56
For m a t t e d: Left, I ndent: First line: 0 cm
For m a t t e d: I ndent: First line: 0 cm
For m a t t e d: Justified For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden
P
w
= harga ekspor FOB dari produk USsatuan
P
d
= harga domestik di pedagang besar Rpsatuan
E =
nilai tukar RpUS Persamaan 15 menunjukkan bahwa tingkat intervensi dapat diformulasikan
sebagai variable endogen yang merupakan fungsi dari harga dunia, nilai tukar dan variable lain. Lebih lanjut pengukuran tingkat intervensi dilakukan tersendiri
terhadap masing-masing produk untuk setiap sektor industri. Adapun persamaan perilaku tingkat intervensi kebijakan diformulasikan
sebagai berikut :
I =
fP
w
3.5. Dampak Ek onomi dari Kebijak an
, E, Z, X…………………………………… ………
…. 16
dimana: Z
= variabel kebijakan terhadap produk
X =
bukan variabel kebijakan terhadap produk
D S
Harga
P
d
P
w
Q
s
Q
sd
A D
Q
dd
Q
d
C B
Q
Sumber : Nicholson, 2002. Gambar
108 .
Dampak PPengenaan Tarif Bea Masuk terhadap Surplus Produs en dan Konsumenroses Pembent ukan Harga TepungBiji
57
For m a t t e d: Justified, I ndent: Left: 0 cm , Space Before: A uto, A fter: A uto,
Line spacing: 1,5 lines
For m a t t e d: Left, I ndent: Left: 0 cm
For m a t t e d: Subscript For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: I ndent: First line: 1,27 cm
For m a t t e d: Subscript For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript
Gambar 10. Dampak Pengenaan Bea Masuk terhadap Surplus Produsen dan Konsumen
Pada Gambar 1 00
di atas terlihat bahwa p ada
kondisi perdagangan bebas, harga tepung terigu domestik Indonesia akan sama dengan harga dunia yakni
P
w
, dan impor akan mencapai sebesar Q
1d
– Q
2s
, namun karena adanya pengenaan tarif bea masuk, maka harga domestik akan meningkat menjadi P
Rd
harga dunia ditambah tarif bea masuk. Selain itu, pengenaan tarif bea masuk mendorong peningkatan produksi domestik dari Q
2s
ke Q
4sd
dan menurunkan konsumsi dalam negeri dari Q
1d
ke Q
3dd
∆ CS = - P
. Kondisi in menyebabkan terjadinya perubahan surplus konsumen menjadi:
R
E
2
E
1
P
- A – B – C – DW
X S
1
P
W
Harga
D Q
Q
3T
P
w R
Q
2T
Q
4T
Q
1T
F B
Q
A QC
E
2
Q E
1
Q
58
sedangkan produsen surplus berubah sebagai berikuti
: ∆ PS =
+ AP
R
BAP
W
Dari keadaan tersebut, pemerintah akan memperoleh penerimaan sebesar sejumlah tarif bea masuk yang diterapkan dikali dengan jumlah tepung terigu
yang di impor dalam Gambar 1 00
sebesar segi empat BE
2
FCD . Perubahan
kesejahteraan yang terjadi sebesar ∆ CS ditambah ∆ PS ditambah dengan
penerimaan pemerintah -P
R
E
2
E
1
P
W
+ P
R
BAP
W
+ BE
2
FC - A – B – C – D + A + D
= - ABC– E
2
E
1
F - B – C . Segitiga
B ABC
dan C
E
2
E
1
F menggambarkan
kehilangan yang terjadi akibat diterapkannya tarif bea masuk. Selanjutnya Gambar 11 menggambarkan kondisi perdagangan bebas,
impor tepung terigu mencapai sebesar Q
d
– Q
s
, namun karena adanya pengenaan kuota, maka impor tepung terigu menjadi Q
dd
- Q
sd
, dan harga domestik meningkat menjadi P
d
. Selain itu, pengenaan kuota mendorong peningkatan produksi domestik dari Q
s
ke Q
sd
dan menurunkan konsumsi dalam negeri dari Q
d
ke Q
dd
∆ PS = A
. Kondisi in menyebabkan terjadinya perubahan surplus konsumen menjadi:
∆ CS = - A – B – C – D
sedangkan produsen surplus berubah:
Dari keadaan tersebut, terdapat nilai kuota dalam Gambar 12 sebesar C. Perubahan kesejahteraan yang terjadi sebesar
∆ CS ditambah ∆ PS - A – B – C – D + A = - B – C - D. Nilai B dan C serta D menggambarkan kehilangan yang
terjadi akibat diterapkannya kuota.
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Font: N ot I talic For m a t t e d: Font: N ot I talic
For m a t t e d: Font: N ot I talic For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Portuguese Brazil
For m a t t e d: Portuguese Brazil For m a t t e d: Portuguese Brazil
59
For m a t t e d: Font: N ot Bold For m a t t e d: Justified
For m a t t e d: I ndent: First line: 1,27 cm
For m a t t e d: Font: 11 pt For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Font: 12 pt For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Justified For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
Surplus konsumen dikenal sebagai tambahan nilai yang diterima oleh individu-individu dari mengkonsumsi suatu barang dibandingkan dengan harga
yang mereka bayar dalam penelitian ini dihitung dengan persamaan:
∆ CS = DTIDN
B
RPTP
S
– RPTP
B
+ 0.5 DTIDN
S
– DTIDN
B
RPTP
S
– RPTP
B
DTIDN dimana:
∆ CS =
Perubahan surplus konsumen
B
= Permintaan tepung terigu sebelum perlakuan
X S
1
P
W
Harga
D Q
P
wd
Q
sT
Q
sd
Q
dT
Sumber : Houck, 1986. Gambar
118 .
Dampak PPengenaan Kuota Impor terhadap Surplus Produs en dan Konsu men
D Q
B Q
AQ QC
Q
dd
60
DTIDN
S
= Permintaan tepung terigu setelah perlakuan RPTP
B
= Harga tepung terigu sebelum perlakuan RPTP
S
= Harga tepung terigu setelah perlakuan Surplus produsen dikenal sebagai tambahan nilai lebih yang diterima oleh
produsen dari suatu produk yang melebihi biaya oportunitas yang muncul karena memproduksi barang itu, dalam penelitian ini dihitung dengan persamaan:
∆ PS = QTIDN
B
RPTP
S
– RPTP
B
+ 0.5 QTIDN
S
– QTIDN
B
RPTP
S
– RPTP
B
dimana:
∆ PS = Perubahan surplus produsen
DTIDN
B
DTIDN = Produksi tepung terigu sebelum perlakuan
S
RPTP = Produksi tepung terigu setelah perlakuan
B
RPTP = Harga tepung terigu sebelum perlakuan
S
= Harga tepung terigu setelah perlakuan Kesejahteraan masyarakat pada penelitian ini merupakan penjumlahan dari
surplus konsumen, surplus produsen dan pendapatan pemerintah dari tarif impor yang ditetapkan.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan surplus konsumen adalah penjumlahan dari surplus konsumen tepung terigu industri makanan, surplus
konsumen tepung terigu industri kecil menengah, surplus konsumen tepung terigu industri rumagtangga, surplus konsumen tepung terigu untuk penggunaan sendiri,
sedangkan surplus produsen adalah penjumlahan dari surplus produsen tepung terigu dan surplus konsumen biji gandum.
For m a t t e d: Font: 12 pt For m a t t e d: Font: 12 pt
For m a t t e d: Font: 12 pt
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
For m a t t e d: Sw edish Sw eden For m a t t e d: Sw edish Sw eden
IV. KONSTRUKSI