86 pengamatan alat tangkap yang memiliki hasil tangkapan tertinggi adalah jaring
insang hanyut dan yang terendah adalah pukat pantai.
- 200
400 600
800 1,000
1,200 1,400
1985 1986
1987 1988
1989 1990
1991 1992
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
Tahun P
roduk s
i Ton
Pukat Pantai Jaring Insang hanyut
Jermal
Gambar 17. Hasil tangkapan dari masing-masing alat tangkap yang digunakan dalam analisis
5.2 Standarisasi Unit Effort
Sebelum dilakukan asumsi parameter biologi, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi data dan standardisasi dari unit upaya effort. Kalibrasi dilakukan
mengingat data spesifik mengenai upaya yang ditujukan khusus untuk spesies target yang digunakan dalam penelitian ini tidak tersedia. Dalam perikanan
yang multi-species dan multi-gear seperti di perairan Kabupaten Bengkalis, maka problem yang kemudian muncul adalah kesulitan untuk mendapatkan data
upaya yang langsung untuk setiap spesies, karena satu alat tangkap dapat menangkap lebih dari satu spesies ikan target. Menurut Smith 1993 dan Fauzi
1998, agregasi upaya merupakan satu-satunya cara pengukuran upaya yang dapat diandalkan pada perikanan multi-spesies.
87 Dalam penentuan standardisasi effort dalam studi ini digunakan unit
jumlah trip per tahun dari tiga alat tangkap yaitu pukat pantai, jaring insang hanyut dan jermal. Pemilihan ketiga alat tangkap ini didasarkan pada kondisi
bahwa ketiga alat tangkap ini merupakan alat tangkap yang dominan digunakan di lokasi penelitian. Ketiga alat tangkap tersebut juga secara konstan
menangkap ketiga spesies target dari tahun ke tahun. Spesifikasi dan gambar dari alat tangkap yang digunakan dalam analisis dapat dilihat pada Lampiran 3
dan 4.
Tabel 12. Standardisasi effort dari alat tangkap yang digunakan dalam analisis
CPUE Indeks
Standarisasi Tahun
P. Pantai J.I.
hanyut Jermal
P. Pantai Jermal
P. Pantai Jermal
Total Effort
Trip
1985 0.00106 0.00859 0.00062 0.12313 0.07171 1 998.45 2 917.70
67 556 1986
0.00104 0.00942 0.00077 0.11040 0.08124 2 213.39 3 450.68 68 665
1987 0.00293 0.00919 0.00066 0.31907 0.07229 2 437.34 4 868.16
76 816 1988
0.00387 0.01059 0.00097 0.36582 0.09200 2 473.69 6 299.60 69 219
1989 0.00353 0.01164 0.00114 0.30359 0.09789 2 001.89 6 686.34
69 049 1990
0.00327 0.01255 0.00105 0.26069 0.08399 1 860.00 5 661.63 68 536
1991 0.00453 0.01099 0.00125 0.41269 0.11411 2 896.71 7 327.80
71 412 1992
0.00402 0.01259 0.00149 0.31905 0.11858 2 295.59 7 850.33 69 726
1993 0.00440 0.01189 0.00162 0.37046 0.13619 2 555.05 8 934.57
76 393 1994
0.00472 0.01363 0.00153 0.34589 0.11188 2 364.19 7 446.15 74 172
1995 0.00422 0.01146 0.00135 0.36830 0.11754 2 579.27 8 020.71
88 018 1996
0.00428 0.01102 0.00134 0.38844 0.12156 3 057.04 8 585.86 89 855
1997 0.00451 0.01279 0.00168 0.35236 0.13139 3 675.83 11 766.42
87 350 1998
0.00438 0.01158 0.00149 0.37807 0.12835 4 267.53 13 217.56 102 246 1999
0.00443 0.00986 0.00132 0.44882 0.13338 4 714.43 13 166.99 107 353 2000
0.00371 0.01040 0.00134 0.35642 0.12837 3 649.42 12 551.76 106 928 2001
0.00360 0.01063 0.00111 0.33917 0.10405 4 064.93 11 534.60 110 920 2002
0.00488 0.01249 0.00123 0.39085 0.09884 5 355.78 11 548.05 117 889
Sumber Data Olahan dari : Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tk I Riau 1986-2003
Karena ketiga alat tangkap tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangkap ikan, maka diperlukan standardisasi unit fishing effort.
Proses standardisasi dilakukan dengan menggunakan formula pada persamaan
88 3.6
4
, yang meliputi data dari tahun 1985 sampai dengan 2002. Dengan
menggunakan jaring insang hanyut sebagai alat standard
5
, hasil perhitungan
standardisasi effort dapat dilihat pada Tabel 12
5.3 Estimasi Parameter Biologi