Di Indonesia belum Ada Data dan Standar

C. Di Indonesia belum Ada Data dan Standar

Kasus swasta Anda mendapatkan operational cost sekitar 2 - 5 dari nilai kasus dan Success Fee antara 2 hingga 50 dari nilai kasus, tergantung kesepakatan Anda dengan pemberi tugas. Tetapi, kalau Anda mau jadi pahlawan, Anda dapat menggunakan ilmu pengetahuan dan seni mencari bukti ini untuk menjebloskan para koruptor dan penilep uang negara lainnya ke dalam penjara dan mengembalikan kekayaan negara yang telah mereka caplok. Peraturan Pemerintah juga mengatur bahwa bagi mereka yang berjasa oleh negara diberikan imbalan. Akuntan Forensik yang Bertumbuh Untuk Indonesia seharusnya Akuntan Forensik sangat dibutuhkan. Mengapa? Karena Indonesia adalah selalu peringkat pertama dalam urutan negara paling korup: apakah pejabat pemerintah, lembaga negara, dan juga swastanya ikut terlibat aktif. Diduga, hampir semua pejabat melakukan korupsi apabila dua kondisi ini dipenuhi: 1. Ada uang rakyat atau uang publik dibelanjakan, apakah lewat mekanisme APBN mupun APBD, atau apa saja itu program atau proyek yang mengeluarkan uang negara atau daerah. 2. Ada sumber daya alam di suatu daerah, seperti: pertambangan, kehutanan, perikanan, lahan untuk perkebunan atau hutan tanaman industri, dan sejenisnya. Kedua kondisi di atas tidak hanya melibatkan pejabat pemerintah, tetapi para swasta yang berkepentingan: baik sebagai kontraktor atau supplier, maupun Investor; kedua-duanya seharusnya dituntut dan dijatuhi hukum yang berlaku. Dengan mengacu kepada kriteria korupsi yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh KPK berdasarkan peraturan perundangan berlaku, seandainya diterapkan penegakan hukum, maka dipastikan tidak ada pejabat yang berkaitan dengan kedua kondisi di atas yang tidak masuk penjara. Dan tentu, mereka juga akan ramai-ramai menyetor ke kas negara. Yang jadi persoalan adalah: banyak para koruptor atau pengambil uang negara dan daerah yang lolos dari jerat hukum semata-mata karena bukti dia korupsi tidak memadai. Akuntan Forensik di Indonesia masih relatif baru, bahkan di Amerika Serikat pun baru menjadi perhatian setelah kasus-kasus yang menimpa keuangan publik yang mendorong disahkannya Sarbanes Oxley Act atau SOX. Itu mulai sejak tahun 2002. Kasus yang serupa, yaitu penipuan dan penggelapan uang para investor banyak terjadi di Indonesia, tetapi peran Akuntan Forensik masih belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu, diyakini profesi ini akan mengalami pertumbuhan yang cepat di masa mendatang dan waktu dekat ini, karena dunia semakin kacau, dan orang semakin tidak dapat dipercaya. Untuk dunia bisnis internasional khususnya Amerika perkembangan sebagai berikut: Sherlock Holmes adalah barangkali praktisi forensik yang paling terkenal, juga seorang forensik kimia. Praktisi terkenal lainnya yang praktisi ilmu pengetahuan forensik adalah Quincy, seorang patologis televisi yang menggunakan otopsi dan patologi untuk menemukan petunjuk pembunuh. Serial televisi masa mendatang mungkin akan Teori Akuntansi 2013; Jumirin Asyikin STIE Indonesia Kayutangi Banjarmasin 197 menayangkan akuntan forensik seperti yang didiskusikan dalam Dallas Times Herald: Accounting + Intrigue = Lenny Cramer. Banyak orang menganggap akuntan hanyalah penghitung uang di belakang meja yang membosankan tanpa memiliki banyak gagasan orisinal. Lagipula, setiap orang tahu bahwa biji penghitung di belakang meja adalah berkacamata tebal, kulit pucat mengkerut yang menghabiskan seluruh hidupnya dalam ruang kecil berlubang yang redup dikitari oleh cetakan computer yang buram dan buku-besar buku–besar yang berdebu. Dalam beberapa tahun belakangan, akuntan yang hebat telah bergulir dengan suatu pikiran yang curiga. Akuntan forensic ini mencari di belakang apa yang dihadapinya dan tidak menyetuji informasi yang disajikan begiut saja. Beberapa Firma Akuntansi telah membangun semua praktinya sekitar akuntansi forensic. Perusahaan perekrut Eksekutif, Robert Half Internationalmelaporkan peningkatan klien yang meminta para CPA dengan keahlian pemeriksaan kecurangan dan pengalaman seperti FBI. D. Apakah Akuntansi Forensi itu?