30
bahan-bahan aluvium di bagian atas, dengan batuan yang bersifat kedap air, seperti batuan beku di bagian bawah yang relatif kompak.
Terdapat pula faktor lain yang menjadi pengontrol pemunculan dan pola sebaran mataair,yakni kedudukan antara satu
perlapisan batuan dengan perlapisan yang laindan struktur geologis yang menyusunnya, seperti patahan, retakan, maupun perlipatan.
Pemunculan mataair di suatu tempat, juga tidak terlepas dari kedudukan lokasi itu sendiri, kaitannya dengan tenaga gravitatif
yang mempengaruhinya maupun energi-energi lain, seperti tekanan hidrostatis yang kuat akibat struktur perlapisan batuan yang sangat
tebal geyser, atau akibat dorongan energi magma pada daerah vulkanikSudarmadji, 2013: 11.
e. Klasifikasi Mataair
Menurut Sudarmadji 2013: 15-17 mataair begitu banyak macamnya, sehingga mataair ini pun dapat diklasifikasikan dari
berbagai macam hal, yaitu:
1 Klasifikasi Berdasarkan Pemunculan Mataair Berdasarkan pemunculannya ke permukaan tanah,
mataair gravitasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a Mataair Depresi Depression Spring Mataair depresi adalah mataair yang terbentuk
apabila muka airtanah terpotong oleh permukaan tanah.
31
b Mataair Kontak Contact Spring Mataair kontak adalah mataair yang terjadi bila
lapisan lolos air yang menyimpan air terletak di atas lapisan kedap air dan selanjutnya muka airtanah terpotong oleh
permukaan tanah. c Mataair Artesis Artesian Spring
Mataair artesis disebabkan oleh pemunculan air akibat tekanan air dari akuifer tertekan atau singkapan
batuan melalui celah di dasar lapisan kedap air. d Mataair Pada Batuan Kedap Impervious Rock Springs
Mataair pada batuan kedap adalah mataair yang terjadi pada saluran atau pada retakan batuan kedap air.
e Mataair Rekahan Tabular Fracture Spring Mataair rekahan adalah mataair yang muncul
karena adanya saluran di dalam batuan, seperti adanya alur lava atau alur pelarutan, adanya rekahan batuan yang
kedap air yang berhubungan dengan airtanah. 2 Klasifikasi Berdasarkan Debit
Mataair dapat mempunyai debit yang bervariasi. Ada mataair yang mempunyai debit kurang dari 1 liter per detik
sampai dengan yang mempunyai debit ribuan liter per detik. Berikut disajikan klasifikasi mataair berdasarkan besar debitnya
pada Tabel 3.
32
Tabel 3. Klasifikasi Mataair Berdasarkan Debit
Kelas Debit
1 10 m
3
detik 2
1 – 10 m
3
detik 3
0,1 – 1 m
3
detik 4
10 – 100 liter detik 5
1 – 10 liter detik 6
0,1 – 1 liter detik 7
10 – 100 ml detik 8
10 ml detik Sumber: Sudarmadji, 2013
3 Klasifikasi Berdasarkan Periode Pengalirannya Mataair ada yang dapat mengalir sepanjang tahun
tanpa berkurang debitnya, tetapi ada juga mataair yang bervariasi debitnya menurut musim, bahkan ada mataair yang
hanya mengalir pada periode tertentu saja, artinya pada musim tertentu tidak mengalirkan air. Klasifikasi mataair berdasarkan
periode pengalirannya berupa mataair perennial, intermiten, dan periodik.
4 Klasifikasi Berdasarkan Temperatur Mataair dapat dibedakan berdasarkan temperaturnya,
yaitu: a Mataair Panas Thermal Springs
Mataair panas adalah mataair yang temperatur airnya melebihi temperatur udara di sekitarnya, biasanya
berasosiasi dengan aktivitas vulkanisme atau aktivitas tektonik. Mataair jenis ini biasanya juga disertai dengan
kadar zat kimia yang tinggi pada airnya, sehingga seringkali mataair ini dipakai untuk sarana pengobatan
penyakit tertentu karena kadar zat kimia yang tinggi ini
33
dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
b Mataair Biasa Non-thermal Springs Mataair biasa adalah mataair dengan temperatur
lebih dingin daripada temperatur udara di sekitarnya. c Mataair dingin Cold Springs
Mataair dingin adalah mataaur yang suhu airnya rendah. Air dari mataair ini berasan dari pencairan salju
atau es.
f. Pemanfaataan Air