B. Penelitian Utama
Arang aktif yang dihasilkan memiliki penampilan fisik berupa warna dan bentuk yang sama dengan arangnya. Arang aktif ini kemudian dihaluskan lagi
hingga menyerupai serbuk arang aktif. Serbuk arang aktif ini memiliki warna hitam, tidak berbau serta tidak larut dalam air.
Karakteristik arang aktif yang dihasilkan dalam penelitian ini, ada yang memenuhi standar kualitas arang aktif dan ada yang tidak memenuhi standar
kualitas arang aktif menurut SNI 06-3730-95. Karakteristik tersebut meliputi :
1. Rendemen Arang Aktif
Penetapan rendemen arang aktif bertujuan untuk mengetahui jumlah arang aktif yang dihasilkan dari proses karbonasi dan aktifasi. Pada penelitian ini
nilai rendemen yang dihasilkan berkisar antara 34,30 – 70,67 . Rendemen arang aktif yang tertinggi terdapat pada sampel A1B1S1 perendaman dengan H
3
PO
4
5 , suhu aktifasi 850
o
C, dan waktu steam selama 1 jam sebesar 70,67 . Bila dibandingkan dengan sampel A0B1S1 tanpa perendaman, suhu aktifasi 850
o
C, dan waktu steam selama 1 jam yang hanya sebesar 68,62 , terlihat bahwa
faktor perendaman cenderung mempengaruhi jumlah rendemen yang dihasilkan. Sedangkan rendemen terkecil terdapat pada sampel A0B1S3 tanpa perendaman,
suhu aktifasi 850
o
C, dan waktu steam selama 3 jam sebesar 34,30 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bahan baku, bentuk bahan
baku serbuk atau granulat, konsentrasi H
3
PO
4
dan lamanya waktu steam yang diberikan pada proses aktifasi serta interaksi antara faktor-faktor tersebut
berpengaruh nyata terhadap rendemen arang aktif yang dihasilkan. Peningkatan konsentrasi H
3
PO
4
yang digunakan mampu meningkatkan rendemen arang aktif yang dihasilkan. Menurut Hartoyo 1993, bahan kimia
yang ditambahkan dapat memperlambat laju reaksi pada proses oksidasi. Hal ini menunjukkan bahwa H
3
PO
4
selain berfungsi sebagai pelindung bahan dari panas
sehingga semakin tinggi konsentrasi H
3
PO
4
yang digunakan maka semakin sedikit bahan yang terbakar pada saat aktifasi. H
3
PO
4
juga berfungsi sebagai pembersih kotoran yang menempel pada permukaan arang aktif.
Peningkatan suhu aktifasi yang digunakan mampu menurunkan rendemen arang aktif yang dihasilkan. Menurut teori kinetika, semakin tinggi suhu reaksi
yang digunakan maka laju reaksi akan bertambah cepat. Peningkatan suhu akan mempercepat laju reaksi antara karbon dengan uap air sehingga semakin banyak
karbon yang terkonversi menjadi H
2
O dan CO
2
dan semakin sedikit karbon yang tersisa. Hal ini mengakibatkan rendemen arang aktif yang diperoleh rendah
Hudaya dan Hartoyo, 1990. Peningkatan waktu steam panas pada saat aktifasi dapat menurunkan
rendemen arang aktif yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu steam panas disemprotkan pada permukaan arang, akan mengakibatkan
permukaan pori pada arang menjadi semakin terbuka lebar sehingga akan mengurangi rendemen yang dihasilkan
Hubungan rendemen arang aktif dengan faktor perendaman dan lamanya waktu steam disajikan pada Gambar 15 di bawah ini.
10 20
30 40
50 60
70 80
A0B1S1 A0B1S2
A0B1S3 A1B1S1
A1B1S2 A1B1S3
Perlakuan R
e ndem
e n
Keterangan : A0 = Blanko tanpa perendaman H
3
PO
4
S1 =
Steam selama 1 jam
A1 = Sampel dengan perendaman H
3
PO
4
5 S2
= Steam selama 2 jam B1 = Suhu Aktifasi 850
o
C S3
= Steam
selama 3 jam
Gambar 15. Histogram Rendemen Arang Aktif
2. Kadar Air