Brasil HASIL PENDUGAAN MODEL INDUSTRI TEPUNG

105 MGITA 0. 4590695429 78 t-1 0.1 816807757 7 2.5273. 058 0.0 20506 5 F = 22.620330.113 R-Square =0. 78139858 Durbin-Watson=2. 095263 Selanjutnya memperhatikan nilai elastisitas, dapat dikatakan bahwa dalam jangka pendek dan panjang semua variabel bersifat inelastis. Elastisitas harga impor biji gandum Italia dari impor biji gandum Italia sebesar -0.09 artinya terjadi penurunan impor biji gandum sebesar 0.09 persen sebagai respon peningkatan harga impor biji gandum Italia sebesar 1 persen. Sehingga berdasarkan elastisitasnya, variabel harga impor biji gandum Italia dan permintaan biji gandum bukan merupakan variabel yang efektif untuk dikenakan suatu kebijakan untuk mengurangi impor. Memperhatikan nilai elastisitas, dapat dikatakan bahwa dalam jangka panjang variabel deman biji gandum Italia dapat digunakan sebagai instrumen kebijakan.

3. Brasil

Tabel 19 menunjukkan impor biji gandum Brasil dipengaruhi oleh variabel bedakala harga riilharga impor biji gandum Brasil -, ns, produksi biji gandum Brasil -, n s, dan permintaankonsumsi biji gandum Brasil +, s. Dimana variabel harga impor biji gandum Brasil tidak berbeda nyata dengan nol pada taraf α 0.15, sedangkan variabel permintaan biji gandum Italia berbeda nyata dengan nol pada level taraf α 0.15. Meningkatnya demanpermintaan biji gandum Brasil akan meningkatkan impor biji gandum Brasil , s. S e baliknyadangkan meningkatnya produksi biji gandum Brasil akan menurunkan impor biji gandum Brasil. For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: Font: 9 pt, Sw edish Sw eden For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: Font: 9 pt, Sw edish Sw eden For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: Font: 9 pt, Sw edish Sw eden For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: Font: 9 pt, Sw edish Sw eden For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: Font: 9 pt, Sw edish Sw eden For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: Font: 9 pt, Sw edish Sw eden For m a t t e d: Font: 9 pt For m a t t e d: Space Before: 18 pt For m a t t e d: Space Before: 0 pt For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 2,2 li For m a t t e d: I ndonesian 106 For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: I ndonesian For m a t t e d: Left For m a t t e d T a ble For m a t t e d: Font: 11 pt For m a t t e d: Font: 9 pt Nilai R² sebesar 0.9023 menggambarkan bahwa sekitar 90.23 persen variabel bedakala harga impor biji gandum Brasil, produksi biji gandum Brasil, dan permintaan biji gandum Brasil variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan impor biji gandum Brasil. Dengan memperhatikan hasil Uji Statistik sebagaimana tercantum pada Tabel 19, terlihat bahwa hanya variabel permintaan biji gandum Brasil bersifat elastis, sedangkan variabel bedakala harga impor biji gandum Brasil, dan produksi biji gandum Brasil bersifat inelastis. Elastisitas permintaan biji gandum Brasil dari impor biji gandum Brasilia sebesar 1.32 artinya terjadi peningkatan impor biji gandum sebesar 1.32 persen sebagai respon peningkatan permintaan biji gandum Brasilia sebesar 1 persen. Sehingga berdasarkan elastisitasnya, pada persamaan impor biji gandum Brasilia, variabel permintaan biji gandum Brasilia merupakan variabel yang efektif untuk dikenakan suatu kebijakan untuk mempengaruhi impor. Nilai R² sebesar 0.9023 menggambarkan bahwa sekitar 0.9023 persen variabel penjelas variabel eksogen secara bersama mampu menjelaskan perilaku persamaan impor biji gandum Brasil. Tabel 19. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Impor Biji Gandum Brasil Variabel Parameter Dugaan Standar Error t- hitung Prob|T| Elastisitas RPM GBRA t- 1 -390.362789 383.105317 -1.019 0.3204 -0.065076303 QGBRA -0.419809 t 0.217556 -1.930 0.0680 -0.280641564 DGBRA 0.821633 t 0.104004 7.900 0.0001 1.316629385 F = 61.537 R-Square =0.9023 Durbin-Watson=1.998 107 Dengan memperhatikan hasil Uji Statistik sebagaimana tercantum pada tabel 19, maka variabel deman biji gandum Brasil bersifat elastis sehingga dapat dipergunakan sebagai alat instrumen kebijakan. Sedangkan variabel bedakala harga riil impor biji gandum Brasil, dan produksi biji gandum Brasil tidk dapat digunakan sebagai instrumen kebijakan.

4. Jepang