2. Intervensi Kebijakan Fiskal Biji Gandum dan Tepung Terigu
52
For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 2,1 li, N o bullets or num bering
For m a t t e d: Font: N ot Bold For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Line spacing: single For m a t t e d: Space Before: 12 pt
For m a t t e d: Justified For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Justified
Secara keseluruhan dampak dari sebuah kebijakan tarif dan quota adalah sama, yakni harga di tingkat domestik meningkat, permintaan domestik
turun, harga dan impor dunia turun Houck, 1986.
3. 3.2. Intervensi Kebijakan Fiskal Biji Gandum dan Tepung Terigu
Indonesia
Penerapan kebijakan fiskal terhadap perdagangan biji gandum dan tepung terigu yang diterapkan oleh pemerintah dapat memberikan dampak yang
merugikan atau menguntungkan produsen dan konsumen. Kebijakan yang diberikan pada periode 2003-2004 adalah pengenaan tarif bea masuk tepung
terigu impor sebesar 5 persen
. Pengenaan tarif bea masuk sebesar 5 persen
terhadap tepung terigu impor diharapkan dapat mempengaruhi pasar tepung terigu sehingga dapat melindungi industri penggilingan tepung terigu domestik dari
masuknya tepung terigu impor.
S
P
W
Harga
D Q
3
P
q
Q
1
Q
2
Q
4
Sumber : Krugman, and Obstf eld, 2000. Gambar
88 . P
engaruh Kuota Impor roses Pembentukan Harga TepungBiji Gandu m Dunia, Jika Negara
I ti
Ek ti M
b l k k
T if
Gambar 88
. P engaruh Kuota Impor
Sumber :
Krugman, P.R. and M. Obstfeld. 2000
roses Pembentukan Harga T
Biji G d
D i Jik N
I ti
Ek ti M
b l k k
53
For m a t t e d: Justified, I ndent: First line: 1,27 cm , Space Before: 12 pt
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Justified
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden
Selain itu sejak tahun 2007, pemerintah memberikan kebijakan pembebasan pajak pertambahan nilai PPN terhadap biji gandum dan tepung
terigu dari seharusnya sebesar 10 persen
.
X S
1
P
W
Harga
D Q
Q
3T
P
wT
Q
1T
Q
2T
Q
4T
Sumber : Nic holoson, 2002. Gambar
98 . P
engaruh Pengenaan Tarif Bea Mas uk Tepung Terigu
P b t k H
T Biji G
d D
i Jik
D SM
C
P
d
P
w
S
1
P
tM
Harga
54
For m a t t e d: Justified, I ndent: Left: 0 cm
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Space Before: A uto, A fter: A uto, D ont adj ust space
betw een Latin and A sian text
Gambar 9. Pasar Tepung Terigu Indonesia Pada Gambar
99 terlihat bahwa keinginan pemerintah untuk melindungi
industri penggilingan biji gandum ternyata merugikan konsumen karena harga tepung terigu menjadi lebih tinggi
dan permintaan tepung terigu yang berkurang Q
3
.. Dalam kondisi ini konsumen akan lebih mampu membeli tepung terigu
pada harga P
ww
, yakni ketika perdagangan tidak dikenakan tarif bea masuk, tetapi
ini akan meningkatkan impor tepung terigu sehingga merugikan produsen tepung terigu
domestikdomestik Q
4
Dalam era perdagangan bebas, upaya untuk meningkatkan surplus produsen tidak ada pilihan lain kecuali menggeser penawaran tepung terigu
menjadi S . .
1