Gambar IV.4 Realisasi Tabungan Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009
Sumber : Data sekunder diolah, 2011
8. Belanja Daerah
Salah satu ukuran indikator kebijakan fiskal daerah adalah belanja daerah pengeluaran daerah. Pengeluaran daerah terdiri dari belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Belanja daerah adalah nilai pembelanjaan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang digunakan terutama untuk kepentingan masyarakat.
Gambar IV.5 Realisasi Belanja Daerah Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009
Sumber : Data sekunder diolah, 2011 Berdasarkan gambar IV.5 di atas menunjukkan bahwa realisasi belanja
daerah kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 cenderung perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
stabil antara satu daerah dengan yang lainnya, dimana Kota Semarang merupakan daerah yang memiliki belanja daerah tertinggi sebesar
1.505.502.336 ribu rupiah. Sedangkan, Kota Magelang dan Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah yang belum merealisasikan belanja
daerahnya dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai belanja daerah yang dimiliki sebesar o ribu rupiah.
9. Kepadatan Penduduk
Daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi akan menimbulkan berbagai macam kegiatan ekonomi karena penduduk sebagai tenaga kerja
yang akan memproduksi kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan
ekonomi. Pada tabel IV.4 menjelaskan mengenai kepadatan penduduk
menurut kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Daerah perkotaan di Provinsi Jawa Tengah memiliki kepadatan
penduduk lebih tinggi dibandingkan di daerah kabupaten, dimana Kota Surakarta memiliki kepadatan penduduk tertinggi sebesar 11.996,41 jiwa
km
2
. Kota Magelang merupakan daerah perkotaan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi kedua sebesar 7.563,74 jiwa km
2
, sedangkan Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki
kepadatan penduduk sebesar 4.104,39 jiwa km
2
. Hal ini menunjukkan bahwa daerah perkotaan lebih mempunyai daya tarik dibandingkan di
kabupaten bagi para pencari kerja. Selain itu, daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, mampu menambah pendapatan regional daerah
dengan catatan, baik kualitas maupun keahlian penduduk dapat perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
ditingkatkan, serta tingkat produksi bisa ditanggung oleh penduduk yang bekerja secara efektif.
Tabel IV.4 Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009
No Kabupaten Kota
Luas Daerah
km
2
Jumlah Penduduk
jiwa Kepadatan
Penduduk jiwa km
2
1 Kab. Blora
1.794,40 838.159
467,10 2
Kab. Wonogiri 1.822,37
985.024 540,52
3 Kab. Rembang
1.014,10 578.232
570,19 4
Kab. Grobogan 1.975,85
1.345.879 681,16
5 Kab. Purworejo
1.034,82 724.973
700,58 6
Kab. Cilacap 2.138,51
1.629.908 762,17
7 Kab. Wonosobo
984,68 760.819
772,66 8
Kab. Pati 1.491,20
1.175.232 788,11
9 Kab. Banjarnegara
1.069,74 875.167
818,11 10 Kab. Temanggung
870,23 714.411
820,95 11 Kab. Batang
788,95 686.016
869,53 12 Kab. Sragen
946,49 862.910
911,69 13 Kab. Boyolali
1.015,07 943.978
929,96 14 Kab. Kebumen
1.282,74 1.222.542
953,07 15 Kab. Kendal
1.002,27 965.808
963,62 16 Kab. Semarang
946,86 921.865
973,60 17 Kab. Pekalongan
836,13 858.967
1.027,31 18 Kab. Karanganyar
772,20 819.186
1.060,85 19 Kab. Purbalingga
777,65 834.164
1.072,67 20 Kab. Brebes
1.657,73 1.800.958
1.086,40 21 Kab. Magelang
1.085,73 1.180.217
1.087,03 22 Kab. Jepara
1.004,16 1.107.973
1.103,38 23 Kab. Banyumas
1.327,59 1.510.102
1.137,48 24 Kab. Demak
897,43 1.042.932
1.162,13 25 Kab. Pemalang
1.011,90 1.391.284
1.374,92 26 Kab. Tegal
879,70 1.420.532
1.614,79 27 Kab. Klaten
655,56 1.136.829
1.734,13 28 Kab. Sukoharjo
466,66 833.575
1.786,26 29 Kab. Kudus
425,17 797.617
1.876,00 30 Kota Salatiga
52,96 182.226
3.440,82 31 Kota Semarang
373,67 1.533.686
4.104,39 32 Kota Pekalongan
44,96 277.065
6.162,48 33 Kota Tegal
34,49 241.070
6.989,56 34 Kota Magelang
18,12 137.055
7.563,74 35 Kota Surakarta
44,03 528.202
11.996,41 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka, 2009
commit to user
B. Analisis Data