahun 2008 jumlah produk reksadana

yang ditawarkan ke pasar sebesar 567 yang berarti meningkat 19,87% dari tahun

2007. Namun, reksadana mengalami penurunan portofolio aset sebesar 19,60%,

hal ini terjadi akibat krisis finansial global sehingga dana yang mampu dihimpun

hanya sebesar Rp 74,07 triliun dengan pemegang unit penyertaan yang mengalami

kenaikan sebesar 8,4 % dari tahun sebelumnya menjadi 352.429 orang.

Industri reksadana kembali membaik di tahun 2009. Pada akhir tahun 2009

dana yang dihimpun mengalami kenaikan sebesar 52,5 % menjadi Rp112,98

triliun. Kemudian pada akhir tahun 2010 dan 2011 juga terjadi kenaikan

masing-masing sebesar 31,9 % dan 13,55% dengan himpunan dana menjadi Rp149,09


(23)

Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya industri reksadana, penelitian

mengenai evaluasi kinerja reksadana dan identifikasi perusahaan investasi yang

berhasil dalam mengelola reksadana semakin berkembang dan menarik untuk

diteliti. Tentunya pengukuran kinerja reksadana yang hanya mempertimbangkan

nilai return tidak akan memberikan informasi yang mendalam bagi investor. Oleh

karena itu perlu untuk melibatkan faktor risiko dalam mengukur kinerja reksadana

sehingga diperoleh informasi sejauh mana kinerja yang diberikan oleh perusahaan

investasi dikaitkan dengan risiko investasi yang diambil untuk mencapai kinerja

tersebut.

Reksadana merupakan bentuk dari portofolio, maka pengukuran

kinerjanya dapat dilakukan dengan penyesuaian risiko (risk-adjusted). Kinerja

portofolio diukur dengan mengkombinasikan return dan risiko, metode ini terdiri

dari metode Sharpe (reward-to variablity ratio) Treynor (reward-to volatility

ratio), dan Jensen (differential return measure) (Jones, 2009: 634-638). Standar

deviasi digunakan sebagai variabel pengukur kinerja reksadana dalam metode

Sharpe, sedangkan beta dan alpha digunakan sebagai variabel pengukur kinerja

portofolio di dalam metode Treynor dan metode Jensen.

Selain itu kinerja reksadana juga terkait dengan perusahaan investasi yang

mengelolanya. Oleh karena itu, perlu diketahui kemampuan perusahaan investasi

dalam mengelola reksadana. Analisis kinerja perusahaan investasi terdiri dari dua

komponen utama, yaitu market timing dan stock selection (Fama, 1972 dalam

Waelan 2008)..

Stock selection adalah kemampuan perusahaan investasi dalam pemilihan


(24)

investasi dalam memanfaatkan waktu pasar, yaitu membeli saham-saham dengan

beta di atas satu pada saat pasar sedang naik, dan menjualnya dengan mengganti

membeli saham dengan beta di bawah satu ketika pasar akan turun (Manurung,

2008:187-188). Menurut pengamat Pasar Modal, Budy Frensidy, hampir tidak

ada hari bursa berlalu tanpa transaksi beli atau jual, perusahaan investasi berharap

dapat memperoleh keuntungan bukan saja dari pemilihan saham (stock selection)

yang tepat tetapi juga dari market timing yang tepat (www.kolom.kontan.co.id).

Dua kompetensi inilah yang membedakan kinerja satu reksadana dari reksadana

lainnya

Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, mengenai

pengukuran kinerja portofolio menggunakan metode Sharpe, Treynor dan

Jensen’s Alpha. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Teurah

(2013) menunjukkan adanya perbedaan signifikan kinerja saham LQ 45

menggunakan metode Jensen’s Alpha, Sharpe dan Treynor. Begitu pula penelitian

yang dilakukan oleh Susiana dan Kanudin (2006) menunjukkan bahwa

pengukuran kinerja reksadana saham dengan metode yang berbeda memberikan

hasil yang berbeda. Sedangkan penelitian yang dilakukan Dharani dan Natrajan

(2008) menunjukkan pengukuran kinerja dengan metode Sharpe, Treynor dan

Jensen’s Alpha tidak berbeda secara signifikan dan konsisten.

Penelitian yang dilakukan oleh Gumilang dan Subiyantoro (2008)

menemukan bahwa tidak ditemukan bukti adanya kemampuan stock selection dan

market timing pada perusahaan investasi reksadana pendapatan tetap baik dengan

menggunakan model Henriksson-Merton maupun model Treynor-Mazuy.


(25)

adanya kemampuan market timing dan stock selection perusahaan investasi

reksadana saham. Beberapa hasil penelitian tentang kinerja reksadana

memberikan hasil yang berbeda-beda, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut mengenai kinerja reksadana.

Dalam penelitian ini dipilih reksadana saham karena reksadana saham

memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang lebih besar, demikian juga

dengan risikonya dibandingkan jenis reksadana lainnya. Persentase NAB per jenis

reksadana periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada

Gambar 1.1 berikut ini:

Gambar 1.1 Persentase NAB Reksadana Per Jenis Periode Tahun 2009-2011

saham memberikan kontribusi paling besar dari total NAB reksadana yang ada di

Indonesia. Pada periode tahun 2009 sampai dengan 2011 NAB reksadana saham

sebesar Rp 143.320,13 triliun dari total NAB Rp 463.877,14 triliun atau 32% dari

total NAB seluruh jenis reksadana. Data tersebut membuktikan bahwa reksadana

saham merupakan jenis reksadana yang banyak diminati oleh investor. Hal ini

dikarenakan investasi pada saham memiliki potensi untuk jangka panjang. Ketika


(26)

investor bingung harus membeli saham apa dan tidak memiliki keahlian dalam

mengalokasikan dana maka reksadana saham menjadi salah satu alternatif yang

menarik.

Oleh karena itu investor harus memilih perusahaan investasi reksadana

saham yang memiliki kinerja yang baik agar dapat memperoleh manfaat dari

portofolio yang dikelolanya. Di Indonesia perusahaan investasi terdiri dari

kepemilikan lokal dan asing. Pada tahun 2013 sebanyak 16 perusahaan investasi

asing di Indonesia mengelola Rp 111,73 triliun dari total dana kelolaan reksadana

sebesar Rp 189,73 triliun ). Ini berarti bahwa 59%

dari dana kelolaan reksadana di Indonesia dikuasai oleh perusahaan investasi

asing. Menurut Direktur PT Infovesta Utama, Parto Kawito, menilai dominasi

perusahaan investasi asing tidak terlepas dari perilaku investor Indonesia yang

lebih senang berinvestasi di perusahaan investasi asing daripada perusahaan

investasi lokal karena dianggap lebih berpengalaman di industri reksadana

Produk reksadana saham perusahaan investasi asing memang lebih

dominan dalam dua tahun terakhir. Namun kinerja reksadana saham perusahaan

investasi lokal masih berada pada peringkat atas. Dari sepuluh besar reksadana

saham dengan return terbesar, hanya dua produk perusahaan investasi asing yang

masuk daftar yaitu First State Indoequity milik perusahaan investasi First State

dengan return 9,22% dan RHB OSK Alpha Sector Rotation dari perusahaan

investasi RHB OSK Asset Management dengan return 7,03% hingga 14

November 2013. Selebihnya dikuasai produk perusahaan investasi lokal. Pratama


(27)

return paling tinggi sebesar 27,77%. Menyusul Pratama Saham dengan return

20,44%, dan reksadana saham kelolaan PT Samuel Aset Manajemen (SAM),

yakni SAM Equity Fund yang memberi imbal hasil 17,24%

(www.infovesta.co.id)

Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang kinerja

reksadana saham yang dapat membantu investor dalam memilih produk reksadana

saham secara tepat dibawah kelolaan perusahaan investasi lokal atau asing dengan

mempertimbangkan return dan risiko.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian

dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham yang Dikelola Perusahaan Investasi Lokal dan Asing di Indonesia”.

1. 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham yang

dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan Sharpe ratio, Treynor ratio dan Jensen’s Alpha?

2. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham yang

dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan


(28)

3. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham yang

dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan Treynor ratio?

4. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham yang

dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan Jensen’s alpha?

5. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham yang

dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan market timing?

6. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham yang

dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan stock selection?

7. Apakah terdapat hubungan antara Sharpe ratio dengan market timing

dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia?

8. Apakah terdapat hubungan antara Sharpe ratio dengan stock selection

dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia?

9. Apakah terdapat hubungan antara Treynor Ratio dengan market timing

dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia?

10.Apakah terdapat hubungan antara Treynor Ratio dengan stock

selection dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia?

11.Apakah terdapat hubungan antara Jensen’s alpha dengan market

timing dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia?

12.Apakah terdapat hubungan antara Jensen’s alpha dengan stock


(29)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja antara reksadana saham

yang dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan Sharpe ratio, Treynor ratio dan Jensen’s Alpha.

2. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja antara reksadana saham

yang dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan Sharpe ratio.

3. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja antara reksadana saham

yang dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan Treynor ratio.

4. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja antara reksadana saham

yang dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan Jensen’s alpha.

5. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja antara reksadana saham

yang dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan market timing.

6. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja antara reksadana saham

yang dikelola perusahaan investasi lokal dan asing di Indonesia dengan

menggunakan stock selection.

7. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara Sharpe ratio dengan market

timing dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia.

8. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara Sharpe ratio dengan stock


(30)

9. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara Treynor ratio dengan market

timing dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia.

10.Mengetahui dan menganalisis hubungan antara Treynor ratio dengan market

timing dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia.

11.Mengetahui dan menganalisis hubungan antara Jensen’s alpha dengan

market timing dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia.

12.Mengetahui dan menganalisis hubungan antara Jensen’s alpha dengan stock

selection dalam mengukur kinerja reksadana saham di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain :

1. Bagi Peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan

pengetahuan dalam bidang manajemen investasi dan portofolio terutama

mengenai kinerja reksadana saham perusahaan investasi lokal dan asing.

2. Bagi Para Investor, hasil penelitian ini bisa berguna sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada reksadana

saham.

3. Bagi Perusahaan Investasi, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi mengenai kinerja yang telah mereka capai dan hendaknya hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi perusahaan investasi untuk


(31)

memberi keuntungan yang optimal bagi evaluasi terhadap kemampuan

perusahaan investasi dalam mengelola reksadana saham.

4. Bagi Akademisi, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk

mengembangkan penelitian mengenai reksadana.

5. Bagi Pihak Lain, hasil penelitian ini bisa berguna sebagai bahan referensi

atau perbandingan yang akan melakukan penelitian pada masa yang akan

datang demi mengembangkan ilmu pengetahuan baik secara umum maupun


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang kinerja reksadana saham telah banyak dilakukan di

Indonesia dan negara-negara lainnya di seluruh dunia, baik dengan metode

Sharpe, Treynor dan Jensen’s Alpha. Namun penilaian kinerja melalui market

timing dan stock selection belum sebanyak penelitian kinerja reksadana dengan

metode Sharpe, Treynor, Jensen’s Alpha. Berikut ini adalah penelitian-penelitian

terdahulu terkait kinerja reksadana saham :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Judul/Tahun Nama Peneliti

Variabel Penelitian

Metode dan

Alat Analsis Sampel Hasil Penelitian

The Performance Of Global And International Mutual Funds (2000) Redman et.al. Sharpe Ratio, Treynor Ratio,Jensen’s Alpha Ratio Metode Sharpe,Treyn or, dan Jensen

Reksadana Internasiona l yang dibagi dalam lima kategori: Dunia, Asing, Eropa, Pasifik dan Internasiona l

Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen’s Alpha memberikan hasil yang sama yaitu Kinerja reksadana mampu mengungguli kinerja

benchmark yang

digunakan, yaitu Vanguard Index 500. Evaluasi Kinerja Reksadana Saham di Indonesia (2006) Susiana dan Kaudin Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen’s Alpha Ratio, Market Timing dan Stock Selection

Metode Sharpe, Treynor, Jense, dan Henriksson-Merton

Reksadana Saham di Indonesia

Metode Sharpe, Treynor,

Jensen’s Alpha dan

Henrikson Merton

memberikan hasil pengukuran kinerja yang berbeda. Dari 28 reksadana saham yang dijadikan sampel, 11 memiliki stock selection yang baik dan hanya 1 yang memiliki market timing yang baik.

Risk-adjusted performance Jagric et al. Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s Alpha, Metode Sharpe, Treynor, Reksadana Slovenian Hasil penelitian


(33)

of

mutual funds:

Some tests

(2007)

Apraisal ratio Jensen’s alpha dan Apraisal ratio menunjukan bahwa metode Sharpe dan Treynor selalu memperlihatkan

hasil yang sama.

Lanjutan

Judul/Tahun Nama Peneliti

Variabel Penelitian

Metode dan

Alat Analsis Sampel Hasil Penelitian

Equanimity of Risk and Return Relationship between Shariah Index and General Index in India

(2008) Dharani Dan Natrajam Sharpe ratio, Treynor ratio dan Jensen’s alpha Metode Sharpe, Treynor dan Jensen, uji beda dengan t test Nifty Shariah index dan Nifty index Hasil penelitian menunjukan bahwa metode Sharpe, Treynor

dan Jensen tidak

berbeda signifikan dan konsisten Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia: Analisis Market Timing dan Stock Selection - Periode 2006 – 2008 (2008) Gumilang dan Subiyantoro Jensen’s Alpha, Sharperatio, Treynorratio, Market Timing dan Stock Selection Metode investment return measures, Sharpe, Treynor, Jensen, Model Henriksson-Merton dan Model Treynor-Mazuy. Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia Berdasarkan metode investment return measures, Sharpe, Treynor dan Jensen’s Alphahasil kinerja dari reksadana yang dikelola oleh

kelompok Manajemen Investasi 2 lebih

Unggul dari 1 dan 3. Tidak ditemukan adanya stock selection ability dan

market timing ability yang signifikan secara statistik, baik dengan menggunakan model Henriksson-

Merton maupun model Treynor-Mazuy.


(34)

Kemampuan Memilih Saham dan Market Timing Manajer Investasi Reksadana Saham di Bursa Efek Indonesia (2008)

Waelan Market Timing

dan Stock

Selection Quadratic timing factor(Treynor Mazuy). Reksadana Saham di Indonesia

Pada tingkat masing-masing reksadana saham: 4 manajer investasi

memiliki stock selection skill , 3 manajer investasi memiliki market

timing ability, dan 1 manajer investasi memiliki keduanya.

A Study on Stock-selection and Market-timing Performance: Evidence from Hong Kong Mandatory Provident Funds (MPF) (2008) Chu dan McKenzie Market Timing

dan Stock

Selection Treynor and Mazuy, Henriksson and Merton Reksadana Saham Hong Kong Mandatory Provident Funds (MPF)

Adanya kemampuan market timing dan selectivity manajer investasi dalam mengelola reksadana saham US.

Lanjutan

Judul/Tahun Nama Peneliti Variabel Penelitian Metode dan Alat Analsis

Sampel Hasil Penelitian

Perbandingan Kinerja Saham LQ 45 tahun 2012 Menggunakan Metode Jensen’s Alpha, Sharpe dan Treynor (2013)

Tuerah Jensen’s Alpha’s, Treynor ratio, dan Sharpe Mratio Metode Sharpe, Treynor dan Jensen, uji beda sampel dependent (pair sample test) dan ANOVA

Saham LQ 45 Terdapat perbedaan antara return yang dihasilkan dengan metode Sharpe, Treynor dan Jensen


(35)

2.2.1 Pengertian Investasi

Menurut Tandeilin (2010: 2), investasi adalah komitmen atas sejumlah

dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Harianto et.al.

(1998:2) menyatakan investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk

digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.

Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa investasi pada prinsipnya

adalah penggunaan sumber keuangan maupun sumber daya lain atau usaha dalam

waktu tertentu dari setiap orang yang menginginkan keuntungan darinya di masa

yang akan datang. Salah satu alasan utama berinvestasi adalah untuk

mempersiapkan masa depan sedini mungkin melalui perencanaan kebutuhan yang

disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini.

2.2.2 Jenis-jenis Investasi

Menurut Harianto et.al. (2003:7-11) investasi ke dalam aktiva keuangan

dapat berupa :

1. Investasi langsung

Investasi yang dilakukan dengan membeli dan memiliki aset keuangan secara

langsung.

2. Investasi tidak langsung

Investasi yang dilakukan apabila pemodal membeli surat berharga yang


(36)

selanjutnya perusahaan investasi tersebut membeli sekumpulan atau

portofolio atas nama pemilik perusahaan investasi tersebut. Contoh dari

perusahaan investasi adalah reksadana (mutual fund) yang merupakan suatu

portofolio efek yang didiversifikasikan dan dikeluarkan perusahaan investasi.

2.2.3Pengertian Return Investasi

Menurut Brigham dan Houston (2006:214) secara sederhana tingkat

pengembalian atau return merupakan jumlah total uang yang diterima dari

investasi dikurangi dengan jumlah yang diinvestasikan yang bisa disajikan dalam

bentuk persentase.

Tandeilin menyatakan (2010:51) total return atas investasi umumnya

mempunyai dua komponen yaitu :

1. Tunai apapun yang diterima ketika mempunyai investasi. Untuk saham

pembayaran tunai dari perusahaan kepada pemegang saham adalah

dividen. Dividen ini dapat dinyatakan sebagai persentase dari harga saham

awal yang disebut dividen yield. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

1

=

t t P

D Yield Dividen

Dimana :

Pt-1

D

: harga saham per lembar pada awal tahun

t

2. Nilai aset yang dibeli mungkin berubah, yang berarti ada capital gain atau

capital loss. Untuk saham, harganya bisa mengalami peningkatan sehingga

pemegangnya dikatakan memperoleh capital gain atau juga bisa : dividen selama tahun t


(37)

mengalami penurunan yang disebut capital loss. Perhitungannya adalah

sebagai berikut :

1 1)

(

− −

− =

t t t

P P P Gains Capital

Dimana :

Pt

P

: harga saham per lembar pada akhir tahun t

t-1 : harga saham per lembar pada awal tahun

2.2.4 Jenis-Jenis Risiko Investasi

Menurut Brigham dan Houston (2006: 216) risiko (risk) adalah peluang

akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak menguntungkan. Menurut Fabozzi

(1999:134) ada beberapa risiko investasi dalam aset keuangan:

1. Risiko Harga. Nilai aktiva menurun pada saat investor harus menjual

aktiva yang dimilikinya.

2. Risiko kelalaian. Penerbit aktiva tidak dapat memenuhi kewajibannya.

3. Risiko inflasi. Tingkat inflasi yang terjadi mengurangi nilai aktiva

4. Risiko nilai tukar. Nilai tukar yang ada mengurangi nilai aktiva yang

dinyatakan dalam mata uang asing.

5. Risiko reinvestasi. Arus kas yang diterima harus diinvestasikan kembali

pada instrumen yang sama yang menawarkan tingkat pengembalian yang

lebih rendah.

6. Risiko ditarik kembali. Penerbit aktiva melaksanakan haknya untuk

melunasi besarnya pinjaman yang diambil


(38)

Menurut Brigham dan Houston (2006:238) menyatakan ada dua jenis

risiko investasi yaitu:

1. Risiko yang dapat didiversifikasikan

Merupakan bagian dari risiko sebuah saham yang dikaitkan dengan

peistiwa-peristiwa acak yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi.

Seperti tuntutan hukum, pemogokan, progam pemasaran yang berhasil dan

gagal, memenangkan atau kalah dalam kontrak besar, dan

peristiwa-peristiwa lain yang khusus bagi suatu perusahaan tertentu. Karena bersifat

acak, pengaruh berbagai peristiwa ini pada suatu portofolio dapat

dihilangkan diversifikasi. Peristiwa merugikan yang terjadi pada satu

perusahaan akan dihilangkan oleh peristiwa menguntungkan di perusahaan

lain.

2. Risiko Pasar

Merupakan bagian dari risiko sebuah sekuritas yang tidak dapat

dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko ini tumbuh dari faktor-faktor

yang secara sistematis akan mempengaruhi sebagian besar perusahaan:

perang, inflasi, resesi, dan tingkat suku bunga yang tinggi. Karena

kebanyakan saham akan dipengaruhi secara negatif oleh faktor-faktor ini,

risiko pasar tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.

2.2.5 Pengukuran Risiko

Risiko sering diasosiakan dengan variabilitas atau dispersi dari return,

semakin besar variabilitas return suatu aset, semakin besar kemungkinan return


(39)

paling umum digunakan adalah varians (variance) dan deviasi standar (standard

deviation). Varians mengukur rata-rata selisih kuadrat antara return-return aktual

dan rata-rata returnnya (Tandeilin, 2010:54). Varian dihitung dengan rumus

sebagai berikut: ) 1 ( ) ( 1 2 2 − − =

= n R R n t j jt j σ Keterangan : 2 j

σ : Varian jt

R : Return aktual pada periode ke t

j

R : Rata-rata return

n : jumlah dari observasi

sedangkan untuk menghitung standar deviasi merupakan akar pangkat dua dari varians (σ). Antara risiko dan return mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko suatu investasi maka return nya juga akan semakin besar.

Menurut Brigham dan Houston (2006:240) beta merupakan suatu ukuran

dari risiko pasar, yaitu sampai sejauh mana pengembalian dari sebuah saham

tertentu mengalami pergerakan di dalam bursa saham. Husnan (1994: 362)

menyatakan bahwa pemodal yang memiliki berbagai portofolio, dengan kata lain

melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio, beta lebih tepat dipakai sebagai

ukuran risiko.

Nilai beta mengukur volatilitas saham secara relatif terhadap rata-rata


(40)

bahwa secara umum, jika pasar bergerak naik sebesar 10 persen, maka saham

tersebut juga akan bergerak naik sebesar 10 persen sedangkan bila saham turun

sebesar 10 persen, maka saham tersebut juga akan turun sebesar 10 persen

(Brigham dan Houston, 2006:242).

Menurut (Jogiyanto, 2003: 267) beta dapat diestimasi dengan

mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar

selama periode tertentu dengan asumsi bahwa hubungan antara return sekuritas

dan return pasar adalah linier, maka beta dapat diestimasi secara manual dengan

memplot garis diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi. Persamaan

regresi yang dapat didasarkan pada model indeks tunggal atau dengan model

CAPM. Bila digunakan model indeks tunggal maka rumusnya adalah sebagai

berikut :

Ri=αi+βi.Rm+e Keterangan :

i

Ri : Return sekuritas ke-i

ai

independen terhadap kinerja pasar

: suatu variabel acak yang menunjukkan dari return sekuritas ke-i yang

βi : R

Beta

m

Sedangkan apabila menggunakan model CAPM maka dapat dihitung dengan

rumus :

: Tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak

Ri=Rf+βi.(Rm-Rf)+e Dimana:


(41)

Ri :return sekuritas ke-i

Rf

R

:return aktiva bebas risiko

m

β

:return portofolio pasar

i

Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEI adalah IHSG, maka return pasar

dapat dihitung dengan rumus: :beta sekuritas ke-i

Rmt

1 1

t t t

IHSG IHSG IHSG

=

2.3Teori tentang Reksadana 2.3.1 Pengertian Reksadana

Menurut Tandeilin (2010:48) reksadana dapat diartikan sebagai wadah

yang berisi sekumpulan sekuritas yang dikelola oleh perusahaan investasi dan

dibeli oleh investor.

Menurut UU Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1, Ayat (27),

reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan (kembali) dalam portofolio

efek oleh manajer investasi (Harianto et.al. 1998:114).

Secara mendasar, reksadana adalah “wadah” yang berisi uang dan

instrumen efek (saham, obligasi, pasar uang), umumnya wadah tersebut

ditempatkan dan diadministrasikan pada Bank Kustodian (Rudiyanto, 2013:10)


(42)

Tandeilin (2010:50) menyatakan investor membeli reksadana dari sebuah

perusahaan investasi pada harga per saham atau per unit penyertaan yang nilainya

tergantung pada besarnya nilai aktiva bersih (NAB) per unit. NAB/unit

merupakan harga beli per unit penyertaan yang harus dibeli oleh investor jika

ingin berinvestasi dengan membeli unit penyertaan reksadana, NAB juga

merupakan harga jual per unit penyertaan jika ingin mencairkan investasi dengan

menjual unit penyertaan reksadana yang dimiliki oleh investor (Pratomo dan

Nugraha, 2009:52).

NAB per unit ini ditentukan setiap hari dan dihitung dari nilai pasar aktiva

reksadana (sekuritas, kas, dan seluruh pendapatan) dikurangi kewajiban. NAB per

unit dihitung sebagai berikut (Tandeilin, 2010:51):

NAB per unit = NAB/jumlah saham atau unit beredar

Perubahan NAB/unit memberikan indikator kinerja investasi suatu

reksadana (Pratomo dan Nugraha, 2009:53). Nilai aktiva bersih dapat dihitung

dengan menjumlahkan seluruh nilai masing-masing efek yang dimilikinya,

berdasarkan harga pasar penutupan efek yang bersangkutan, kemudian

menguranginya dengan kewajiban-kewajiban reksadana, seperti biaya manajer

investasi, biaya bank kustodian, dan biaya lainnya.

2.3.3 Risiko Reksadana

Menurut pratomo dan Nugraha (2009 : 94), risiko reksadana terdiri atas 2

jenis :

1. Risiko berkurangnya nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/unit).


(43)

a.Perubahan kondisi ekonomi, politik, termasuk kondisi sosial dan

keamanan di dalam dan di luar negeri yang dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan.

b.Terjadi wanprestasi (default) dari emiten, penerbit surat berharga atau

pihak yang terlibat dalam transaksi dan pengelolaan investasi dalam

memenuhi kewajibannya.

2. Risiko likuiditas adalah risiko yang berkaitan dengan cepat-lambatnya

investor dapat mencairkan investasinya dengan melakukan penjualan

kembali Unit Penyertaan yang dimilikinya.

2.3.4 Jenis-Jenis Reksadana

Dari sisi peraturan Bapepam & LK, reksadana di Indonesia dibagi dalam 4

jenis kategori yaitu (Pratomo dan Nugraha, 2009: 68-75):

1. Reksadana pasar uang (RDPU)

Merupakan reksadana yang melakukan investasi 100% pada efek pasar uang.

2. Reksadana pendapatan tetap (RDPT)

Merupakan reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80%

dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat hutang.

3. Reksadana Saham (RDS)

Merupakan reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80%

dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham)

4. Reksadana Campuran (RC)

Merupakan reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek


(44)

reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham, reksadana campuran dapat

berorientasi ke saham, ke obligasi atau bahkan ke pasar uang.

Menurut Rudiyanto (2013:37), perbedaan aset dasar investasi menentukan

karakteristik dan jangka waktu investasi yang ideal yaitu:

1. Reksadana pasar uang, cocok untuk investasi dengan jangka waktu<1

tahun.

2. Reksadana pendapatan tetap, cocok untuk investasi dengan jangka waktu

1-3 tahun.

3. Reksadana campuran, cocok untuk investasi dengan jangka waktu 4-5

tahun.

4. Reksadana saham, cocok untuk investasi dengan jangka waktu > 5 tahun.

Beberapa reksadana khusus terdiri dari (Pratomo dan Nugraha,

2009:76-84):

1. Reksadana terstruktur (structured Fund) dimana ada 3 jenis reksadana yang

masuk dalam kategori ini, yaitu :

a. Reksadana terproteksi

Merupakan jenis reksadana yang cocok bagi investor yang ingin

berinvestasi tetapi berusaha untuk mengurangi risiko dari kehilangan

nilai pokok investasinya karena reksadana ini menawarkan proteksi

atau perlindungan dari nilai pokok investasi awal.

b. Reksadana dengan penjaminan

Merupakan reksadana yang mirip dengan reksadana terproteksi,

bedanya dalam reksadana penjaminan harus ada pihak yang


(45)

Di Indonesia belum muncul satupun reksadana jenis ini karena belum

ada pihak yang bersedia menjamin.

c. Reksadana indeks

Merupakan reksadana yang memiliki analogi dengan indeks-indeks

seperti IHSG, indeks LQ 45 atau Jakarta Islamic Index untuk saham

atau HSBC Bond Index untuk obligasi. Reksadana ini dimaksudkan

untuk menduplikasi kinerja suatu indeks.

2. Reksadana valas

Merupakan reksadana dari jenis-jenis atau kategori yang telah disebutkan di

atas namun menggunakan denominasi mata uang asing.

3. Reksadana sektoral

Merupakan reksadana yang umumnya masuk kategori jenis reksadana saham,

reksadana campuran, reksadana terstruktur. Ini adalah reksadana yang

portofolio investasinya difokuskan pada emiten-emiten atau indeks pada

sektor tertentu, misalnya di sektor infrastruktur.

4. Reksadana sosial

Merupakan reksadana yang bekerja sama dengan suatu badan yang memilki

kepedulian untuk isu sosial, misalnya lingkungan, pendidikan dan keagamaan

dan kemudian mengaitkannya dengan tujuan investasi dan tujuan penerbitan

suatu reksadana.

5. Reksadana ETf (Exchange Traded Fund)

Merupakan reksadana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu dan

diperjualbelikan layaknya seperti saham di bursa yang dapat dicermati


(46)

6. Reksadana melalui asuransi (Unit Link)

Merupakan perpaduan antara proteksi dan investasi dimana perusahaan

asuransi bekerja sama dengan manajer investasi untuk menawarkan produk

asuransi yang didalamnya juga terkait dengan investasi melalui reksadana.

2.3.5 Bentuk Reksadana

Menurut Harianto et.al. (1998:115) reksadana adalah suatu bentuk hukum

yang terpisah dari perusahaan investasi ataupun bank kustodian yang terdiri dari

reksadana tertutup (close ended) yaitu setelah dana yang terhimpun dalam

reksadana tersebut mencapai jumlah tertentu, maka reksadana itu akan ditutup,

sehingga setiap pemilik dana tidak dapat menarik kembali dananya dari reksadana

itu sedangkan reksadana terbuka (open ended) merupakan reksadana yang selalu

terbuka sehingga selama reksadana terebut masih efektif, masayarakat dapat

menempatkan dananya dan/atau menarik dananya setiap saat dari reksadana itu.

Perbedaan utama dari reksadana tertutup dan terbuka adalah dalam hal

mekanisme transaksi jual-beli saham/unit Penyertaan oleh investor sebagai berikut

(Tandeilin 2010:49):

a. Pada reksadana terbuka (open-end investment company), investor

tidak hanya dapat membeli saham saham reksadana tetapi juga dapat

menjualnya kembali kepada perusahaan penerbit.

b. Pada reksadana tertutup (close-end investment company), investor

tidak dapat menjual kembali saham reksadananya kepada perusahaan

penerbitnya, namun investor dapat memperdagangkannya di bursa


(47)

Pratomo dan Nugraha (2009: 46-50) menyatakan sesuai dengan peraturan

yang berlaku di Indonesia, terdapat dua bentuk hukum reksadana , yaitu:

1. Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT Reksadana)

PT Reksadana bergerak dalam pengelolaan portofolio investasi, dengan

melakukan investasi pada surat-surat berharga yang tersedia di pasar

investasi. Pihak-pihak yang terlibat adalah Direksi PT Reksadana itu

sendiri, Manajer Investasi, dan Bank Kustodian. Pembentukan PT

Reksadana diawali oleh pemegang saham pendiri (promotor) yang akan

menyediakan modal awal serta membentuk PT Reksadana dan

menentukan Direksi Perseroan. Direksi akan membuat kontrak

pengelolaan investasi dengan Manajer Investasi serta kontrak

penyimpanan harta administrasi dengan Bank Kustodian. Berdasarkan

kedua kontrak itulah, kemudian Direksi akan melakukan pernyataan

pendaftaran PT Reksadana kepada Bapepam & LK untuk melakuakn

penawaran umum kepada publik. Setelah dinyatakan efektif, PT

Reksadana kemudian akan menjual sahamnya melalui penawaran umum

kepada investor publik. PT Reksadana dapat bersifat tertutup (closed-end)

atau terbuka (open-end).

2. Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

Kontrak investasi kolektif adalah kontrak yang dibuat antara Manajer

Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit

Penyertaan sebagai investor. Dana yang terkumpul dari banyak investor

yang akan dikelola dan diinvestasikan oleh Manajer Investasi ke dalam


(48)

menjadi milik investor secara kolektif. Jika dalam PT Reksadana direksi

perusahaan membuat dua kontrak masing-masing dengan Manajer

Investasi dan Bank Kustodian untuk pengelolaan investasi, dalam

reksadana berbentuk KIK hanya ada satu kontrak investasi kolektif.

Reksadana KIK bukanlah suatu perusahaan sehingga tidak menerbitkan

saham, melainkan unit penyertaan sebagai bukti kepemilikan investor

yang secara kolektif merupakan pemilik atas kekayaan bersih reksadana

KIK. Beberapa karakteristik reksadana KIK:

a. Hanya dapat beroperasi secara terbuka.

b. Menjual Unit Penyertaan secara terus-menerus sepanjang ada

investor yang membeli

c. Unit Penyertaan tidak dicatatkan di bursa

d. Investor dapat menjual kembali Unit Penyertaan yang dimilikinya

kepada Manajer Investasi yang mengelola.

e. Hasil penjualan atau pembelian kembali Unit Penyertaan akan

dibebankan kepada kekayaan reksadana.

f. Harga jual/beli Unit Penyertaan didasarkan atas Nilai Aktiva

Bersih (NAB) per unit yang dihitung oleh Bank Kustodian secara

harian.

2.3.6 Manfaat Reksadana

Menurut Harianto et.al. (1998:122), secara spesifik manfaat reksadana

adalah sebagai berikut:


(49)

Statistik menunjukkan bahwa diversifikasi dalam investasi pasar modal

akan menurunkan risiko dan meningkatkan hasil investasi. Namun untuk

mengadakan diversifikasi dibutuhkan dana yang cukup besar dan

kemampuan memilih instrumen investasi yang tepat. Melalui investasi di

reksadana, pemodal kecil dapat menurunkan investasi dan mengoptimalkan

hasil investasi, baik dalam nilai maupun dalam waktu (timing).

2. Manfaat likuiditas

Pemodal yang membeli unit penyertaan reksadana mempunyai jaminan

likuiditas pada harga pasar karena manajer investasi wajib membeli kembali

unit penyertaan pada nilai aktiva bersih hari yang bersangkutan bila

pemegang unit penyertaan ingin menjual kembali unit penyertaannya.

3. Manfaat kemudahan investasi

Pemodal dapat memilih reksadana dengan portofolio efek dan strategi

investasi yang sesuai dengan sasaran hasil dan toleransi risiko yang

diinginkannya, tanpa harus mempunyai kemampuan teknis investasi

ataupun meluangkan waktu yang cukup untuk mengadakan transaksi

investasi karena reksadana umumnya dikelola oleh perusahaan investasi

yang profesional, serta menyediakan informasi mengenai kondisi portofolio

efek serta hasil kinerja investasi historis.

4. Manfaat keluwesan investasi. Pemodal diberi keleluasaan dalam melakukan

investasi karena pemodal dapat menanamkan dananya dalam suatu

reksadana dengan portofolio tertentu dan kemudian, bila menginginkan,

dapat mengalihkan investasinya ke dalam reksadana dengan portofolio yang


(50)

5. Manfaat peningkatan buying power.

Melalui reksadana maka buying power meningkat dibandingkan dengan

investasi secara indvidu.

6. Manfaat keterbukaan investasi

Pengelola reksadana memberikan informasi yang transparan kepada nasabah

mengenai semua aspek investasi, risiko, portofolio, dan biaya-biaya

transaksi.

7. Manfaat perlindungan investor

Melalui peraturan Bapepam, diantaranya yang mengatur transaksi pada satu

jenis saham maksimum sebesar 5% dari total modal disetor. Selain itu

manajer investasi tidak diizinkan membeli satu saham perusahaan lebih dari

10% atas nilai aktiva bersih pada saat pembelian.

2.3.7 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Reksadana

Menurut Rudiyanto (2013:23) Pihak-pihak yang terlibat dalam reksadana

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan Investasi.

Menurut Rudiyanto (2013:23) perusahaan investasi adalah perusahaan yang

mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan kegiatan pengelolaan dana

melalui investasi di pasar modal, personel perorangan yang bekerja di

perusahaan ini wajib lulus ujian Wakil Manajer Investasi (WMI) yang

diselenggarakan pemerintah.

Menurut PP No.45 Tahun 1995 Pasal 31, perusahaan efek

dapatmenjalankan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek


(51)

Investasi yang dimaksud tersebut adalah perusahaan investasi.Perusahaan efek/

investasi ini dapat berbentuk (PP No.45 Tahun 1995 Pasal 32):

a. Perusahaan Efek nasional, yang seluruh sahamnya dimiliki oleh orang

perseorangan warga negara Indonesia dan atau badan hukum

Indonesia.

b. Perusahaan Efek patungan, yang sahamnya dimiliki oleh orang

perseorangan warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia dan

atau badan hukum asing yang bergerak di bidang keuangan.

Menurut Fabozzi (1999:192-194), ada tiga jenis perusahaan investasi :

a. Perusahaan investasi terbuka (open-ended) secara berkesinambungan

siap untuk menjual saham baru kepada masyarakat dan manarik

kembali saham yang beredar jika diminta pada harga yang sesuai

dengan nilai portofolionya, yang dihitung setiap akhir perdagangan

setiap harinya.

b. Perusahaan investasi tertutup (close ended) menjual saham seperti

halnya perusahaan lain dan biasanya tidak menarik kembali sahamnya.

Saham perusahaan investasi jenis ini dijual baik pada bursa efek

maupun pasar saham tidak resmi.

c. Dana Perwalian (unit trust) serupa dengan perusahaan investasi

tertutup dalam hal penerbitan saham kepemilikan dalam jumlah tetap,

yang disebut dengan sertifikat perwalian. Sertifikat tersebut dijual dan

ditebus kembali hanya oleh perusahaan penerbit, seperti halnya


(52)

investasi dalam bentuk obligasi. Perbedaan dana perwalian dengan

perusahaan investasi tertutup dan terbuka adalah:

i. Dana perwalian tidak memiliki portofolio perdagangan obligasi

aktif. Perwalian akan menyimpan seluruh obligasi hingga ditarik

kembali oleh penerbitnya.

ii. Dana perwalian memiliki tanggal kadaluwarsa yang pasti, tidak

seperti perusahaan investasi tertutup maupun terbuka.

iii. Investor dana perwalian mengetahui bahwa portofolio terdiri dari

sekelompok obligasi tertentu dan tidak perlu khawatir akan terjadi

perubahan portofolio oleh dana perwalian.

Menurut Harianto et.al. (1998: 128) Peran perusahaan investasi dalam

reksadana adalah:

a. Pengelolaan investasi. Perusahaan investasi harus mengelola portofolio

investasi melalui kegiatan alokasi aset investasi, analisa instrumen

investasi, eksekusi transaksi, pengukuran kinerja serta pengelolaan

risiko.

b. Promosi Pemasaran. Tanggung jawab ini meliputi kegiatan untuk

meningkatkan kebertahuan (awareness) masyarakat akan reksadana

untuk dapat membangkitkan minat (interest) yang kemudian

ditingkatkan menjadi keinginan untuk melakukan investasi di

reksadana.

c. Jasa pelayanan informasi dan nasehat investasi. Perusahaan investasi

harus dapat memberikan pelayanan informasi baik berupa informasi


(53)

pemegang unit penyertaan sampai ke laporan keuangan reksadana.

Perusahaan investasi juga diharapkan dapat memberikan nasehat

investasi kepada pemodal.

d. Pelayanan penjualan dan penunjukan agen penjual. Salah satu

tanggung jawab perusahaan investasi menurut ketentuan UU pasar

modal adalah menawarkan dan menjual unit penyertaan secara

terus-menerus sampai jumlah yang telah ditentukan serta wajib membeli

kembali unit penyertaan bila pemegang unit penyertaan ingin menjual

kembali unit mereka dan membayar hasil penjualan dalam batas waktu

tertentu. Menurut UU pasar modal perusahaan investasi dapat

menunjuk agen penjual.

e. Peranan penghimpun dana promotor dan penjaga likuiditas.

Perusahaan investasi juga harus dapat menghimpun pemodal yang

bersedia menempatkan dananya sejak awal sampai jangka waktu

tertentu (promotor/sponsor). Di samping itu, manajer investasi juga

harus dapat menjaga likuiditas yang diperlukan guna melayani

permintaan redemption.

f. Aspek bisnis. Perusahaan investasi dapat memperoleh pendapatan dari

jasa pengelolaan (management fee) serta biaya penjualan (selling fee

atau front-end load).

Menurut Pratomo dan Nugraha (2009:151) cara memilih perusahaan

investasi adalah dengan melihat reputasinya. Beberapa faktor yang


(54)

a. Pengalaman. Pengalaman berkaitan dengan lamanya perusahaan telah

beroperasi.

b. Kinerja historis. Meskipun bukan merupakan kepastian jika reksadana

yang memiliki kinerja hebat di masa lalu tetap berkinerja sama baiknya

di masa depan. Tetapi, paling tidak konsistensi jangka panjang atas

kinerja masa lalu merupakan salah satu petunjuk bagi potensi

reksadana tersebut di masa depan. Kinerja historis berkaitan dengan

profil risk dan return yang dihasilkan.

c. Gaya investasi. Meskipun begitu banyak istilah dalam gaya

berinvestasi dari perusahaan investasi, kita dapat mempelajari dari isi

portofolio yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang sudah diaudit

dalam pembaruan prospektus (khususnya untuk reksadana yang

berorientasi pada saham).

d. Dukungan grup perusahaan. Umumnya investor melihat dukungan

grup perusahaan untuk meyakinkan bahwa perusahaan investasi

mempunyai komitmen jangka panjang untuk tetap beroperasi, yang

harus diperhatikan adalah ada tidaknya conflict of interest (benturan

kepentingan) dalampengelolaan investasinya.

e. Besarnya aset yang dikelola dan jumlah nasabah. Besarnya aset yang

dikelola akan memberikan keuntungan dari segi economies of scale

suatu perusahaan investasi dalam hal efisiensi biaya serta bargaining

power untuk mendapatkan harga yang lebih baik dalam bertransaksi,

khususnya untuk instrumen pasar uang dan pendapatan tetap.


(55)

dan/atau kepercayaan investor publik kepada suatu perusahaan

investasi.

f. Kualitas sumber daya manusia. Kegiatan usaha perusahaan investasi

sangat tergantung pada kualitas stafnya. Oleh karena itu di dalam

prospektus reksadana akan selalu dijelaskan secara singkat mengenai

curriculum vitae dari para staf perusahaan investasi khususnya yang

terlibat secara langsung dalam tim pengelolaan investasi.

g. Kualitas pelayanan. Berkaitan dengan kemudahan bertransasksi,

kemudahan memperoleh informasi, akurasi dan kecepatan pelaporan,

kemudahannnya untuk dihubungi jika diperlukan untuk berkonsultasi.

2. Bank Kustodian

Menurut Harianto et.al. (1998:115), Bank kustodian adalah bank yang

memberikan jasa penitipan efek dan harta lainnya berkaitan dengan efek serta

jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan

transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

Bank Kustodian memegang peranan penting dalam reksadana karena

(Rudiyanto, 2013:24) :

a. Merupakan pihak yang melakukan administrasi baik dari sisi

perusahaan investasi mapun investor. Seluruh pekerjaan

administrasi, seperti jual beli saham dan obligasi, serta penempatan

dan pencairan deposito terkait aktiva pengelolaan yang dilakukan

perusahaan investasi dilakukan oleh bank kustodian.

b. Merupakan pihak yang melakukan pengawasan terkait kepatuhan


(1)

Mar-10 0,0701 0,0385 0,0481 0,0872 0,0794 0,0723 0,0851 0,0829 Apr-10 0,0557 0,0385 0,0678 0,0426 0,0521 0,0693 0,0641 0,0674 May-10 -0,0532 -0,0638 -0,0786 -0,0656 -0,0566 -0,0936 -0,0661 -0,0737 Jun-10 0,0478 -0,0315 0,0380 0,0406 0,0393 0,0301 0,0491 0,0555 Jul-10 0,0561 -0,0171 0,0633 0,0494 0,0449 0,0728 0,0648 0,0500 Aug-10 -0,0150 0,0413 -0,0047 -0,0135 -0,0157 -0,0126 -0,0131 -0,0242 Sep-10 0,1080 -0,0131 0,0889 0,1079 0,1122 0,1222 0,1190 0,1419 Oct-10 0,0270 -0,3539 0,0205 0,0308 0,0234 0,0316 0,0350 0,0250 Nov-10 -0,0513 -0,0176 -0,0581 -0,0491 -0,0549 -0,0286 -0,0223 -0,0318 Dec-10 0,0402 0,0543 0,0493 0,0314 0,0359 0,0606 0,0519 0,0561 Jan-11 -0,1012 -0,0811 -0,1216 -0,0987 -0,0863 -0,1141 -0,1052 -0,0714 Feb-11 0,0217 0,0199 0,0112 0,0230 -0,0013 0,0294 0,0084 0,0273 Mar-11 0,0620 0,0691 0,0689 0,0507 0,0594 0,0385 0,0663 0,0528 Apr-11 0,0362 0,0263 0,0204 0,0290 0,0321 0,0362 0,0242 0,0335 May-11 0,0071 0,0956 0,0045 0,0048 0,0043 0,0044 0,0013 -0,0092 Jun-11 0,0247 0,0199 0,0023 0,0110 0,0180 0,0236 0,0172 0,0097 Jul-11 0,0706 0,0781 0,0530 0,0539 0,0504 0,1013 0,0926 0,0494 Aug-11 -0,0643 -0,0115 -0,0575 -0,0685 -0,0727 -0,0607 -0,0621 -0,0649 Sep-11 -0,0743 -0,0979 -0,0951 -0,0819 -0,0809 -0,0812 -0,0851 -0,0473 Oct-11 0,0855 0,0969 0,0791 0,0742 0,0815 0,0809 0,0804 0,0767 Nov-11 -0,0211 -0,0391 -0,0228 -0,0268 -0,0272 -0,0369 -0,0303 -0,0126 Dec-11 0,0333 0,0308 0,0244 0,0237 0,0270 0,0504 0,0225 0,0410 Jan-12 0,0223 0,0239 0,0198 0,0261 0,0217 0,0543 0,0277 0,0055 Feb-12 0,0138 0,0106 0,0101 0,0041 0,0000 0,0267 0,0182 0,0042 Mar-12 0,0483 0,0487 0,0366 0,0350 0,0293 0,0379 0,0316 0,0328 Apr-12 0,0034 0,0172 0,0127 0,0036 0,0012 -0,0078 -0,0102 -0,0306 May-12 -0,0926 -0,0712 -0,0881 -0,0874 -0,0942 -0,0761 -0,0942 -0,0803 Jun-12 0,0381 0,0267 0,0344 0,0479 0,0263 0,0271 0,0292 0,0413 Jul-12 0,0465 0,0501 0,0668 0,0541 0,0451 0,0603 0,0561 0,0571 Aug-12 -0,0284 -0,0310 -0,0107 -0,0270 -0,0354 -0,0202 -0,0438 -0,0265 Sep-12 0,0463 0,0474 0,0728 0,0512 0,0439 0,0461 0,0672 0,0499 Oct-12 0,0269 0,0180 0,0004 0,0261 0,0211 0,0243 0,0108 0,0216 Nov-12 -0,0148 0,0060 -0,0199 -0,0156 -0,0057 -0,0016 -0,0244 -0,0274 Dec-12 0,0111 -0,0197 -0,0203 0,0024 -0,0039 -0,0005 0,0020 0,0086 Jan-13 0,0171 0,0213 0,0176 0,0347 0,0252 0,0188 0,0485 0,0250 Feb-13 0,0789 0,0855 0,0673 0,0812 0,0730 0,0466 0,0583 0,0829 Mar-13 0,0316 0,0956 0,0254 0,0215 0,0267 0,0593 0,0303 0,0244 Apr-13 0,0295 0,0011 0,0300 0,0302 0,0271 0,0270 -0,0066 0,0374 May-13 -0,0014 0,0667 0,0578 -0,0043 0,0239 0,0019 0,0171 -0,0033 Jun-13 -0,0461 -0,0772 -0,1036 -0,0441 -0,0717 -0,0501 -0,0551 -0,0507 Jul-13 -0,0442 -0,0525 -0,0560 -0,0388 -0,0925 -0,0629 -0,0932 -0,0289 Aug-13 -0,0939 -0,1021 -0,0941 -0,0938 -0,1230 0,0171 -0,0919 -0,0934 Sep-13 0,0240 0,0158 0,0217 0,0153 0,0244 -0,0146 0,0551 0,0104 Oct-13 0,0508 0,0506 0,0569 0,0503 0,0469 0,0380 0,0480 0,0536 Nov-13 -0,0713 -0,0626 -0,0671 -0,0624 -0,0821 -0,0274 -0,0458 -0,0716 Dec-13 -0,0012 -0,0030 -0,0003 0,0036 0,0512 -0,0224 -0,0477 0,0061 Rata-Rata 0,0091 -0,0012 0,0056 0,0075 0,0049 0,0124 0,0079 0,0097


(2)

Mar-10 0,0388 0,0875 0,0842 0,1162 0,0963 0,0650 0,0885 Apr-10 0,0834 0,0563 0,0466 0,1407 0,0828 0,0487 0,0663 May-10 -0,1118 -0,0601 -0,0577 -0,0465 -0,0645 -0,1008 -0,0674 Jun-10 -0,0036 0,0505 0,0461 0,0463 0,0340 0,0025 0,0452 Jul-10 -0,0273 0,0532 0,0488 0,0882 0,0914 0,0665 0,0625 Aug-10 0,0649 -0,0161 -0,0207 0,0902 0,0627 -0,0069 -0,0132 Sep-10 0,1486 0,1065 0,1050 0,1536 0,1358 0,0958 0,1112 Oct-10 0,0394 0,0331 0,0272 0,0591 0,0324 0,0299 0,0274 Nov-10 0,0096 -0,0419 -0,0571 -0,0135 -0,0583 -0,0328 -0,0547 Dec-10 0,0506 0,0351 0,0401 0,0281 0,0316 0,0395 0,0370 Jan-11 -0,0958 -0,0972 -0,0992 -0,0574 -0,0700 -0,1073 -0,1047 Feb-11 -0,0123 0,0242 0,0217 0,0040 0,0001 0,0266 0,0226 Mar-11 0,0584 0,0637 0,0642 0,1011 0,0868 0,0407 0,0659 Apr-11 0,0523 0,0328 0,0310 0,0446 0,0306 0,0286 0,0304 May-11 0,0120 0,0059 0,0056 0,0148 0,0196 -0,0020 -0,0038 Jun-11 0,0261 0,0228 0,0255 0,0196 0,0140 0,0038 0,0155 Jul-11 0,1388 0,0596 0,0659 0,0768 0,0743 0,0438 0,0493 Aug-11 -0,0309 -0,0677 -0,0641 -0,0650 -0,0579 -0,0993 -0,0789 Sep-11 -0,1137 -0,0758 -0,0736 -0,0993 -0,0903 -0,1144 -0,0739 Oct-11 0,0575 0,0833 0,0831 0,0849 0,0783 0,0970 0,0803 Nov-11 -0,0255 -0,0243 -0,0186 -0,0350 -0,0259 -0,0672 -0,0345 Dec-11 0,0504 0,0327 0,0317 0,0259 0,0296 0,0393 0,0279 Jan-12 0,0085 0,0214 0,0187 0,0185 0,0133 0,0473 0,0182 Feb-12 0,0346 0,0175 0,0136 0,0179 0,0309 0,0378 0,0089 Mar-12 0,0449 0,0388 0,0413 0,0136 0,0247 0,0184 0,0404 Apr-12 0,0272 -0,0019 -0,0056 0,0224 0,0361 -0,0093 0,0066 May-12 -0,1288 -0,0906 -0,0954 -0,0747 -0,0650 -0,1017 -0,0978 Jun-12 0,0136 0,0423 0,0435 0,0177 0,0078 -0,0050 0,0331 Jul-12 0,0518 0,0488 0,0547 0,0435 0,0420 0,0495 0,0491 Aug-12 -0,0368 -0,0297 -0,0345 -0,0295 -0,0450 -0,0740 -0,0421 Sep-12 0,0477 0,0410 0,0470 0,0295 0,0292 0,0470 0,0490 Oct-12 0,0860 0,0179 0,0208 0,0177 0,0168 0,0553 0,0180 Nov-12 0,0182 -0,0232 -0,0195 0,0007 0,0029 0,0379 -0,0005 Dec-12 -0,0581 0,0139 0,0126 0,0117 0,0177 -0,0336 0,0011 Jan-13 0,0313 0,0208 0,0223 0,0459 0,0457 -0,0005 0,0358 Feb-13 0,1170 0,0728 0,0766 0,0970 0,0885 0,0543 0,0869 Mar-13 0,0899 0,0271 0,0255 0,0602 0,0460 0,0414 0,0316 Apr-13 0,0049 0,0260 0,0259 0,0397 0,0554 0,0596 0,0522 May-13 0,0173 -0,0097 -0,0083 0,0402 0,0632 0,0511 0,0306 Jun-13 -0,0767 -0,0367 -0,0391 -0,0693 -0,0778 -0,0947 -0,0734 Jul-13 -0,0611 -0,0532 -0,0532 -0,0812 -0,0707 -0,0654 -0,0337 Aug-13 -0,1142 -0,0886 -0,0896 -0,1311 -0,1294 -0,0426 -0,0780 Sep-13 0,0305 0,0251 0,0225 0,0788 0,0673 -0,0019 0,0100 Oct-13 0,0217 0,0481 0,0553 0,0451 0,0431 0,0331 0,0417 Nov-13 -0,0778 -0,0643 -0,0727 -0,0962 -0,0752 -0,0650 -0,0543 Dec-13 -0,0305 -0,0031 -0,0122 0,0002 0,0022 -0,0160 0,0117 Rata-Rata 0,0093 0,0087 0,0077 0,0204 0,0162 0,0024 0,0093


(3)

LAMPIRAN 2 Nilai Risk Free Rate (Sertifikat Bank Indonesia)

Tanggal BI Rate

06/01/10 6,50% 04/02/10 6,50% 04/03/10 6,50% 06/04/10 6,50% 05/05/10 6,50% 03/06/10 6,50% 05/07/10 6,50% 04/08/10 6,50% 03/09/10 6,50% 05/10/10 6,50% 04/11/10 6,50% 03/12/10 6,50% 05/01/11 6,50% 04/02/11 6,75% 04/03/11 6,75% 12/04/11 6,75% 12/05/11 6,75% 09/06/11 6,75% 12/07/11 6,75% 09/08/11 6,75% 08/09/11 6,75% 11/10/11 6,50% 10/11/11 6,00% 08/12/11 6,00% 12/01/12 6,00% 09/02/12 5,75% 08/03/12 5,75% 12/04/12 5,75% 10/05/12 5,75% 12/01/00 5,75% 12/07/12 5,75% 09/08/12 5,75% 13/09/12 5,75% 11/10/12 5,75% 08/11/12 5,75% 11/12/12 5,75% 10/01/13 5,75% 12/02/13 5,75% 07/03/13 5,75% 11/04/13 5,75% 13/05/13 6,00% 11/06/13 6,50% 15/07/13 6,50% 29/08/13 7,00% 12/09/13 7,25% 08/10/13 7,25%


(4)

LAMPIRAN 3 Return Pasar (R

m

Tanggal

)

Return 04/01/2010 0,0403 01/02/2010 -0,0237 01/03/2010 0,0896 01/04/2010 0,0698 03/05/2010 -0,0587 01/06/2010 0,0417 01/07/2010 0,0534 02/08/2010 0,0041 01/09/2010 0,1361 01/10/2010 0,0383 01/11/2010 -0,0286 01/12/2010 0,0488 03/01/2011 -0,0795 01/02/2011 0,0179 01/03/2011 0,0600 01/04/2011 0,0383 02/05/2011 0,0045 01/06/2011 0,0134 01/07/2011 0,0623 01/08/2011 -0,0700 02/09/2011 -0,0762 03/10/2011 0,0681 01/11/2011 -0,0200 01/12/2011 0,0288 03/01/2012 0,0313 01/02/2012 0,0110 01/03/2012 0,0342 02/04/2012 0,0144 01/05/2012 -0,0832 01/06/2012 0,0320 02/07/2012 0,0472 01/08/2012 -0,0198 03/09/2012 0,0498 01/10/2012 0,0206 01/11/2012 -0,0170 03/12/2012 0,0095 02/01/2013 0,0317 01/02/2013 0,0768 01/03/2013 0,0303 01/04/2013 0,0188 01/05/2013 0,0069 03/06/2013 -0,0493


(5)

01/07/2013 -0,0433 01/08/2013 -0,0901 02/09/2013 0,0289 01/10/2013 0,0451 01/11/2013 -0,0564 02/12/2013 -0,0143

LAMPIRAN 4 Rata-rata Return Reksadana (

Rd

), Rata-Rata

Risk Free

Rate(

), Beta (β), Standar Deviasi (σ), Sharpe Ratio (SR)

Treynor Ratio (TR), Jensen’s Alpha (JA), Market Timing

(MT) dan Stock Selection (SS)

No Kode Rd RF β σ SR TR JA SS MT

1 000D1B 0,0047 0,0635 1,0521 0,0579 -1,0142 -0,0558 -0,0043 -0,008 -3,136 2 86769 0,0121 0,0635 1,0628 0,0542 -0,9476 -0,0483 0,0035 0,002 -1,527 3 85001 -0,0039 0,0635 0,9457 0,0598 -1,1259 -0,0712 -0,0190 -0,019 -0,182 4 BAM SAH 0,0093 0,0635 1,0169 0,0521 -1,0406 -0,0533 -0,0017 -0,002 -0,689 5 00D61B 0,0185 0,0635 0,7899 0,0828 -0,5433 -0,0569 -0,0050 -0,005 0,376 6 BIG-EQ 0,0166 0,0635 0,9113 0,0517 -0,9072 -0,0515 0,0005 0 -0,824 7 83303 0,0051 0,0635 1,0842 0,0573 -1,0186 -0,0539 -0,0024 -0,004 -1,689 8 35600055431 0,0063 0,0635 1,0434 0,0538 -1,0626 -0,0548 -0,0033 -0,005 -1,405 9 35600022433 0,0085 0,0635 1,0560 0,0537 -1,0234 -0,0521 -0,0004 -0,002 -1,068 10 92882 0,0082 0,0635 0,9511 0,0480 -1,1514 -0,0582 -0,0061 -0,006 -0,375 11 35600022436 0,0094 0,0635 0,9360 0,0487 -1,1109 -0,0578 -0,0054 -0,007 -1,098 12 NISP 0,0055 0,0635 0,9663 0,0488 -1,1884 -0,0600 -0,0082 -0,009 -0,597 13 35600493431 0,0024 0,0635 1,0122 0,0568 -1,0769 -0,0604 -0,0087 -0,01 -1,552 14 99424 0,0106 0,0635 1,3211 0,0707 -0,7480 -0,0400 0,0153 0,014 -1,205 15 000D8O -0,0027 0,0635 -1,1496 0,0626 -1,0569 0,0575 -0,1227 -0,122 0,799 16 85290 0,0138 0,0635 1,0727 0,0563 -0,8821 -0,0463 0,0058 0,003 -2,553 17 000D2B 0,0111 0,0635 1,1387 0,0597 -0,8769 -0,0460 0,0060 0,004 -1,716 18 000D2L 0,0111 0,0635 1,1919 0,0636 -0,8232 -0,0439 0,0087 0,005 -3,082 19 86363 0,0105 0,0635 1,0816 0,0573 -0,9244 -0,0490 0,0029 0,001 -1,981 20 00D54N -0,0012 0,0635 0,6580 0,0740 -0,8744 -0,0983 -0,0296 -0,034 -4,068 21 00D54E 0,0056 0,0635 1,0294 0,0542 -1,0682 -0,0562 -0,0047 -0,007 -2,177 22 82594 0,0124 0,0635 0,9199 0,0511 -1,0004 -0,0556 -0,0037 -0,003 0,834 23 91017 0,0079 0,0635 1,0700 0,0550 -1,0115 -0,0520 -0,0008 -0,001 -0,356 24 RDMW 0,0097 0,0635 0,9807 0,0503 -1,0674 -0,0548 -0,0032 -0,002 0,971 25 91033 0,0204 0,0635 1,1863 0,0635 -0,6793 -0,0363 0,0175 0,017 -0,775 26 GR002PRIMASH 0,0162 0,0635 1,0943 0,0583 -0,8108 -0,0432 0,0090 0,008 -1,377 27 00D68B 0,0093 0,0635 0,9789 0,0647 -0,8370 -0,0553 0,0038 0,002 -1,29 28 FOSL 0,0110 0,0635 1,0928 0,0569 -0,9232 -0,0481 -0,0613 0,003 -1,243 29 FOIP 0,0088 0,0635 1,0777 0,0546 -1,0014 -0,0507 0,0008 0 -0,922 30 89763 0,0093 0,0635 1,0755 0,0539 -1,0052 -0,0504 0,0012 0 -0,853 31 MPPESON 0,0095 0,0635 1,0335 0,0517 -1,0432 -0,0522 -0,0007 -0,002 -0,884 32 82214 0,0084 0,0635 1,0161 0,0514 -1,0715 -0,0542 -0,0023 -0,00344 -1,072 33 00D42C 0,0070 0,0635 1,0347 0,0525 -1,0746 -0,0545 -0,0031 -0,004 -1,159 34 RDEP 0,0090 0,0635 1,1132 0,0574 -0,9485 -0,0489 0,0031 0,001 -1,793 35 92841 0,0056 0,0635 0,2154 0,0183 -3,1605 -0,2685 -0,0600 -0,045 1,374


(6)

41 FIPF 0,0091 0,0635 0,9871 0,0502 -1,0825 -0,0550 -0,0034 -0,005 -1,117 42 BIDDINA 0,0075 0,0635 0,9783 0,0494 -1,1334 -0,0572 -0,0054 -0,006 -0,82 43 99556 0,0049 0,0635 1,0291 0,0534 -1,0976 -0,0569 -0,0057 -0,007 -1,281 44 98566 0,0087 0,0635 0,9837 0,0496 -1,1041 -0,0557 -0,0042 -0,005 -0,821 45 85100 0,0077 0,0635 0,9966 0,0506 -1,1023 -0,0560 -0,0045 -0,005 -0,795