63 padat tebar 20.000 ekor per meter per petak mencapai lima orang petani atau
sekitar 20 persen dari total responden. Hal tersebut terjadi karena petani ingin membuat padat tebar yang tinggi dengan harapan memperoleh pendapatan yang
lebih banyak, walaupun dengan risiko yang tinggi pula. Risiko tersebut bisa ditanggulangi dengan pemberian obat-obatan dan pencegahan penyakit sejak awal
dimulainya budidaya.
b. Pupuk
Pupuk yang digunakan pada persiapan kolam ikan lele Bapukan hanya urea saja. Rata-rata penggunaan pupuk oleh petani lele Bapukan per hektar per
musim tanam sebanyak 69 kilogram. Standar dosis dalam penggunaan urea adalah 15 gram per meter persegi dari luasan tambak. Adapun fungsi dari pemupukan
tersebut adalah sebagai bahan penyubur tanah yang kemudian dapat menumbuhkan fitoplankton, dimana fitoplankton tersebut berfungsi sebagai pakan
alami benih ketika baru pertama ditebar. Melalui adanya pakan alami tersebut dapat mengurangi biaya pakan sehingga petani bisa lebih hemat dalam
penggunaan pakan buatan. Berdasarkan pengamatan di lapang, ternyata kondisinya berbeda dimana
sedikit sekali petani yang menerapkan dosis dalam penebaran pupuk pada kolam mereka karena dianggap tidak praktis dan kebanyakan petani hanya
mengandalkan pengalaman orang-orang terdahulu dalam penebaran pupuknya. Mereka tidak mengetahui jika dosis penebaran pupuk berlebihan akan membuat
tanah menjadi tidak subur lagi bahkan akan menimbun bahan kimia yang kemudian dengan proses biologis akan menimbulkan amoniak yang menjadi racun
bagi biota yang ada di dalamnya. Selain ketidaktahuan dalam informasi penggunaan dosis, petani juga tidak mengetahui teknik pemupukan yang baik.
Pupuk kimia ini diperoleh di toko-toko atau kios-kios pertanian yang terdapat di sekitar tempat tinggal petani dan di pasar. Harga dari pupuk urea tersebut adalah
Rp 2.000,- per kilogram.
64
c. Pestisida
Pengendalian hama dan penyakit merupakan tahapan produksi yang sangat penting, karena jika petani tidak paham baik dari segi waktu dan penggunaan
pestisida maka dipastikan ikan budidaya mereka akan diserang bakteri-bakteri bahkan virus di lingkungan sekitar budidaya. Pestisida yang biasa digunakan
petani adalah Booster, Linex, Tigerback, garam dan Portas. Adapun jumlah rata- rata penggunaan dan harga dari pestisida tersebut adalah sebagai berikut, Booster
7 sachet dengan harga Rp 22.000sachet, Linex 4 Sachet seharga Rp 18.000sachet, Tigerback 3 botol Rp 60.000botol, garam 346 kilogram Rp
500kilogram, dan Portas 7 botol Rp 15.000botol. Pestisida tersebut diperoleh di toko-toko ataupun kios-kios pertanian yang terdapat di daerah sekitar tempat
tinggal petani. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 4. Penggunaan pestisida tersebut dilakukan dengan cara mencampurkan air
sesuai dengan anjuran penggunaan dosis kemudian langsung ditebar ke seluruh permukaan kolam. Adapun masing-masing fungsi dari pestisida tersebut adalah
sebagai berikut, Booster berfungsi sebagai vitamin dan penambah nafsu makan ikan dan juga membasmi bakteri-bakteri pathogen yang ada di dalam air. Setelah
dilarutkan kemudian dicampurkan ke dalam pakan yang akan diberikan pada waktu pemberian pakan baik pagi maupun sore hari. Linex dan Tigerback
fungsinya hampir sama yaitu membunuh bakteri-bakteri pathogen. Akan tetapi ada sedikit perbedaan, Linex berfungsi untuk mengobati luka pada mulut ikan
sedangkan Tigerback berfungsi membunuh ikan-ikan hama yang memakan ikan budidaya seperti ikan nila, Lundu, dan lain-lain. Akan tetapi, jika menggunakan
Tigerback ikan budidaya tidak ikut terbunuh. Sedangkan garam berfungsi untuk mengusir ular-ular dan bakteri yang akan masuk pada lingkungan budidaya.
Adapun portas berfungsi membunuh semua biota yang ada di air saat dilakukan pembersihan tambak.
d. Tenaga kerja