61 Semua biaya seperti biaya benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan biaya
lainnya berasal dari modal sendiri. Hal tersebut berbeda dengan petani yang melakukan kontrak atau sewa. Petani kontrak atau sewa membayar biaya lahan
pada awal tahun sekaligus untuk satu tahun, sedangkan untuk biaya input lainnya ditanggung oleh petani.
Tabel 13.
Sebaran Jumlah Responden Petambak Lele Bapukan Anggota
Kelompok Tani Ulam Jaya Menurut Status Kepemilikan Lahan Status Kepemilikan Lahan
Jumlah Respondenorang Persentase
a. Milik Pribadi 20
80,00 b. Sewa
5 20,00
6.2 Keragaan Usahatani Lele Bapukan
Keragaan Usahatani lele Bapukan dikaji untuk mengetahui gambaran tentang usahatani lele Bapukan tersebut di daerah penelitian. Hal ini dilakukan
dengan mengidentifikasi penggunaan sumberdaya atau input produksi, teknik budidaya dan output yang dihasilkan pada usahatani lele Bapukan. Berikut ini
adalah identifikasi keragaan usahatani pada ikan lele Bapukan di daerah penelitian.
6.2.1 Penggunaan Input
Input produksi digunakan selama proses produksi ikan lele Bapukan. Umumnya para petani lele Bapukan di Kecamatan Losarang, Kabupaten
Indramayu menggunakan komponen-komponen input yang sama. Hal ini disebabkan karakteristik usaha petani Bapukan yang cenderung homogen, dilihat
dari skala usaha yang relatif seragam. Adapun input yang digunakan pada usahatani ikan lele Bapukan terdiri
dari benih, pupuk pestisida, tenaga kerja dan pakan. Input-input produksi ini merupakan input utama yang digunakan dalam budidaya ikan lele Bapukan.
Keterangan lebih jelas mengenai input-input dapat dilihat pada Tabel 14.
62
Tabel 14. Rata-rata Penggunaan Input Usahatani Ikan Lele Bapukan per Hektar
per Musim Tanam
No Uraian Satuan
Jumlah HargaRp Nilai Rp
1 Benih Ekor
69.200 100
6.920.000 2 Pakan
Sak 12
210.000 2.545.200
Total Biaya pakan dan benih 9.465.200
3 Pupuk Urea
Kg 69
2.000 138.400
Total biaya pupuk 138.400
4 Pestisida Booster
Sachet 7
22.000 152.240
Linex Sachet
4 18.000
66.960 Tigerback
Botol 3
60.000 199.200
Garam Kg
346 500
173.000 Portas
Botol 7
15.000 103.800
Total biaya pestisida 659.200
5 Tenaga kerja Tenaga kerja luar
keluarga HOK
51 24.000
1.224.000 Tenaga kerja keluarga
HOK 20,6
24.000 494.400
Total Biaya tenaga kerja 1.718.400
Total Biaya Input 12.161.200
a. Benih
Semua petani dari 25 responden petani lele Bapukan di daerah penelitian menggunakan benih lele Dumbo Thailand. Petani memperoleh benih dari petani
pembenihan di daerah Gabus Wetan. Kualitas benih dari Desa Gabus Wetan dianggap paling bagus dan cocok digunakan di Kecamatan Losarang. Pemerintah
juga pernah memberi bantuan berupa program penggunaan benih varietas baru yaitu lele Sangkuriang akan tetapi hasil yang diperoleh ternyata kurang cocok
diterapkan di Kecamatan Losarang dikarenakan kondisi airnya yang sedikit payau sehingga membuat benih lele Sangkuriang tersebut tidak dapat bertahan hidup
sampai waktu panen. Rata-rata pengguna benih lele Bapukan 69.200 ekor per hektar per musim
tanam dengan padat tebar per petak yang luasannya 30 x 15 m
2
adalah 10.000 ekor bahkan ada yang menebar hingga 20.000 ekor benih. Petani yang
menggunakan padat tebar 10.000 ekor per meter per petak mencapai 20 orang atau sekitar 80 persen dari total responden. Sementara itu, petani yang menggunakan
63 padat tebar 20.000 ekor per meter per petak mencapai lima orang petani atau
sekitar 20 persen dari total responden. Hal tersebut terjadi karena petani ingin membuat padat tebar yang tinggi dengan harapan memperoleh pendapatan yang
lebih banyak, walaupun dengan risiko yang tinggi pula. Risiko tersebut bisa ditanggulangi dengan pemberian obat-obatan dan pencegahan penyakit sejak awal
dimulainya budidaya.
b. Pupuk