Depresiasi Sumberdaya Perikanan TINJAUAN PUSTAKA

97 Perbandingan laju degradasi sumberdaya perikanan dengan upaya aktual dapat dilihat pada Gambar 27. Dari gambar terlihat bahwa secara umum degradasi memiliki pola yang relatif sama dengan upaya aktual, dimana peningkatan dari upaya juga diikuti dengan peningkatan degradasi. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan upaya akan dapat menjadi penyebab terjadinya peningkatan degradasi. Untuk itu diperlukan tindakan pengelolaan terhadap upaya sehingga laju degradasi sumberdaya ikan di pulau-pulau kecil bisa dikurangi atau dapat dikendalikan. 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 110,000 120,000 198 5 198 6 198 7 198 8 198 9 199 199 1 199 2 199 3 199 4 199 5 199 6 199 7 199 8 199 9 200 200 1 200 2 Tahun E ffor t Tr ip 0.10 0.18 0.25 0.33 0.40 K o ef isi en D e g rad asi Effort Koefisien Degradasi Gambar 27. Perbandingan laju degradasi dengan effort aktual

5.7 Depresiasi Sumberdaya Perikanan

Keseluruhan hasil estimasi parameter biofisik dan ekonomi digunakan untuk menghitung nilai depresiasi sumberdaya. Dengan menggunakan formula perhitungan depresiasi serta menggunakan hasil perhitungan model Gompertz maka nilai depresiasi sumberdaya perikanan dapat dihitung sebagaimana disajikan pada Tabel 17. 98 Tabel 17. Perubahan rente ekonomi depresiasi sumberdaya perikanan Tahun Sust Rev Rp jt TC Rp jt Sust Rent Rp jt PVSRa Rp jt ∆PVSRa Rp jt PVSRb Rp jt ∆PVSRb Rp jt 1985 2 083.18 632.46 1 450.72 9 671.46 9 671.46 36 267.98 36267.98 1986 2 072.27 630.42 1 441.85 9 612.37 -59.10 36 046.37 -221.61 1987 2 695.47 832.26 1 863.21 12 421.43 2 809.06 46 580.35 10 533.98 1988 2 752.97 838.34 1 914.63 12 764.19 342.76 47 865.70 1 285.35 1989 2 942.35 895.73 2 046.61 13 644.09 879.90 51 165.33 3 299.62 1990 3 105.31 944.46 2 160.85 14 405.65 761.56 54 021.18 2 855.85 1991 3 492.33 1 067.74 2 424.58 16 163.87 1 758.23 60 614.53 6 593.35 1992 3 588.04 1 093.65 2 494.39 16 629.26 465.39 62 359.73 1 745.20 1993 4 323.10 1 333.78 2 989.31 19 928.77 3 299.50 74 732.87 12 373.14 1994 4 469.34 1 373.34 3 096.00 20 639.97 711.21 77 399.90 2 667.03 1995 5 909.36 1 862.17 4 047.19 26 981.26 6 341.29 101 179.73 23 779.83 1996 6 557.07 2 073.20 4 483.87 29 892.48 2 911.22 112 096.79 10 917.06 1997 6 827.53 2 148.89 4 678.64 31 190.91 1 298.43 116 965.91 4 869.12 1998 12 914.88 4 176.53 8 738.35 58 255.69 27 064.78 218 458.84 101 492.93 1999 21 202.86 6 920.81 14 282.05 95 213.67 36 957.98 357 051.27 138 592.42 2000 20 474.11 6 677.76 13 796.34 91 975.61 -3 238.06 344 908.55 -12 142.72 2001 26 164.53 8 595.97 17 568.56 117 123.76 25 148.14 439 214.08 94 305.53 2002 29 417.33 9 787.98 19 629.35 130 862.33 13 738.58 490 733.75 51 519.67 Keterangan: Sust Rev = Penerimaan Lestari Sustainable Revenue TC = Biaya Total Sust Rent = Rente Lestari Sustainable Rent PVRa = Present Value Sustainable Rent dengan δ market=15 PVRb = Present Value Sustainable Rent dengan δ Kulla=4 ∆PVRa = Perubahan Present Value Sustainable Rent depresiasi dengan δ market=15 ∆PVRb = Perubahan Present value Sustainable Rent depresiasi dengan δ Kulla=4 Dari tabel terlihat bahwa dengan market discount rate sebesar 15 sumberdaya perikanan demersal di Bengkalis mengalami depresiasi pada tahun 1986 dan 2000. besaran depresiasi sumberdaya perikanan demersal berkisar Rp 59 juta sampai Rp 3.24 milyar. Sepanjang kurun waktu tersebut, nilai depresiasi 99 diestimasi sebesar Rp 3.3 milyar. Dengan rata-rata nilai present value dari rente sumberdaya sebesar Rp 40.4 milyar sepanjang tahun pengamatan. Besaran depresiasi tersebut cukup signifikan mengurangi nilai rente sumberdaya yang sebenarnya. Penghitungan rente sumberdaya perikanan demersal dengan menggunakan discount rate yang lebih konservatif dari Kula 4 menghasilkan nilai rata-rata present value yang jauh lebih tinggi dari perhitungan rente dengan market discount rate yakni sebesar Rp 151.5 milyar. Dengan discount rate Kula depresiasi sumberdaya perikanan terjadi pada tahun yang sama seperti pada market discount rate , yakni sebesar Rp 12.4 milyar. Suatu nilai kehilangan yang relatif besar. Depresiasi ini seharusnya diperhitungkan dalam statistik pendapatan sektor perikanan di Kabupaten Bengkalis. Jika tidak, maka nilai PDRB dari sektor perikanan ini akan terlalu rendah pada tahun-tahun dimana stok ikan terapresiasi dan terlalu tinggi pada tahun-tahun dimana stok ikan terdepresiasi. Dengan discount rate Kula yang lebih konservatif, seperti yang dipaparkan di atas, ternyata dihasilkan nilai rente present value dan nilai depresiasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan market discount rate yang notabene tidak merefleksikan pertumbuhan ekonomi di wilayah penelitian. Dalam tahapan ini discount rate tidak dihitung berdasarkan Golden Rule sebagaimana seharusnya. Sehingga dampak dari perubahan discount rate terhadap pengelolaan optimal yang berkaitan dengan stok sumberdaya tidak dapat dibahas. Perubahan discount rate di sini hanya merupakan perubahan numeirare, sehingga tidak dapat dipakai sebagai suatu kesimpulan atau dijadikan suatu basis indikator untuk menentukan penyebab terjadinya perubahan nilai rente sumberdaya dan depresiasi berdasarkan stock assessment , sebagaimana yang dilakukan oleh Clark 1990. 100 Pola depresiasi sumberdaya perikanan mengalami pola yang counter cyclical antara upaya dan produksi aktual. Pada saat tingkat upaya effort terjadi penurunan, produksi aktual justru tidak menunjukkan perilaku yang sama, malah sebaliknya. Sebagai contoh ketika upaya menurun dari 76 816 trip ke 69 219 trip dari tahun 1987 ke 1988, maka produksi aktual justru meningkat dari 705.8 ton ke 733.0 ton. Perilaku counter cyclical ini, menyebabkan penurunan pada tangkap lestari sustainable yield sehingga mengakibatkan terjadinya depresiasi rente pada sumberdaya perikanan. Dengan demikian, implikasinya terhadap kebijakan adalah bahwa untuk meningkatkan nilai stok sumberdaya ikan, kebijakan untuk menurunkan level input effort adalah merupakan pilihan yang tepat. Pola depresiasi rente sumberdaya perikanan terhadap present value dari rente sumberdaya perikanan dapat dilihat pada Gambar 28. -50,000 50,000 150,000 250,000 350,000 450,000 550,000 19 85 19 87 19 89 19 91 19 93 19 95 19 97 19 99 20 01 Tahun Re n te R p j u ta PVSR a Dep a PVSR b Dep b Gambar 28. Present value rente dan depresiasi Sedangkan keterkaitan antara perkembangan upaya effort dengan depresiasi dapat dilihat pada Gambar 29 dan 30. 101 20 40 60 80 100 120 140 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 Tahun E ffo rt 00 T ri p -10,000 -5,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 D ep resi as i R p ju ta Depresiasi Effort Gambar 29. Effort dan depresiasi Kula 15 20 40 60 80 100 120 140 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 Tahun Ef fo rt T ri p -20,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 Dep res iasi R p ju ta Depresiasi Effort Gambar 30. Effort dan depresiasi Kula 4 Gambar 29 dan 30 memperlihatkan bahwa hubungan antara upaya dengan depresiasi yang tidak terjadi secara seketika. Artinya, ketika upaya tinggi depresiasi sumberdaya perikanan tidak terjadi pada saat itu, melainkan terjadi lag, sehingga depresiasi baru akan terjadi pada periode berikutnya. 102 Depresiasi yang terjadi diakibatkan oleh perkembangan effort yang berlebihan pada periode sebelumnya sehingga walaupun effort cenderung menurun pada periode tertentu namun depresiasi sumberdaya perikanan tetap terjadi.

5.8 Pengelolaan Sumberdaya Yang Optimal