T K KONSEP LABA

b. Belum ada dasar pengukuran dan penyajian yang secara teroritis mantap. c. Praktik akuntansi yang diterima umum memungkinkan timbulnya ketidakkonsistenan dalam pengukuran laba periodik dari perusahaan yang berbeda atau periode akuntansi yang sama. d. Perubahan tingkat harga daya beli uang belum tercermin dalam laba akuntansi yang dihitung atas dasar nilai nominal uang. e. Informasi lain mungkin terbukti lebih bermanfaat bagi investor dan pemegang saham dalam pengambilan keputusan investasi.

C. T

UJUAN P ELAPORAN L

ABA

Tujuan pelaporan laba adalah memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerjaprestasi perusahaan earning management dalam menghasilkan laba earning per share. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, informasi tentang laba perusahaan sangat penting bagi investor dan pembuat keputusan decision maker yang dapat digunakan sebagai berikut, yaitu: 1. indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian rate of return on invested capital; 2. pengukur prestasi manajemen; 3. alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara; 4. dasar kompensasi dan pembagian bonus; 5. alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan; 6. dasar untuk kenaikkan kemakmuran; dan 7. dasar pembagian dividen.

D. K

ONSEP P ENGUKURAN DAN P ENGAKUAN L

ABA

Pengukuran laba sangat tergantung pada besarnya pendapatan dan biaya. Oleh karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep penghimpunan dan realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Sehingga dalam pengukuran dan pengakuan laba tersebut akan serupa dan konsisten dengan pengukuran dan pengakuan pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya basic concept yang sama. Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI 2009 dinyatakan bahwa, “Penghasilan income akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban yang telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal.” paragraf 06 Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan diterima paragraf 08. Imbalan tersebut umumnya berupa kas atau nilai setara kas yang diterima atau yang akan diterima. Sehingga dalam bentuk fisik pendapatan tersebut, seyogyanya harus benar-benar taerjadi, dan telah diterima secara nyata oleh manajemen. Bukan berdasarkan estimasi maupun pendapatan yang akan diterima, atau belum direalisasikan. Teori Akuntansi 2013; Jumirin Asyikin STIE Indonesia Kayutangi Banjarmasin 87 Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba:

1. Pendekatan Transaksi transaction concept

Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aset atau laibilitas laba terjadi hanya karena adanya transaksi, baik internal maupaun eksternal. Transaksi eksternal timbul karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan asetlaibilitas dengan pihak luar perusahaan. Pada saat transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar untuk mengakui pendapatan. Bahwa pendapatan dari hasil transaksi harus diakui bila seluruh kondisi di bawah ini terpenuhi, yaitu: a. perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang atau jasa kepada pembeli, b. perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang atau jasa yang dijual, c. jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal, d. besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut, dan e. biaya yang terjadi atau akan terus terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur secara andai PSAK, 232009, 13.

2. Pendekatan Kegiatan event concept

Pendekatan ini merupakan perluasan dari pendekatan transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran. Perbedaannya adalah bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang mengukur transaksi dengan pihak luar.

3. Pendekatan Pemeliharaan Modal capital maintenance concept

Dalam konsep pemeliharaan modal, kapital disini dimaksudkan sebagai kapital dalam arti kekayaan bersih dalam artian luas dan dalam berbagai bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai kelompok kekayaan tanpa memperhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut. Pengukuran terhadap kapital sangat dipengaruhi oleh nilai unit pengukur, jenis kapital dan skala pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan besarnya laba yang akan diperoleh. 1 Nilai atau satuan unit pengukur Nilai menunjukan preferensi seseorang terhadap barang tertentu karena adanya manfaat yang diharapkan dari barang tersebut. Nilai bersifat subyektif dan sulit diukur, maka harga pasar dianggap sebagai nilai yang objektif untuk mengukur suatu barang obyek tersebut. Secara umum nilai kapital dapat diukur dengan menggunakan biaya historis, current cost maupun replacement cost. 2 Jenis Kapital Kapital secara umum diartikan sebagai aset bersih netto yaitu selisih antara jumlah laibilitas. Laba dapat dihitung dari selisih antara kapital awal dan kapital akhir. Pada dasarnya pengertian kapital dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu finansial dan fisik. 3 Skala Pengukuran Teori Akuntansi 2013; Jumirin Asyikin STIE Indonesia Kayutangi Banjarmasin 88 Skala menunjukan seberapa besar informasi yang dihasilkan oleh sejumlah angka tertentu. Skala pengukuran dalam akuntansi dapat dibagi menjadi dua yaitu skala nominal dan skala daya beli konstan: a. Skala Nominal Skala pengukuran nominal adalah sejumlah rupiah nominal yang telah terjadi dan dicatat dalam akuntansi tanpa memperhatikan perubahan daya beli. b. Skala Daya Beli Konstan Untuk memperoleh nilai atas dasar skala daya beli konstan, unit moneter