Keberadaan asam lemak bebas sebagai hasil dari reaksi hidrolisis juga memberikan pengaruh terhadap penurunan titik asap minyak goreng
disamping juga keberadaan dari partikel-partikel atau remah-remah dari rintokan bahan yang digoreng yang juga ikut membentuk asam sewaktu
proses penggorengan berlangsung. Hasil penelitian dari Pantzaris 1999 menunjukkan hasil bahwa titik asap minyak akan semakin menurun
seiring dengan frekuensi pemakaian minyak dan peningkatan kandungan asam lemak bebas di dalam minyak.
G. Pemurnian
Pemurnian minyak goreng dengan cara degguming, netralisasi, pemucatan, deodorisasi bertujuan untuk menghilangkan rasa, bau, warna dan
kandungan zat lain yang tidak diiginkan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pengolahan minyak selanjutnya dan untuk
memperpanjang umur simpan minyak. Proses pemurnian dapat menurunkan kadar sabun 5-10 ppm,
menurunkan kadar logam secara lambat sebesar 0,001-1 ppm dan akan mengurangi pembentukan peroksida sebagai hasil oksidasi minyak, sedangkan
kadar asam lemak bebas meningkat secara lambat Ketaren, 1986.
III. METODOLOGI
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempurung biji jambu mede Anacardium occidentale yang diperoleh dari limbah padat
pengolahan biji jambu mede asal Muna, Sulawesi Tenggara. Bahan yang digunakan untuk aktifasi arang adalah H
3
PO
4
dengan berbagai konsentrasi. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisa mutu arang aktif adalah
benzena, metanol, kloroform CHCl
3
, karbon tetraklorida CCl
4
, formalin larutan iod 0,1 N dalam KI, Natrium thiosulfat Na
2
S
2
O
3
0,1 N, akuadest, larutan kanji 1 dan arang aktif komersial. Bahan untuk aplikasi arang aktif
adalah minyak goreng bekas. Bahan yang digunakan untuk menguji minyak antara lain adalah KOH 0,1 N, alkohol netral 95 , pereaksi hanus, air suling
KI jenuh, Na
2
S
2
O
3
0,1 N, pfenolfthalein, asam asetat glasial dan kloroform 3:2.
Alat-alat yang digunakan untuk membuat arang aktif adalah tungku pengarangan, tungku aktivasi retort yang dilengkapi ketel uap, labu takar,
pipet volumetrik, ember, saringan dan neraca analitik. Alat-alat yang digunakan untuk analisa mutu arang aktif adalah mortar, spektrofotometer
UV-Vis, spektrofotometer serapan atom SSA, saringan 100 mesh, cawan porselen, cawan petri, oven, tanur, desikator, gegep, pengaduk stirer, dan
alat-alat gelas untuk analisa. Alat yang digunakan untuk pengujian minyak adalah hot plate, stirer, spectronic 20, erlenmeyer 200 ml, penangas air.
Semua alat yang digunakan dalam pembuatan arang aktif dan pengujian pada minyak goreng bekas berada di Laboratorium Energi dan Hasil Hutan Bukan
Kayu-Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Laboratorium Teknik Kimia TIN-IPB, dan BALITRO.