19
d. Prinsip Geografi
Prinsip geografi adalah pokok-pokok pikiran yang menjadi dasar pada uraian, pengkajian dan pengungkapan gejala, variabel,
faktor, serta masalah geografi. Nursid Sumaatmadja 1981: 42-44
menguraikan empat prinsip geografi, yaitu:
1 Prinsip penyebaran Persebaran gejala dan fakta geografi baik yang
berkenaan dengan alamnya maupun manusianya tersebar tidak merata dari satu wilayah ke wilayah lainnya di permukaan bumi.
Dengan melihat persebaran gejala dan fakta geografi yang tidak merata tersebut, diharapkan dapat mengungkapkan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketidakmerataan tersebut dengan memperhatikan hubungannya satu sama lain
dan meramalkannya lebih lanjut. 2 Prinsip interelasi
Prinsip interelasi mengungkapkan karakteristik gejala atau fakta geografi yang dihasilkan dari hubungan antara faktor
fisis dengan faktor fisis, antara faktor manusia dengan faktor manusia, dan antara faktor fisis dengan faktor manusia dalam
suatu ruang. 3 Prinsip deskripsi
Prinsip deskripsi memberikan gambaran mengenai gejala dan masalah geografi yang dipelajari sebagai sebab
akibat dari interelasi. Dalam memberikan penjelasan, prinsip ini
20
dapat menggunakan kata-kata, peta, diagram, grafik, maupun tabel.
4 Prinsip korologi Prinsip korologi merupakan prinsip komprehensif yang
merupakan ciri dari geografi modern karena memadukan ketiga prinsip lainnya. Prinsip korologi memperhatikan gejala, fakta,
dan masalah geografi ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dengan segala unsur atau
segala komponen di permukaan bumi dalam suatu ruang. Ruang di dalam prinsip ini memiliki peran penting karena
memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk.Hal ini dikarenakan faktor, sebab,
dan akibat terjadinya suatu gejala dan masalah yang terjadi selalu berhubungan dengan ruang yang bersangkutan.
e. Objek Geografi
Menurut Sutikno 2005: 86 cbjek studi geografi adalah gejala alam dan perilaku serta aktivitas budi daya manusia di
permukaan bumi yang dikaji lokasinya, integrasinya, persebarannya, perkembangannya, interaksinya, interelasinya,
dalam lingkup analisis keruangan, kewilayahan, ekologi, sistem dan sejarah perkembangannya.Bintarto dan Surastopo 1991: 30
menyatakan bahwa objek geografi adalah fenomena gejala geosfer yang diulas dari segi keruangan spatial dengan
memperhatikan hubungan dan pengaruh timbal-balik antara komponen yang terdapat dalam fenomena tersebut.
21
2. Kondisi Geologis
Geologi merupakan bidang keilmuan yang memiliki cakupan kajian terutama pada bagian kulit bumi nterutama untuk mengetahui
sejarah bumi sebagai suatu keseluruhan Suharyono dan Moch. Amien 1994: 18. Salah satu kajian dari ilmu geologi adalah mengenai
lingkungan dan sumberdaya. Dalam penelitian ini, kondisi geologis berpengaruh terhadap keterdapatan sumberdaya air terutama air
tanah.Kondisi geologis yang digunakan untuk mengetahui keterdapatan air tanah adalah struktur dan jenis batuan.
Jenis batuan sangat terkait dengan sifat-sifat fisik batuan tersebut, yaitu porositas n dan konduktivitas hidrolik K.
Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan volume ruang antarbutir dengan total volume suatu
batuan.Konduktivitas hidrolik adalah kemampuan suatu lapisan batuan untuk melakukan air, berhubungan dengan bergeraknya
air dalam batuan.Porositas sedimen dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran butir. Untuk bentuk dan ukuran butir yang seragam
mempunyai nilai porositas lebih tinggi dibanding dengan ukuran butir yang campuran. Ukuran butir juga merupakan faktor
penting yang berpengaruh terhadap konduktivitas hidrolik. Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa kemampuan
menyimpan maupun melakukan air suatu lapisan batuan sangat ditentukan oleh nilai porositas maupun konduktivitas
hidrolik Sudarmadji, 2013: 12.
3. Kondisi Geomorfologis
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi sebagai akibat adanya pengaruh tenaga asal dalam
bumi dan tenaga asal luar bumi yang menghasilkan proses-proses yang mengakibatkan berubahnya bentuk-bentuk permukaan bumi Suharyono
dan Moch. Amien, 1994: 18. Geomorfologi merupakan ilmu mengenai berbagai bentuklahan di permukaan bumi baik di atas maupun dibawah
permukaan laut dengan penekanan studinya pada: asal, sifat, proses
22
perkembangan, susunan material, dan kaitannya dengan lingkungan Heru Pramono, 2003: 2. Verstappen 1983: 3 mendefinisikan
geomorfologi sebagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bentuklahan penyusun muka bumi, baik diatas maupun dibawah
permukaan air laut dan menekankan pada pembentukan dan perkembangan pada masa yang akan datang, serta konteksnya dengan
lingkungan. Heru Pramono 2003: 2-3 mengemukakan empat aspek besar
dalam geomorfologi, yaitu: a. Geomorfologi statik studi bentuklahan yaitu studi tentang relief
permukaan bumi yang meliputi unsur-unsur seperti bentuk lereng, kecuraman lereng, amplitudo relief, dan tingkat pengikisan.
b. Geomorfologi dinamik studi proses yaitu studi tentang perubahan- perubahan bentuklahan dalam waktu yang singkat.
c. Geomorfologi genetik studi cara terbentuk yaitu studi tentang cara terbentuknya bentuklahan dan perkembangannya dalam waktu
yang lama serta dalam hubungannya dengan waktu yang akan datang.
d. Geomorfologi lingkungan studi lingkungan yaitu studi tentang hubungan bentuklahan dan proses-prosesnya dengan unsur-unsur
bentanglahan yang lain misalnya tanah, air tanah, air permukaan, dan vegetasi.
Geomorfologi memiliki peran penting dalam mengkaji karakteristik dan distribusi mataair.Verstappen 1983 mengemukakan
terapan geomorfologi yang meliputi geomorfologi dalam survei dan
23
pemetaan; geomorfologi dalam survei geologi, tanah, hidrologi, dan vegetasi; geomorfologi dan penggunaan lahan pedesaan, urbanisasi,
keteknikan, eksplorasi dan penyelidikan mineral, dan perencanaan pengembangan wilayah; geomorfologi dan survei sintesa medan, banjir,
kekeringan, stabilitas lereng dan erosi, dan bencana asal gaya endogen.
a. Bentuklahan
Bentuklahan landform adalah bentukan pada permukaan bumi berwujud bentuk erosional, deposisional, dan bentuk sisa
residual sebagai hasil dari proses eksogen epygen, yaitu proses- proses yang tenaganya berasal dari atmosfer bumi Danang, 2007:
15. Bentuklahan merupakan bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil dari perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-
proses geomorfologis yang beroperasi dipermukaan bumi. 1 Bentuk Lahan Vulkanik Gunung Berapi
Danang 2007: 23 mendefinisikan “vulkanisme sebagai segala peristiwa yang berhubungan dengan magma
yang keluar mencapai permukaan bumi melalui rekahan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pipa sentral yang disebut
terusan kepundan atau diatrema”. Bentuk lahan vulkanik merupakan bentuk lahan hasil kegiatan gunungapi, baik yang
berupa kegiatan gunungapi di permukaan ekstrusi maupun di dalam kerak bumi intrusi. Peristiwa keluarnya magma dari
dalam kerak bumi ke permukaan bumi disebut dengan erupsi. Erupsi suatu gunungapi dapat mengeluarkan material lepas
maupun material cair atau lebur.
24
Daerah yang terletak pada bentuklahan vulkanik memiliki berbagai macam keuntungan, salah satunya berupa
tanah yang subur yang sesuai apabila dipergunakan sebagai kawasan pertanian. Heru Pramono 2003: 81 menyatakan
bahwa “abu debu vulkanik dapat memberikan kesuburan pada tanah yang semula gersang karena kemampuannya untuk
menyimpan kelembaban”. Pada gunung berapi muda dan dewasa terbentuk tekuk-tekuk lereng yang menjadi tempat
pemunculan mataair sebagai sumber air di daerah pada bentuklahan vulkanik. Kawasan gunungapi pada umumnya
merupakan sebuah daerah tinggian dengan daerah tangkapan air hujan yang sangat baik Ismawan, 2013: 1.
a Kerucut gunungapi, merupakan bagian tubuh gunungapi paling atas yang langsung mendapat material dari kawah
saat terjadi erupsi. Kerucut gunungapi memiliki ciri sebagai berikut:
1 Gerakan material pada kerucut gunungapi adalah gerakan gravitatif.
2 Memiliki lereng yang sangat curam dan lembah yang dalam.
3 Material endapannya berupa material erupsi yg masih sangat kasar hingga kasar.
b Lereng gunungapi, merupakan bentuk lahan hasil aktifitas gunungapi, yang terletak pada batas bawah kerucut
25
gunungapi sampai batas atas lereng gunungapi tengah. Lereng gunungapi memiliki ciri sebagai berikut:
1 Proses material berupa pengangkutan bahan material secara gravitatif dan oleh tenaga air.
2 Lereng terbentuk dari hasil endapan material erupsi secara bertahap.
c Kaki gunungapi, adalahbentuklahan gunungapi berupa bagian kaki dari suatu tubuh gunungapi, dicirikan oleh:
1 Lereng yang agak curam sampai agak landai. 2 Didominasi oleh pengendapan material gunungapi
seperti lumpur, endapan lava, dan material piroklastik melalui lembah-lembah sungai.
d Dataran kaki gunungapi, merupakan satuan bentuklahan yg lebih datar dan terbentuk dari pengendapan material
oleh proses fluvial. Dataran kaki gunungapi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1 Sedimentasi mulai aktif. 2 Kemiringan lereng dari agak landai sampai landai.
3 Material permukaan didominasi oleh kerikil dan pasir kasar.
e Dataran fluvio gunungapi, merupakan satuan bentuklahan dengan topografi datar dan terbentuk dari proses fluvial,
dicirikan dengan: 1 Proses pengendapan intensif.
2 Material utamanya berupa pasir sedang dan halus.
26
3 Pemanfaatan lahan untuk pertanian dan permukiman lebih berkembang.
4. Kondisi Hidrologis
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya cairan, gas, padat pada dalam dan di atas permukaan
tanah. Termasuk di dalamnya dalah penyebaran, daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta hubungannya dengan unsur-unsur
hidup dalam air itu sendiri Chay Asdak, 2001: 4. Hidrologi merupakan pengetahuan yang mempelajari air tawar di daratan, baik di permukaan
atau di bawah tanah dalam kaitan dengan usaha pemenuhan kebutuhan akan air untuk kehidupan seperti kebutuhan sehari-hari, kebutuhan
irigasi, dan kebutuhan industri Suharyono dan Moch. Amien 1994: 20.
a. Daur Hidrologi
Air berubah secara dinamis menurut ruang dan waktu, mengikuti siklus atau daur yang dikenal dengan siklus atau daur
hidrologi Sudarmadji, 2013: 7. Daur hidrologi merupakan perjalanan air dari permukaan laut, kemudian menuju ke atmosfer,
jatuh ke permukaan tanah, dan kembali lagi ke laut. Daur hidrologi tidak pernah berhenti walaupun air tertahan sementara di sungai,
danau waduk, dan dalam tanah. Ketika air tertahan sementara, air dapat dimanfaatkan oleh manusia atau mahkluk hidup lainnya.
Di dalam daur hidrologi, energi panas dari matahari menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan air laut.
Selain itu, energi panas dari matahari juga menyebabkan terjadinya transpirasi di permukaan vegetasi. Uap air sebagai hasil proses
27
evapotranpirasi tersebut selanjutnya terbawa oleh angin melintasi daratan yang bergunung maupun datar. Apabila keadaan atmosfer
memungkinkan, sebagian dari uap air tersebut akan terkondesasi dan turun sebagai air hujan presipitasi.Air hujan yang jatuh
sebelum mencapai permukaan tanah akan tertahan oleh tajuk vegetasi. Sebagian dari air hujan tersebut akan tersimpan di
permukaan tajukdaun selama proses pembasahan tajuk, dan sebagian lainnya akan jatuh ke atas permukaan tanah melalui sela-
sela daun throughfall atau mengalir ke bawah melalui permukaan batang pohon stemflow. Sebagian air hujan tidak akan pernah
sampai di permukaan tanah, melainkan terevaporasi kembali ke atmosfer dari tajuk dan batang selama dan setelah
berlangsungnya hujan interception loss.
Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk terserap ke dalam tanah infiltration.
Sedangkan air hujan yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan permukaan
tanah surface detention untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah runoff, untuk
selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan membentuk
kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan
bergerak secara lateral horisontal untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi kepermukaan tanah subsurface flow dan
28
akhirnya mengalir ke sungai. Alternatif lainnya, air hujan yang masuk ke dalam tanah tersebut akan bergerak vertikal ke tanah
yang lebih dalam dan menjadi bagian dari air tanah groundwater. Air tanah tersebut, terutama pada musim kemarau, akan mengalir
pelan-pelan ke sungai, danau atau tempat penampungan air
alamiah lainnya baseflowChay Asdak, 2001: 7-8. b. Akuifer
Terminologi maupun batasan yang terkait dengan perlapisan geologi dan mempunyai peranan penting bagi
keterdapatan air tanah adalah akuifer aquifer, akiklud aquiclude, dan akuitard aquitard. Akuifer merupakan lapisan permeabel
tempat menyimpan dan mengalirkan air tanah. Akuifer merupakan suatu unit geologi yang dapat menyimpan dan meloloskan air dalam
jumlah yang cukup. Material pada akuifer pada umumnya berupa pasir dan kerikil yang tidak padu unconsolidated material. Akan
tetapi, batuan sedimen porus seperti batu pasir, batuan vulkanik yang lapuk, dan banyak retakan juga diklasifikasikan sebagai
akuifer. Akuiklud adalah suatu unit geologi yang tidak dapat melakukan air dalam jumlah yang berarti, sedangkan akuitard
adalah unit geologi dengan permeabilitas yang rendah yang dapat menyimpan dan melakukan air secara lambat Sudarmadji, 2013:
11.
29
c. Mata Air