134
2. Unit Regional Management
Pada 30 April 2010, unit regional management berjumlah 155 karyawan yang berlokasi di 9 sembilan kantor regional yang tersebar di wilayah Indonesia.
Unit regional management bertanggung jawab untuk segala aktivitas bisnis pada daerah dimana menara telekomunikasi berlokasi. Unit regional management bertugas mengelola SITAC, proses pemenuhan
perijinan, mengawasi pekerjaan konstruksi oleh sub-kontraktor CME, mengawasi kinerja sub-kontraktor pemeliharaan sites menara serta menjaga hubungan dan memenuhi persyaratan administratif dari
operator dan pemerintah daerah. Perseroan berkeyakinan bahwa keberadaan unit regional management yang dekat dengan aset Perseroan sangat penting untuk pelayanan penyewa, penyelesaian konstruksi
perkerjaan yang tepat waktu, quality control konstruksi dan manajemen pemeliharaan sites untuk pemeliharaan berkala dan pelaporan kejadian penting. Pengetahuan terhadap daerah lokal memampukan
Perseroan untuk bekerja sama dengan penyewa untuk mengidentiikasi sites menara telekomunikasi baru dengan potensi kolokasi yang besar.
3. Unit Operation dan Asset Maintenance
Pada 30 April 2010, unit operation dan asset maintenance berjumlah 34 karyawan. Unit operation bertanggung-jawab dalam penyediaan kemampuan SITAC, CME serta pemeliharaan dan
fungsi kepatuhan regulasi, dan memastikan bahwa keunggulan pengetahuan dan pengalaman Perseroan dapat diteruskan kepada unit regional management. Unit ini berbasis di kantor pusat. Unit operation bekerja
sama dengan unit regional management untuk menyediakan tenaga ahli. Unit operation juga menetapkan kebijakan dan methodologi tingkat nasional untuk aspek SITAC, CME serta pemeliharaan dan fungsi
kepatuhan regulasi. Perseroan berkeyakinan bahwa keunggulan Unit operation dapat memampukan Perseroan untuk menyediakan solusi akuisisi lahan dan perijinan, konstruksi dan pemeliharaan yang
lengkap, konsisten dan tepat waktu. Unit asset management bertanggung jawab dalam mengelola aset Perseroan serta pelayanan kepada
penyewa. Unit ini bertanggung jawab untuk mengelola aset menara Perseroan. Unit asset management menyimpan data historis menara pada database nasional Perseroan, mengadministrasi penempatan
peralatan operator telekomunikasi pada sites menara, memastikan sites menara pada status siap untuk kolokasi, mengawasi program pemeliharaan menara, serta perpanjangan perijinan menara. Unit asset
management juga berfungsi sebagai pelayanan pelanggan yang dilakukan melalui layanan 247 call center. Call center Perseroan menjadi pusat pengaduan dari penyewa, serta bertanggung jawab untuk
mencatat dan menyelesaikan pengaduan penyewa mulai dari diterimanya pengaduan dari penyewa sampai pengaduan telah selesai diperbaiki. Call center beroperasi berdasarkan prioritas, termasuk
pemeringkatan tingkat pengaduan, Perseroan untuk mendelegasikan kepada pihak yang ditugaskan untuk menyelesaikan pengaduan penyewa serta jangka waktu perbaikan.
4. Unit Business Development
Pada 30 April 2010, unit product development dan innovation berjumlah 2 karyawan. Unit businees development bertanggung jawab untuk mengidentiikasi peluang bisnis baru pada sektor
infrastruktur telekomunikasi yang dapat memberikan nilai tambah kepada Perseroan, termasuk peluang untuk akuisisi aset menara maupun perusahaan yang bergerak dibidang yang sejenis dengan Perseroan.
5. Unit Finance, Accounting dan Legal
Pada 30 April 2010, unit Finance, Accounting dan Legal berjumlah 41 karyawan. Unit inance dan accounting bertanggung jawab untuk melakukan kontrol inansial, pelaporan inansial,
manajemen perputaran kas terutama pengiriman invoice dan penagihan piutang Perseroan, pengelolaan aset tetap, serta realisasi belanja modal. Unit ini juga mengelola ketersediaan pendanaan dan biaya
pendanaan untuk belanja modal Perseroan.
135 Unit legal bertanggung jawab untuk memastikan ketaatan terhadap Undang-undang dan peraturan yang
berlaku. Unit legal juga menyiapkan perjanjian-perjanjian sehubungan dengan kegiatan usaha normal perusahaan.
6. Unit Business Support
Pada 30 April 2010, unit business support berjumlah 91 karyawan. Unit business support mengelola fungsi pengadaan, sumber daya manusia, proses bisnis dan teknologi
informasi serta fungsi administratif lainnya. Fungsi pengadaan dan pembelian mengelola eisiensi biaya untuk mendukung program belanja modal Perseroan. Fungsi sumber daya manusia mengelola program
recruitment, analisa kemampuan sumber daya manusia, tinjauan kinerja dan pelatihan. Fungsi proses bisnis mengembangkan kemampuan manajemen proses bisnis. Fungsi teknologi informasi mengelola
dan memelihara web-enabled project management tools dan database aset Perseroan.
7. Unit Risk Management dan Internal Audit
Pada 30 April 2010, unit risk management dan internal audit berjumlah 3 karyawan. Unit ini berusaha mengidentiikasi beberapa kemungkinan kejadian yang dapat menyebabkan kerugian atau gangguan
terhadap bisnis Perseroan, serta menganalisa tingkat dan kemungkinan dari kejadian tersebut. Perseroan berkeyakinan bahwa kemampuan sumber daya manusia serta kuatnya manajemen proses yang didukung
oleh pelatihan dan monitoring kepatuhan dapat mengurangi risiko operasional dan menghasilkan hasil usaha yang lebih terprediksi.
12. P
ersaingan
u
saha
Perseroan berkeyakinan bahwa persaingan pada industri penyewaan menara telekomunikasi di Indonesia utamanya bergantung pada lokasi menara dan hubungan dengan operator telekomunikasi, dan kualitas
dan ketinggian menara. Disamping itu, persaingan usaha juga dipengaruhi oleh jumlah portofolio sites, kualitas dan tinggi menara, harga dan manajemen operasional dan jasa layanan tambahan kepada
penyewa. Dalam bersaing dengan Protelindo, satu-satunya perusahaan penyewaan menara independen dengan
skala nasional, Perseroan mengandalkan hubungan yang baik dengan operator telekomunikasi besar di Indonesia, rekam jejak layanan dan kepuasan penyewa terhadap Perseroan.
Berdasarkan pengalaman Perseroan, termasuk pada saat melakukan uji tuntas terhadap beberapa perusahaan penyewaan manara independen kecil, Perseroan berkeyakinan bahwa perusahaan menara
independen skala kecil memiliki kecenderungan untuk menyewakan sebagian besar portofolio menara telekomunikasinya hanya kepada satu operator telekomunikasi. Hal tersebut menyebabkan rasio kolokasi
perusahaan tersebut relatif rendah. Meskipun barrier to entry untuk perusahaan menara telekomunikasi independen skala daerahkecil cukup rendah, bisnis menara merupakan bisnis padat modal capital
intensive. Perusahaan dengan skala yang kecil membutuhkan pendanaan hutang dengan tingkat bunga dan struktur yang menarik serta membangun hubungan yang baik dengan beberapa operator
telekomunikasi untuk menjadi berhasil. Akan tetapi, perusahaan tersebut memiliki hubungan yang terbatas dengan kreditur yang dapat menawarakan pendanaan hutang dan dengan operator telekomunikasi lain,
selain penyewa utama menara mereka. Sebagai akibatnya, Perseroan secara aktif memonitor perusahaan menara independen tersebut sebagai potensi target akuisisi.
Operator telekomunikasi nasional yang melakukan kolokasi pada menaranya merupakan pesaing dengan kemampuan keuangan yang lebih kuat, serta memiliki biaya pendanaan yang lebih murah dibandingkan
Perseroan. Akan tetapi, Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan adalah penyedia jasa independen pihak ketiga yang tidak bersaing dengan bisnis utama penyewa Perseroan secara langsung sehingga
menciptakan keunggulan kompetitif dibandingkan operator telekomunikasi yang menawarkan kolokasi kepada pesaing utama mereka.
136 Berdasarkan dari hasil riset oleh Detecon, dari sekitar 52.000 menara telekomunikasi di Indonesia, operator