Persentase Kultur Yang Terkontaminasi

2 Gambar 4.3.1 Kultur yang hidup pada perlakuan C 3 T 1 konsentrasi EMS 0,15 dan lama perendaman 30 menit Keterangan: 1 kalus; 2 sisa eksplan; 3 nodul Pada pengamatan tidak terjadi perubahan kalus menjadi planlet, namun kalus tetap hidup dan ditandai dengan penambahan ukuran kalus. Tingginya persentase kultur yang hidup memperlihatkan bahwa aktifitas metabolisme yang terjadi pada kalus berjalan dengan baik dan nutrisi pada media masih tercukupi sehingga pertumbuhan kultur yang hidup tinggi. Yusnita 2003 menambakan bahwa nutrien yang lengkap dalam media sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan dari kalus tanaman. Berbagai komposisi media kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan.

4.4 Persentase Kultur Yang Terkontaminasi

Data pengamatan kultur terkontaminasi dapat dilihat pada Lampiran C Halaman 43. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa persentase kultur yang terkontaminasi sebesar 11,11 yaitu sebanyak 8 botol dari 72 botol kultur. Kontaminasi diduga karena pengaruh beberapa faktor antara lain adanya lendir yang berasal dari bagian testa dari biji yang sulit dihilangkan sehingga menyebabkan bakteri dan jamur untuk masuk. Jamur dan bakteri merupakan kontaminan yang sering mengkontaminasi dan harus dihilangkan dari eksplan. Menurut Gunawan 1995 salah satu pembatas dalam keberhasilan kultur jaringan adalah kontaminasi yang dapat Universitas Sumatera Utara terjadi setiap saat selama masa kultur. Kontaminasi dapat berasal dari eksplan, botol kultur, dan alat penanam yang kurang steril, lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor serta kecerobohan dalam pelaksanaan. Untuk menghilangkan kontaminan-kontaminan pada eksplan maka dilakukan suatu sterilisasi yang baik. Menurut Gunawan 1995, bahwa inisiasi kultur yang terbebas dari kontaminasi merupakan langkah yang sangat penting karena pada bahan tanaman banyak mengandung debu, kotoran-kotoran dan berbagai kontaminan lainnya. Katuuk 1989 menambahkan bila kontaminan tidak dihilangkan maka pada media yang mengandung gula, vitamin dan mineral akan tumbuh jamur dan bakteri secara cepat karena media tersebut disenangi jamur dan bakteri. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, penyebab kontaminasi lebih banyak disebabkan oleh jamur dimana perkembangan jamur sangat cepat sehingga bisa menutupi media dan eksplan. Menurut Katuuk 1989, kontaminasi yang sering terjadi disebabkan dari spora jamur dan bakteri yang ada dimana-mana, karena massa yang ringan dan ukuran yang sangat kecil memungkinkan spora untuk berpindah hanya dengan gerakan udara yang lambat. Apabila kultur tanaman dalam botol sudah terkontaminasi maka botol tersebut harus segera dikeluarkan dari ruang inkubasi Nugroho Sugito, 2000. Setelah itu, botol harus dicuci bersih agar kultur yang sehat dalam botol lainnya tidak terkontaminasi sebab spora jamur yang sudah berkembang mudah sekali untuk terhambur keluar oleh angin.

4.5 Determinasi Protein Kalus