P SISTEM TANPA BUNGA FREE INTEREST SYSTEM

BAB XI SISTEM TANPA BUNGA FREE INTEREST SYSTEM

A. P

ENDAHULUAN Dalam sistem ekonomi Islam, dijelaskan mengenai konsep dana, bahwa dana hanya akan tersedia karena ada biaya, dan biaya terdapat dalam bagi hasil. Tingkat keuntungan menjadi kriteria untuk pengalokasian sumber daya sekaligus untuk membuat keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Seluruh risiko bisnis diserahkan kepada pengusaha dan memastikan keuntungan bagi dirinya terlepas berapapun laba yang akan diperoleh. Sehingga dalam ekonomi islam, segala transaksi kegiatan bisnis harus didasarkan pada akad kesepakatan antara kedua belah pihak, secara adil dan transparan, serta saling ridha ar ridhain. Dengan demikian, sistem bagi hasil yang islami ini, tidak Teori Akuntansi 2013; Jumirin Asyikin STIE Indonesia Kayutangi Banjarmasin 142 hanya membuahkan efisiensi yang lebih besar dalam pengalokasian sumber daya, tetapi juga mampu mengurangi pemusatan kesejahteraan dan kekuasaan pada kelompokindividu masyarakatgolongan tertentu saja, serta dapat mendorong terciptanya keadilan sosial. Oleh karena itu, Islam sangat mendorong praktik bagi hasil dan mengharamkan riba bunga. Hal ini sejalan dengan fatwa yang dikeluarkan MUI pada tahun tanggal 16 Desember 2003, yang menyatakan bahwa bunga bank tersebut identik dengan riba dan hukumnya adalah haram. Di sisi lain, syariah Islam menghendaki sharing risk and profit secara bersama-sama, dengan mengakui modal serta peranannya dalam proses produksi atau jasa. Dengan demikian diharapkan akan dapat memberikan beban risiko secara merata dan adil sesuai dengan akad dan kesepakatan yang telah ditetapkan pada saat awal transaksi. Bila dilihat dari dua sistem ekonomi yang ada konvensional dan syariah maka antara kedua sistem tersebut mempunyai perbedaan yang mendasar. Yaitu sistem bunga interest didasarkan pada tingkat bunga yang berlaku dan dipengaruhi oleh kebijakan moneter dan kurs mata uang asing dalam sistem ekonomi pasar bebas free liberalism economic. Sedangkan sistem bagi hasil profit and loss sharing didasarkan pada prinsip ekononi syariah dimana besarnya bagi hasil atau rugi didasarkan pada kesepakatan pada saat akad. Berdasarkan persentase tertentu, antara pemilik dana shahibul maal dan pengelola mudharib. Dan tidak terpengaruh oleh berapapun tingkat suku bunga yang berlaku. Sehingga dalam praktik bisnisnya akan selalu berpegang pada prinsip-prinsip syariah, yang selalu mengutamakan kebenaran, keadilan dan pertanggungjawaban dalam mencapai ridha Allah menuju taqwallah.

B. P