Teori Kognitivisme Teori Belajar

1 Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, seperti: a Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. b Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. c Faktor kelelahan, baik kelelahan jasmani maupun rohani. 2 Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada dari luar individu yang sedang belajar. a Faktor keluarga, merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. b Faktor sekolah, lingkungan dimana siswa belajar secara sistematis. c Faktor masyarakat. Slameto, 2003: 54-71 Berdasarkan uraian tersebut, siswa diharapkan dapat hasil belajar dan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran tersebut menjadi menyenangkan dan tidak terkesan membosankan. Nasution 2008: 183 mengungkapkan agar belajar berhasil baik, maka harus dipenuhi kondisi intern dan kondisi ekstern. Kondisi intern terdiri atas penguasaan konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan prasyarat untuk memahami bahan pelajaran yang baru atau memecahkan suatu masalah. Kondisi ekstern mengenai hal-hal dalam situasi belajar yang dapat dikontrol oleh pengajar. Kondisi ekstern ini terutama terdiri atas komunikasi verbal. Menurut Bloom dalam Sardiman 2008: 23 ada tiga ranah yang dipakai untuk mempelajari jenis prilaku dan kemampuan internal akibat belajar. Masing-masing ranah ini dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan level of competence. Rincian ini dapat disebutkan sebagai berikut. a Kognitif Domain yang terdiri dari : knowledge pengetahuan, ingatan; comprehension pemahaman, menjelaskan, meringkas; analysis menguraikan, menentukan hubungan; synthesis mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru; evaluation menilai; dan application menerapkan. b Affective Domain meliputi : receiving sikap menerima; responding memberikan respons; valuing nilai; organization organisasi; dan characterization karakterisasi. c Psychomotor Domain meliputi : initiatory level; pre-routine level; dan routinized level. Cara mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf sebagai berikut : 1. istimewamaksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. 2. baik sekalioptimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76-99. 3. baikminimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60-75. 4. kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60 Djamarah, 2006: 107. Sehubungan dengan hal di atas, hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para siswa yang akan mengahadapi ujian. Guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu akan masih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya. b Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya Sardiman, 2008: 49.

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJAR

0 6 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 20

0 5 97

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH RAWALO

0 0 16