Stock Selection
α
p
Stock selection merupakan kemampuan
manajer investasi untuk memilih saham-saham
kedalam portofolio.
Perusahaan Investasi
Lokal Perusahaan Efek nasional,
yang seluruh sahamnya dimiliki oleh orang
perseorangan warga negara Indonesia dan atau
badan hukum Indonesia Kepemilikan nasional yaitu seluruh modal disetor
dimiliki oleh orang perseorangan warga Indonesia dan atau badan hukum Indonesia PP
No. 45 Tahun 1995 Pasal 32 Ayat 1 Nominal
Perusahaan Investasi
Asing Perusahaan Efek
patungan, yang sahamnya dimiliki oleh orang
perseorangan warga negara Indonesia, badan
hukum Indonesia dan atau badan hukum asing yang
bergerak di bidang keuangan.
Kepemilikan Patungan yaitu dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di bidang
sekuritasyang telah memperoleh izin atau di bawah pengawasan regulator PasarModal di
negara asalnya maksimal 99 sembilan puluh sembilan perseratus dari modal disetor PMK
No.153 Tahun 2010 Pasal 2 Ayat 2 Nominal
3.7 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pengukuran kinerja reksadana yang terdiri dari Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha, market timing dan stock
selection. Selanjutnya dilakukan analisis uji beda dengan two ways ANOVA dan independent sample t test, kemudian dilakukan uji korelasi dengan Pearson
Product Moment. Dalam penelitian ini, digunakan bantuan program Software SPSS Statistical Package for Social Science.
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah pengukuran kinerja reksadana:
Langkah 1:
Universitas Sumatera Utara
Sebelum menghitung nilai dari Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha, market timing dan stock selection maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan
terhadap R
RD
return Reksadana,σ standar deviasi reksadana, return investasi
bebas risiko RF dan return pasar R
m
. R
RD
1 1
− −
− =
t t
t RD
NAB NAB
NAB R
tersebut dapat diperoleh dengan rumus :
1 Keterangan :
R
RD
NAB : return reksadana
t
NAB : NAB Reksadana Saham pada periode t
t-1
Langkah 2: : NAB Reksadana Saham pada periode t-1
Kemudian hasil dari R
RD
bulanan dijumlahkan keseluruhannya lalu dibagi periode pengamatan untuk memperoleh rata-rata return reksadana
RD
1 n
R R
2 RD
RD
− −
= σ
∑
. Ini akan digunakan untuk perhitungan kinerja dengan Sharpe ratio dan Treynor ratio.
Langkah selanjutnya menentukan nilai standar deviasi yang dapat dihitung dengan rumus:
2
Keterangan :
RD
R
:return aktual pada periode t
RD
R
:expected return pada periode t
Universitas Sumatera Utara
n : jumlah periode
Langkah 3: Berikutnya menentukan rata-rata return investasi bebas risiko dengan rumus :
∑ ∑
= Periode
SBI RF
3 Dimana :
: rata-rata return investasi bebas risiko SBI
∑
SBI
: Jumlah suku bunga bebas risiko bulanan
∑
Periode
:
Jumlah periode pengamatan Langkah 4:
Untuk Treynor ratio dibutuhkan return IHSG Indeks Harga Saham Gabungan yang dapat dihitung dengan rumus :
1 t
1 t
t m
IHSG IHSG
IHSG R
− −
− =
4
Keterangan : R
m
IHSG : Return Pasar
t
IHSG :IHSG pada periode t
t-1
Langkah 5: :IHSG pada periode t-1
Kemudian nilai hasil dari R
m
bulanan dijumlahkan keseluruhannya lalu dibagi periode pengamatan. Return pasar ini kemudian akan digunakan untuk
mendapatkan hasil beta pada Treynor ratio. Langkah selanjutnya adalah menghitung
nilai βbeta yang dapat diperoleh dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
∑ ∑
− −
− =
β
2 m
m m
m RD
RD
R R
] R
R R
R [
5 Keterangan:
β : beta ReksadanaSaham
R
Rd
R : Return Reksadana
m
Untuk mendapatkan nilai β beta dihitung dengan menggunakan bantuan Software SPSS. Setelah menyelesaikan perhitungan di atas maka dapat dilakukan
pengukuran kinerja dengan menghitung nilai Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha, market timing dan stock selection pada masing-masing reksadana
saham dengan cara sebagai berikut : : Return Pasar
1. Analisis Kinerja dengan Sharpe ratio Dengan menggunakan persamaan 1, 2 dan 3 maka dapat dihitung Sharpe
ratio dengan menggunakan rumus:
σ −
= RF
TR S
RD RD
Keterangan : S
RD
: nilai Sharpe ratio
RD
: rata-rata return reksadana bulanan : rata-rata return investasi bebas risikobulanan
α :standar deviasi reksadana untuk subperiode tertentu.
Dari hasil perhitungan yang diperoleh maka akan disusun urutan kinerja Sharpe ratio, semakin besar Sharpe ratio maka semakin baik kinerja reksadana
saham tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Analsisis Kinerja dengan Treynor ratio Dengan menggunakan persamaan 1, 2 dan 5 maka dapat dihitung Treynor
ratio dengan menggunakan rumus :
β −
= RF
TR T
RD RD
Keterangan : T
RD
: nilai Treynor ratio
RD
: rata-rata return reksadana subperiode tertentu
β : slope persamaaan garis hasil regresi linear.
: rata-rata return investasi bebas risiko bulanan
Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dapat disusun urutan kinerja menggunakan Treynor ratio apabila Treynor ratiosemakin besar
menunjukkan kinerja reksadana saham semakin baik. 3. Analisis Kinerja dengan Jensen’s alpha
Dengan menggunakan persamaan 1 dan 4 maka dapat dihitung nilai Jensen’s alpha dengan rumus sebagai berikut :
R
RD
– RF = α + β× R
m
Keterangan : - RF
α : nilai perpotongan Jensen
R
RD
RF : return reksadana saham
R : Return investasi bebas risiko periode bulanan
m
β : slope persamaan garis hasil regresi linear.
: return pasar periode bulanan
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk nilai alpha positif berarti kinerja dari reksadana tersebut baik atau superior,dan bila alpha negatif maka berarti kinerja
dari reksadana tersebut buruk atau inferior. 4. Analisis Kinerja dengan Market Timing dan Stock Selection
Selanjutnya adalah mengukur kinerja reksadana saham dengan menggunakan market timing dan stock selection. Model yang digunakan adalah
model Treynor dan Mazuy dengan menggunakan model regresi kuadratik. Admati et.al. 1986 menyatakan bahwa model regresi kuadratik adalah sebuah
pengukuran yang valid dari pengukuran kinerja market timing dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kualitas dari timing information dan
mendeteksi keberadaan dari selectivity information. Setelah melakukan perhitungan nilai return reksadana saham R
RD
dan return pasar R
m
pada persamaan 1 dan 4 yang telah disebutkan di atas, maka selanjutnya digunakan model regresi kuadratik untuk memperoleh nilai alpha
α
P
dan beta β
2
R . Persamaannya adalah sebagai berikut :
RD
– RF =α + β
1
R
m
– R F + β
2
R
m
- RF
2
Dimana: +ε
R
RD
RF : Return investasi bebas risiko pada waktu t
: Return portofolio p pada waktu t
R
m
α :stock selection
: Return pasar pada waktu t
β
1
β : Koefisien regresi excess market return
2
:market timing
Universitas Sumatera Utara
ε
Pt
Nilai α positif mengindikasikan bahwa manajer investasi memiliki stock selection,
jika nilai α negatif maka mengindikasikan manajer investasi tidak memiliki stock selection. Nila
i α sama dengan 0 berarti return reksadana saham sama dengan return
pasar. β : Error term.
2
yang positif menggambarkan kemampuan market timing
yang baik. Jika β
2
3.8 Uji Homogenitas