Strategi Investasi Reksadana Penelitian Terdahulu

yang akan mengingatkan perusahaan investasi jika terjadi pengelolaan yang menyalahi ketentuan. c. Merupakan pihak yang safekeeping atas aset reksadana, bank kustodian bertanggung jawab menjaga agar seluruh sertifikat, dokumen, dan aset lainnya berada dalam keadaan aman. 3. Agen Penjual Agen Penjual adalah pihak yang memasarkan reksadana. Biasanya agen penjual merupakan perusahaan efek sekuritas dan kebanyakan Bank yang menawarkan reksadana. 4. Bank Pembayar Bank pembayar tidak umum di reksadana. Bank pembayar adalah bank yang menyediakan fasilitas pembayaran untuk transaksi normal, transaksi online, ataupun transaksi autodebet. Dengan kata lain, produk reksadana tidak dipasarkan melalui bank yang dimaksud, tetapi menggunakan fasilitas yang ada di sana, yang bertujuan untuk memudahkan investor melakukan transaksi pembelian reksadana. 5. Perusahaan Asuransi Perusahaan asuransi juga tidak umum di reksadana. Perusahaan asuransi bertujuan memberikan penjaminan apabila obligasi yang dibeli reksadana mengalami kebangkrutan. Ketentuan mengenai hal ini diatur dalam peraturan BAPEPAM-LKOJK tentang reksadana dengan penjaminan.

2.3.8 Strategi Investasi Reksadana

Universitas Sumatera Utara Menurut Rudiyanto 2013:99 mengkategorikan strategi investasi reksadana berdasarkan kriteria-kriteria berikut: 1. Reksadana strategi investasi pasif adalah reksadana yang pasif dalam menjalankan pengelolaan portofolio investasinya. Umumnya, reksadana yang masuk kategori ini memungut biaya pengelolaan management fee yang rendah dan hanya memberikan tingkat pengembalian yang setara dengan pasarindeks atau memberikan bunga dan kupon obligasi kepada investor secara periodik. Jenis reksadana yang termasuk dalam kategori ini antara lain ETF Exchange Traded Fundbaik saham maupun obligasi, reksadana terproteksi, dan reksadana pasar uang. 2. Reksadana strategi investasi aktif adalah reksadana yang aktif dalam menjalankan pengelolaan portofolio investasinya dan berusaha memberikan tingkat return di atas pasar. Hampir sebagian besar reksadana yang ada saat ini dapat dikategorikan sebagai reksadana dengan strategi investasi aktif. Berdasarkan portofolio investasi, yaitu saham dan obligasi, strategi aktif yang digunakan adalah: 1. Strategi investasi Growth Investing dan Value Investing untuk portofolio berbasis saham. Growth Investing adalah strategi investasi yang memilih saham berdasarkan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya di atas rata- rata meski secara valuasi bisa saja harganya dikategorikan relatif mahal. Saham yang masuk dalam kategori ini disebut growth stock. Sebaliknya, value investing adalah strategi investasi yang memilih saham berdasarkan perusahaan yang fundamentalnya baik, memiliki prospek dan model bisnis Universitas Sumatera Utara yang jelas, dan secara valuasi relatif lebih murah dibandingkan saham secara umum. Saham ini termasuk dalam kategori value stock. 2. Strategi durasi untuk reksadana berbasis obligasi. Durasi adalah satuan risiko dalam obligasi seperti halnya beta dalam saham. durasi obligasi menyatakan tingkat sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga dengan hubungan yang negatif. Strategi durasi pada reksadana berbasis obligasi dikategorikan menjadi: a. Panjang dengan durasi5 b. Menengah dengan durasi 3-5 c. Pendek dengan durasi 3 Durasi tidak sama dengan jatuh tempo. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat durasi adalah dengan membaca informasi tersebut pada Fund Fact Sheet reksadana. 3. Reksadana dengan Strategi CPPI. Reksadana campuran dengan strategi CPPI Constant Proportion Portfolio Insurance umumnya menjalankan fungsi rebalancing secara otomatis auto rebelancing sesuai kondisi pasar sehingga mampu meminimalkan risiko dan memaksimalkan tingkat return. Salah satu fitur produk ini adalah berusaha memberikan perlindungan kepada investor dengan membatasi maksimum kerugian yang mungkin terjadi pada reksadana tersebut melalui skema auto balancing.

2.3.9 Pengukuran Kinerja Reksadana