Tingkat Kecerdasan Kompetensi Paedagogik Guru Dalam Memahami Peserta Didik

30

2.2.1.1 Tingkat Kecerdasan

Upaya untuk mengetahui tingkat kecerdasan manusia telah banyak dilakukan oleh ahli psikologi. Tahun 1890 Cattell mengemukakan istilah mental test. Tahun 1905 Alfred Binet mengembangkan tes intelegensi yang digunakan secara luas, dan berhasil menemukan cara untuk menentukan usia mental seseorang. Tingkat kecerdasan menurut Binet disebut usia mental dibagi dalam usia kronologis dikalikan 100. Oleh karena Binet bekerja sama dengan Simon, tes yang mereka berdua kembangkan disebut tes Binet-Simon. Pada tahun 1916 tes tersebut mendapat perbaikan dari Lewis M.Terman dari Universitas Stanford dan kemudian disebut sebagai Stanford-Binet Test Owen, dalam Mulyasa ; 2007 ; 80. Pada tahun 1938, ada tokoh yang mengemukakan teori baru berdasarkan temuan Spearman, yaitu Thurstone, yang mengembangkan tes kemampuan mental dasar Primery Mental Abilities Test yang meliputi kemampuan : a. Pemahaman kata Verbal comprehension, yaitu kemampuan untuk memahami ide-ide yang diekspresikan dengan kata-kata. b. Bilangan numbering, yaitu kemampuan untuk menalar dan memanipulasi secara matematis. c. Ruang Spatial yaitu kemampuan untuk memvisualisasikan obyek-obyek dalam bentuk ruang. 31 d. Penalaran reasoning, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah. e. Kecepatan persepsi perceptual speed, yaitu kemampuan menemukan persamaan-persamaan dan ketidaksamaan-ketidaksamaan diantara obyek- obyek secara tepat. Dapatkah inteligensia seseorang berubah ? suatu pertanyaan yang tidak begitu mudah dijawab. Kemungkinan terjadinya perubahan kecerdasan memang ada, akan tetapi perubahannya sanagat kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha untuk meningkatkan kecerdasan bisa berhasil antara 5 – 15 poin saja. Selain perbedaan antar individu, terdapat pula perbedaan kemampuan dalam individu sendiri., atau perbedaan dalam individu. Misalnya ada seorang anak sangat pandai dalam matematika tidak memiliki kepandaian yang setingkat pada mata pelajaran bahasa dan hal ini masih dianggap wajar. Walaupun bisa jadi ada juga seorang anak yang memiliki kepandaian dalam semua mata pelajaran.

2.2.1.2 Kreativitas

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BREBES

0 9 133

KONTRIBUSI PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Program Induksi Guru Pemula, Kompetensi Pedagogik, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Di Kabupaten Klaten.

0 11 19

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK PADA GURU DI SMP MUHAMMADIYAH 6 SURAKARTA Pengembangan Kompetensi Paedagogik Pada Guru Di SMP Muhammadiyah 6 Surakarta.

0 1 17

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI KOTA SURAKARTA Kontribusi Gaya Kepemimpinan, Kompetensi Pedagogik Danmotivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kota Surakarta.

0 1 16

PENGELOLAAN UJI KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU KELAS VI SD DI KABUPATEN PACITAN Pengelolaan Uji Kompetensi Paedagogik Guru Kelas VI SD di Kabupaten Pacitan.

0 1 13

KONTRIBUSI KOMPETENSI KERJA GURU DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TAMAN KANAK KANAK DI KABUPATEN BANGKA PROVINSI BANGKA BELITUNG.

0 2 71

KONTRIBUSI KOMPETENSI KERJA GURU DAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL LEADERSHIP) KEPALA TK TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA BANDUNG.

1 2 71

KONTRIBUSI KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI.

0 0 63

KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MADRASAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 37

KONTRIBUSI SISTEM PENILAIAN KINERJA GURU DAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN SUMEDANG.

1 7 59