Uji Multikolinearitas Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan hasil pengolahan data atau analisis regresi linear berganda pada tabel IV.7 diperoleh nilai adjusted R 2 sebesar 0,806046. Hal ini berarti 80,60 variabel dependen yakni PDRB kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 dapat dijelaskan oleh variabel independen yakni PAD, Kredit, Tabungan, Belanja Daerah, dan Kepadatan Penduduk. Sedangkan sisanya 19,40 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi tersebut.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan korelasi antara beberapa atau semua variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, dilakukan pengujian melalui metode pendekatan Koutsoyiannis dengan cara membandingkan antara nilai koefisien korelasi pada regresi dengan masing-masing variabel bebas r 2 dengan nilai koefisien determinasi pada regresi awal R 2 . Jika R 2 r 2 , maka terjadi masalah multikolinearitas dalam model atau suatu variabel bebas tidak layak berguna untuk dimasukkan ke dalam model, sedangkan jika nilai R 2 r 2 , maka tidak terjadi masalah multikolinearitas atau suatu variabel bebas memang layak berguna untuk dimasukkan ke dalam model. Hasil uji multikolinearitas tersebut dapat dilihat pada tabel IV.10 di bawah ini : commit to user Tabel IV.10 Hasil Uji Multikolinearitas Pendekatan Koutsoyiannis Variabel r 2 R 2 Kesimpulan PDRB C PAD 0,699584 0,834569 tidak terjadi masalah multikolinieritas PDRB C KRDT 0,749516 0,834569 tidak terjadi masalah multikolinieritas PDRB C TAB 0,580330 0,834569 tidak terjadi masalah multikolinieritas PDRB C BD 0,439651 0,834569 tidak terjadi masalah multikolinieritas PDRB C KP 0,000376 0,834569 tidak terjadi masalah multikolinieritas Sumber : Hasil Output Eviews 3.0, 2011 Berdasarkan tabel IV.10 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi pada regresi awal R 2 menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi pada regresi dengan masing-masing variabel bebas r 2 , sehingga dapat dikatakan bahwa variabel-variabel bebas tersebut memang layak atau berguna untuk dimasukkan ke dalam model. Hal ini ditunjukkan dengan korelasi pada semua variabel yang menandakan tidak ada masalah multikolinieritas. b. Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi pokok dari model regresi linear klasik adalah kesalahan pengganggu mempunyai variansi yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi, maka akan terjadi masalah heteroskedastisitas yaitu suatu keadaan dimana variansi dari kesalahan pengganggu tidak sama untuk semua nilai variabel bebas. Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dilakukan pengujian melalui metode uji LM ARCH. Metode ini dilakukan dengan membandingkan nilai χ 2 hitung obsR 2 dengan χ 2 tabel pada df sesuai dengan jumlah regresor dan perpustakaan.uns.ac.id commit to user pada derajat signifikan yang dipakai. Jika obsR 2 χ 2 tabel, maka ada masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, bila obsR 2 χ 2 tabel, maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. Tabel IV.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji LM ARCH ARCH Test: F-statistic 0.091509 Probability 0.764225 ObsR-squared 0.096951 Probability 0.755520 Sumber : Hasil Output Eviews 3.0, 2011 Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan uji LM ARCH yang dijelaskan pada tabel IV.11, diketahui nilai obsR 2 sebesar 0,096951. Setelah itu, dengan menggunakan χ 2 tabel pada α derajat signifikan sebesar 5 dan df jumlah regresor sebesar 1, maka diperoleh χ 2 tabel sebesar 3,84146. Nilai ObsR 2 0,096951 χ 2 tabel 3,84146 menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah heterokedastisitas.

c. Uji Autokorelasi