1. Intervensi Kebijak an, Pas ar Biji Gandum dan Tepung Terigu Dunia
46
Dalam rangka membatasi intervensi negara pada perdagangan dunia, maka dibentuklah GATT. Adapun konsep GATT dan WTO yang diterapkan selama ini,
dilaksanakan dalam rangka membatasi keinginan negara-negara untuk memberlakukan tarif terhadap komoditi impor, sehingga upaya membuat
kebijakan yang dapat melindungi kepentingan negara dari dan melalui proteksi dapat berjalan dengan saling menguntungkan.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, analisis tentang kebijakan perdagangan yang terkait dengan upaya penghapusan dan pengenaan pajak, tarif, subsidi
maupun hambatan non tarif sangat diperlukan.
3. 3.1. Intervensi Kebijak an, Pas ar Biji Gandum dan Tepung Terigu Dunia
Setiap eksportir dan importir biji gandum maupun tepung terigu mempunyai kepentingan masing-masing sehingga proses pembentukan harga biji
gandum dan tepung terigu dunia tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan kedua komoditi tersebut saja melainkan juga
ditentukan oleh kebijakan perlindungan atau intervensi dari pemerintah. Mekanisme pembentukan harga biji gandum dan tepung terigu dunia secara
teoritis dapat dianalisa. Analisa pembentukan harga akibat penerapan beberapa kebijakan seperti: 1 jika negara importir memberlakukan tarif, sedangkan negara
eksportir tidak memberlakukan pembalasan, kondisi ini disajikan pada Gambar 6, 2 jika negara eksportir memberlakukan tarif, sedangkan negara importir tidak
memberlakukan pembalasan, kondisi ini disajikan pada Gambar 7, dan 3 jika negara importir maupun eksportir saling memberlakukan tarif, kondisi ini
disajikan pada Gambar
For m a t t e d: Space Before: A uto, Line spacing: single
For m a t t e d: Space Before: 18 pt
For m a t t e d: I ndent: First line: 0 cm
47
For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li
For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li, D ont adj ust space betw een Latin
and A sian text
For m a t t e d: Justified For m a t t e d: Font: D efault Tim es
N ew Rom an, 12 pt
8.
Mekanisme pembentukan harga biji gandum dan tepung terigu dunia secara teoritis dapat dianalisa. Analisa pembentukan harga akibat penerapan
beberapa kebijakan seperti: 1 jika negara importir memberlakukan tarif, sedangkan negara eksportir tidak memberlakukan pembalasan, kondisi ini
disajikan pada Gambar 5, 2 jika negara eksportir memberlakukan tarif, sedangkan negara importir tidak memberlakukan pembalasan, kondisi ini
disajikan pada Gambar 6, dan 3 jika negara importir maupun eksportir saling memberlakukan tarif, kondisi ini disajikan pada Gambar 7.
Gambar 56
memperlihatkan bahwa ketika negara importir dan eksportir membebaskan pasar dari tarif, maka harga gandum di negara importir dan
eksportir sebesar P
w.
Ketika negara importir melakukan proteksi dengan mengenakan tarif sebesar t, maka negara eksportir tidak akan mengirimkan biji
XS
MD S
D P
T
Q
T
Q
W
Harga Harga
Harga
Q a
Pasar Domestik b
Pasar Dunia c
Pasar Negara Asing
S
D MD
t
P
T
M1 M2
M3 M4
X4 X3
X2 X1
Gambar 56
. Proses Pembentukan Harga Tepung TeriguBiji Gandum Dunia, Jika Negara Importir Memberlakukan Tarif
P
W
48
gandum ke negara importir sampai harga di negara importir meningkat minimal sebesar t. Jika tidak ada biji gandum yang dikirimkan ke negara importir, maka
akan terjadi ekses permintaan demand
di negara importir dan ekses penawaransupply
di negara eksportir. Sehingga harga di negara importir menjadi
meningkat dan di negara eksportir turun. Pengenaan tarif, kemudian akan menyebabkan perbedaan antara harga di dua pasar. Peningkatan harga di negara
importir menjadi P
T
dan penurunan harga di n ea
gara eksportir menjadi P
T
= P
T
– t. Di negara importir penawaransupply
cenderung pada harga yang tinggi, ketika permintaan menjadi berkurang, sehingga impor diperlukan. Di negara
eksportir harga rendah menyebabkan berkurangnya supply penawaran
dan meningkatnya permintaan, serta bagian kecil untuk ekspor. Sehingga volume biji
gandum yang diperdagangkan berkurang dari Q
w
volume pada perdagangan pasar bebas menjadi Q
T
volume pada perdagangan yang dikenakan tarif. Pada volume perdagangan Q
T
, permintaan impor sama dengan penawaransupply
negara ekportir, ketika
P
T
- P
T
= t. Peningkatan harga di negara importir dari P
w
menjadi P
T
lebih rendah dari tarif yang ditetapkan, sebab bagian dari tarif ditunjukkan pada penurunan di tingkat harga ekspor dan tidak melalui negara
impor.
For m a t t e d: Font: N ot I talic
For m a t t e d: Spanish I nternational Sort
For m a t t e d: Spanish I nternational Sort
For m a t t e d: Spanish I nternational Sort
For m a t t e d: Spanish I nternational Sort
For m a t t e d: Spanish I nternational Sort
For m a t t e d: Spanish I nternational Sort
For m a t t e d: Spanish I nternational Sort
For m a t t e d: Spanish I nternational Sort
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden
49
For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li
For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 1,9 li, D ont adj ust space betw een Latin
and A sian text
For m a t t e d: Justified For m a t t e d: Font: D efault Tim es
N ew Rom an, 12 pt
For m a t t e d: Justified For m a t t e d: Font: D efault Tim es
N ew Rom an, 12 pt
Gambar 67
memperlihatkan bahwa ketika negara importir dan eksportir membebaskan pasar dari tarif tertentu, maka harga biji gandum di negara importir
dan eksportir sebesar P
w .
Ketika negara eksportir dengan alasan tertentu melakukan proteksi dengan mengenakan tarif sebesar t sedangkan negara importir
tidak melakukan pembalasan, maka harga yang terjadi di negara eksportir menjadi lebih mahal dari harga domestik sebelumnya, yang mengakibatkan
jumlah ekspor berkurang dari X
1
X
4
menjadi X
2
X
3
karena insentif bagi produsen menjadi berkurang. Pajak ekspor ini akan menyebabkan terjadinya distorsi
domestik yakni turunnya jumlah ekspor.. Keadaan ini memungkinkan terjadinya pasar gelap dan menyebabkan terjadinya distorsi bagi negara pasangan dagang
XS
MD S
D P
T
Q
T
Q
W
Harga Harga
Harga
Q Pasar Domestik
Pasar Dunia Pasar Negara Asing
S
D MD
t
P
T
M1 M2
M3 M4
X4 X3
X2 X1
Gambar 6. Proses Pembentukan Harga Tepung TeriguBiji Gandum Dunia, Jika Negara Importir Memberlakukan Tarif
Gambar 6. Proses Pembentukan Harga Tepung TeriguBiji Gandum Dunia, Jika Negara Importir Memberlakukan Tarif
P
W
50
For m a t t e d: Font: I talic For m a t t e d: Font: I talic
For m a t t e d: Font: I talic For m a t t e d: Font: I talic
For m a t t e d: Justified
dengan naiknya harga dunia. Hal ini menyebabkan turunnya volume perdagangan bersamaan dengan turunnya volume ekspor, dari X
1
X
4
menjadi X
2
X
3
dan sebagai akibatnya maka negara importir akan mengalami kenaikan harga impor. Kondisi
ini tidak mencerminkan liberalisasi perdagangan dan menyebabkan distorsi di pasar domestik maupun pasangan dagang.
Gambar 78
memperlihatkan bahwa ketika negara importir dan eksportir membebaskan pasar dari tarif, maka harga gandum di negara importir dan
eksportir sebesar P
w .
Jika dengan alasan tertentu negara eksportir dan importir melakukan proteksi dengan mengenakan tarif sebesar t, maka kejadian pada kedua
proses dalam Gambar 6 dan Gambar 7 akan terjadi serentak, dan kerugian akan dirasakan oleh kedua belah pihak, karena tindakan masing-masing menciptakan
distorsi dalam pasar domestiknya maupun dunia. Baik tarif, subsidi maupun pajak ekspor dan berbagai bentuk restrik perdagangan atau proteksi lainnya, hakekatnya
adalah intervensi pemerintah untuk kepentingan domestiknya.
XS
MD S
D D
P
T
Q
T
Q
W
Q Q
Q
Harga Harga
Harga
Pasar Dunia Pasar Dom estik
S XS
T
M1 M2
M3 X1
X2 X3
X4 M4
Gambar 67
. Proses Pembentukan Harga TepungBiji Gandum Dunia, Jika Negara Eksportir
Memberlakukan Tar
if
P
W
P
T
51
For m a t t e d: Font: N ot Bold For m a t t e d: Line spacing: D ouble
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Font: N ot Bold For m a t t e d: I ndent: First line: 1,27
cm , Line spacing: M ultiple 2,1 li, N o bullets or num bering, D ont adj ust
space betw een Latin and A sian text
For m a t t e d: Subscript For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: N o bullets or num bering For m a t t e d: Justified
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesia memberlakukan tarif impor bea masuk biji gandum atau tepung terigu, sedangkan
negara eksportir tidak memberlakukan pembalasan atas perlakuan Indonesia.
Selain kebijakan tarif, intervensi bisa dilakukan dengan pengenaan kuota terhadap impor biji gandum atau tepung terigu dalam periode waktu
tertentu. Pada Gambar 8 diperlihatkan kurva permintaan dan penawaran suatu komoditi yang ditunjukkan oleh kurva D dan S, sedangkan kuota impor
digambarkan pada garis horisontal Q. Diasumsikan bahwa Q
4
– Q
1
adalah bagian dari jumlah barang yang diimpor dari perdagangan bebas. Oleh karena
adanya penetapan kuota impor sebesar Q
3
– Q
2
, maka harga di tingkat domestik meningkat menjadi Pq.
XS
MD S
D D
MD
1
XS
1
Q
W
P
W
Harga Harga
Harga
Q Q
Q P
T
Pasar Domestik Pasar Negara Asing
Pasar Dunia Q
T
Gambar 78
. Proses Pembentukan Harga Tepung Biji Gandum Dunia, Jika Negara Importir maupun Eks portir Memberlakukan Tarif
P
T
P
w
S
52
For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 2,1 li, N o bullets or num bering
For m a t t e d: Font: N ot Bold For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Line spacing: single For m a t t e d: Space Before: 12 pt
For m a t t e d: Justified For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Justified
Secara keseluruhan dampak dari sebuah kebijakan tarif dan quota adalah sama, yakni harga di tingkat domestik meningkat, permintaan domestik
turun, harga dan impor dunia turun Houck, 1986.
3. 3.2. Intervensi Kebijakan Fiskal Biji Gandum dan Tepung Terigu