29
3. Pemupukan
Fungsi utama pemupukan tambak adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami. Memperbaiki struktur tanah dan
menghambat peresapan air pada tanah yang tidak kedap air. Penggunaan pupuk untuk pemupukan tanah dasar tambak sangat tepat karena pupuk mengandung
unsur-unsur mineral penting, dan asam–asam organik utama memberikan bahan- bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan
plankton. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700
gramm2; urea 15 gramm2; SP3 10 gramm2; NH4N03 15 gramm2. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring.
4. Pengelolaan air
Setelah dilakukan pemupukan sesuai aturannya, air dimasukkan hingga setinggi 10–20 cm, kemudian air dalam tambak dibiarkan beberapa hari, untuk
menumbuhkan plankton, baik itu phytoplankton maupun zooplankton air dimasukkan hingga mencapai kedalaman 1 meter. Di dalam tambak, antar pintu
pemasukan air dan pintu pengeluaran air dibuat kamalir atau saluran tengah yang lebarnya sekitar 50cm dan kedalaman antara 20 sampai 30cm. Apabila perlu,
disepanjang tebing pematang dibuat salauran keliling yang memudahkan proses pemanenan. Kemudian dilakukan pengisian air kolam. Kolam dibiarkan selama ±
7 tujuh hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
5. PenebaranBenih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 Kalium permanganat atau PK dengan
dosis 35 gramm2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mgl selama 5-10 menit.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu
perlakuan penyesuaian suhu dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan
dengan sendirinya keluar dari kantong wadah angkut benih menuju lingkungan
30 yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan
diatas permukaan air kolam dimana wadah kantong benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekorm2 yang berukuran 5-8 cm.
6. PemberianPakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan
sebanyak 2-5 per hari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan
dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan
perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
7.
Pemanenan
Ikan lele akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 60 hari, dengan bobot antara 500 - 700 gram per ekor. Pemanenan dilakukan dengan
cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain
penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralonbambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan
lele akan masuk kedalam ruas bambuparalon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah
berupa happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan
sebelum ikan-ikan
tersebut diangkut
untuk dipasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah
air yang sedikit. Kegiatan budidaya lele bapukan di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada
kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular
dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah
Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.
31
2.4. Studi Empiris Mengenai Ikan Lele