Kebutuhan Air Irigasi Kualitas Air

36

h. Kebutuhan Air Irigasi

Sistem irigasi dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi pertanian. Sudarmadji 2013: 51 menyatakan air yang muncul dari mataair dapat digunakan untuk irigasi di daerah pertanian di bagian hilirnya. Kebutuhan air dari mataair untuk irigasi sangat dirasakan ketika musim kemarau dan ketika air hujan sudah berkurang. Air dari mataair ini merupakan sumber utama untuk irigasi. Di tempat-tempat tertentu dibuat bendungan dam dan dari dam tersebut dibuatlah saluran irigasi untuk mendistribusikan air dengan sistem gravitasi ke bagian hilir untuk keperluan irigasi. Kebutuhan air irigasi dihitung dengan metode Crop Water Requirement, Farm Water Requirement,dan Project Water Requirement. Crop Water Requirement merupakan metode perhitungan kebutuhan air irigasi berdasarkan kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman untuk masing-masing periode tanam. Farm Water Requirement merupakan metode perhitungan kebutuhan air irigasi dengan memperhitungkan perkolasi, penjenuhan, dan penggenangan lahan sawah. Project Water Requirement merupakan metode untuk menghitung total kebutuhan air irigasi dengan menambah kehilangan air lainnya serta efisiensi irigasi Sudarmadji, 2014: 202-203. 37

i. Kualitas Air

Kualitas air tidak sama antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Hal ini dikarenakan kualitas air dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik berupa faktor alami dan faktor buatan. Menurut Sudarmadji2013: 29-31 dan 2014: 165-170 faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air antara lain adalah: 1 Iklim Iklim memiliki berbagai macam variabel yang dapat mempengaruhi kualitas air, antara lain kualitas curah hujan, jumlah dan intensitas hujan, kelembaban dan suhu udara, serta arah dan kecepatan angin. Air hujan dapat mempengaruhi kualitas air baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, air hujan mempengaruhi proses pelapukan batuan serta distribusi jenis tanah dan jenis tanaman di bumi, sedangkan pelapukan batuan, tanah, dan tanaman itu sendiriberpengaruh terhadap kualitas air. Secara langsung, baik buruknya kualitas air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan unsur yang terlarut di dalamnya akan berdampak pada kualitas sumber air yang menerimanya, baik yang terinfiltasi ke dalam tanah dan menjadi airtanah maupun yang mengalir ke badan-badan air sebagai air permukaan. Jumlah dan intensitas curah hujan akan berpengaruh terhadap kualitas air pada umumnya. Hujan yang deras memberikan kualitas air lebih baik, dalam arti bahwa kadar zat kimia yang ada di dalamnya relatif kecil dibandingkan apabila hujan hanya kecil jumlahnya. Kelembaban dan suhu menjadi 38 faktor pendorong dan penghambat terjadinya proses-proses reaksi, seperti perkembangan bakteri di dalam air. Arah dan kecepatan angin juga memberikan pengaruh terhadap kualitas air hujan yang jatuh ke suatu daerah. 2 Geologi Kualitas air dipengaruhi oleh unsur geologi dikarenakan proses kimia yang terjadi antara mineral dalam batuan sebagai unsur terlarut dan air sebagai unsur pelarut akan memberikan komposisi kimia yang berubah-ubah dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, faktor geologi sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas mataair. Air mataair merupakan pemunculan airtanah. Airtanah menempati akuifer, dimana di dalam akifer tersebut airtanah mempunyai cukup waktu untuk berinteraksi dengan material batuan penyusun akuifer. Proses-proses pelarutan material akuifer, sedimentasi, pertukaran ion, dan proses-proses biokimia dapat terjadi secara intensif di dalam akuifer, sehingga sebagai konsekuensi air mataair mempunyai kadar zat kimia yang tinggi. Sifat fisik dan kimia material penyusun akuifer sangat menentukan kualitas mataair. Mataair panas berkaitan dengan struktur geologi, misalnya aktivitas vulkanisme dan adanya patahan akibat proses tektonik. Hal ini dikarenakan, temperature batuan akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya kedalaman batuan tersebut. Semakin menuju ke dalam bumi, maka 39 temperatur batuan akan semakin tinggi. Temperatur yang semakin tinggi tersebut mengakibatkan unsur anorganik dan mineral dalam batuan menjadi mudah larut sehingga konsentrasi ion terlarut dan logam juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kebanyakan mataair panas memiliki kandungan ion dan logam terlarut yang lebih tinggi dibandingkan dengan mataair yang bersuhu normal. 3 Vegetasi Vegetasi berpengaruh pula terhadap kualitas air, ketika hujan jatuh di permukaan bumi, maka sebagian akan mengalami proses-proses pada tajuk, ranting, dan batang tumbuhan, selanjutnya mengalami infiltrasi ke dalam tanah. Dalam proses infiltrasi dapat juga melalui lapisan sersah dan humus yang dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas mataair. Dengan demikian, maka kualitas air mataair akan dipengaruhi juga oleh vegetasi di daerah tangkapannya, baik vegetasi yang masih hidup maupun vegetasi yang sudah mati, yang menjadi seresah dan menjadi humus. 4 Waktu Faktor waktu mempengaruhi kualitas air dalam dua bentuk, yakni durasi waktu tinggal dan real time. Waktu tinggal akan menentukan kualitas air dari reaksi kimia yang terjadi antara air dengan mineral batuan dan unsur dalam tanah yang dilaluinya. Semakin lama air tinggal dalam suatu tempat atau semakin lama perjalanan air, maka akan semakin panjang pula 40 kesempatan untuk berinteraksi dengan vegetasi maupun batuan penyusun akuifer terjadinya proses kimia. Hal tersebut tentu saja berakibat pada semakin banyaknya unsur dan mineral yang terlarut dalam air. Pengaruh waktu secara real time terhadap kualitas air berkaitan dengan frekuensi hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Pengaruh hujan terhadap kualitas air akan berbeda ketika hujan turun dengan frekuensi tinggi dan hujan yang turun dengan frekuensi rendah. Hal ini terkait dengan musim, baik musim penghujan dan musim kemarau.Ketika musim penghujan, hujan terjadi terus-menerus dan memiliki frekuensi yang tinggi dan dapat mengurangi kandungan polutan yang ada di udara. Ketika musim kemarau, hujan turun dengan frekuensi yang rendah sehingga kualitas air hujan menjadi lebih buruk. 5 Manusia Manusia dan aktivitasnya dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas mataair. Penggunaan lahan di daerah tangkapan berpengaruh terhadap kualitas mataair. Kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk dan pestisida dapat memberikan kontribusi terhadap kadar zat kimia yang terdapat di dalam mataair. Limbah yang langsung maupun tidak langsung meresap masuk ke dalam akuifer akan berpengaruh terhadap kualitas airtanah, sehingga selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas air mataair. Timbunan sampah dapat menghasilkan air lindi leachate. Apabila jatuh hujan, air 41 lindi bersama air hujan dapat meresap masuk ke dalam sistem akuifer dan selanjutnya dapat menyebabkan air tanah tercemar. Air mataair yang muncul dari airtanah yang tercemar ini menunjukkan bahwa kualitasnya dipengaruhi oleh lindi yang berasal dari timbunan sampah.

j. Parameter Kualitas Air