Media Kultur Jaringan Aktivitas Enzim Peroksidase Dan Polifenol Oksidase Pada Kalus Terung Belanda (Solanum betaceum CAV.) Setelah Diinduksi EMS (Ethyl Methane Sulphonate)
lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika berada dalam kondisi yang sesuai. Penemuan zat pengatur tumbuh ZPT dan upaya pengembangan
formulasi media sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan teknik kultur jaringan Yusnita, 2003. Zat pengatur tumbuh yang paling sering digunakan
adalah asam 2,4-diklorofenoksi asetat 2,4-D Wetter Constabel, 1991. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan
bagian vegetatif tanaman dengan menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat yang steril Departemen Pertanian, 2007.
Dalam perbanyakan teknik kultur jaringan, eksplan merupakan faktor yang penting dalam penentuan keberhasilan. Menurut Gunawan 1995 disamping eksplan
faktor genotip, umur eksplan, letak pada cabang dan seks pohon jantan atau betina juga perlu diperhatikan dalam pembuatan kultur jaringan. Eksplan adalah bagian
tanaman yang dijadikan bahan inokulum awal yang ditanam dalam media, yang akan menunjukan pertumbuhan dan perkembangan tertentu. Dalam pemilihan bagian
tanaman perlu juga dipertimbangkan tujuan dari kultur yang akan dilakukan. Bagian tertentu akan memberikan variasi dalam jumlah kromosom maupun variasi dalam
beberapa gen. Santoso Nursandi 2004 menambahkan bahwa langkah pertama untuk menentukan bagian mana dari tanaman yang akan digunakan sebagai eksplan
adalah melihat potensi genetik yang ada pada tanaman dilapangan. Untuk itu perlu dilakukan analisis jaringan secara in vivo untuk mengetahui bagian tanaman yang
mempunyai kandungan tertinggi senyawa yang diinginkan. Tanaman yang mempunyai kandungan senyawa tertentu dalam jumlah besar akan mampu
menghasilkan senyawa yang sama dalam jumlah besar pula apabila tanaman tersebut dikulturkan secara in vitro. Hal ini sesuai dengan teori totipotensi yang dimiliki suatu
sel.