55
C. Kerangka Pemikiran
Pergerakan airtanah pada berbagai tempat akan mengakibatkan airtanah keluar ke permukaan bumi sebagai mataair spring dengan debit
dan karakteristik yang bervariasi.Mataair merupakan airtanah yang muncul atau tersingkap di permukaan tanah dikarenakan terpotongnya muka air
tanah. Kecamatan Dukun terletak pada bentuklahan kaki lereng Gunungapi Merapi pada formasi Gunung Merapi Muda sehingga terdapat banyak titik
pemunculan mataair. Sumber-sumber mataair yang muncul di Kecamatan Dukun memiliki debit yang bervariasi dan tersebar tidak merata.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Dukun menggunakan mataair sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari,
seperti mandi, memasak, mencuci, dan kebiasaan yang rutin dilakukan seperti berwudhu bagi umat muslim sebelum melaksanakan ibadah solat.
Bagi penduduk yang mempunyai kendaraan, air juga digunakan untuk mencuci kendaraan sehingga akan memberikan kontribusi terhadap
besarnya pemanfaatan air untuk kebutuhan rumah tangga. Besar kecilnya jumlah air yang dikonsumsi setiap rumah tangga sangat erat kaitannya
dengan banyak sedikitnya kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan rumah tangga tersebut. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga, sumber-sumber mataair yang terdapat di Kecamatan Dukun juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengairan lahan pertanian irigasi.
Kualitas mataair penting untuk dikaji dikarenakan menjadi landasan dalam pemanfaatan mataair tersebut. Kualitas mataair dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor geologi berkaitan dengan kandungan unsur-unsur yang ada dalam lapisan batuan. Faktor iklim berkaitan dengan unsur yang
56
terkandung dalam air hujan. Faktor vegetasi juga berpengaruh dikarenakan dalam tumbuhan terdapat zat-zat kimia yang mungkin terserap ketika terjadi
infiltrasi. Faktor waktu berkaitan dengan lamanya kontak antara airtanah dengan batuan yang dilaluinya. Faktor manusia berkaitan dengan aktivitas
manusia, seperti limbah dan perubahan penggunaan lahan. Dalam penelitian ini, kualitas air dari mataair dikaji berdasarkan kualitas air minum Permenkes
RI Nomor 492 Tahun 2010 yang meliputi kualitas fisik dan kimia.
57
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Mataair
Sebaran
Kebutuhan Rumah Tangga
1. Minum dan Masak 2. Mandi
3. Mencuci Pakaian 4. Mencuci Alat Dapur
5. Wudhu 6. Mencuci Kendaraan
1. Dataran Kaki Gunungapi
2. Dataran Fluvial Gunungapi
Kualitas Mataair Kebutuhan
Irigasi 1. CWR
2. FWR 3. PWR
Pemanfaatan Debit
Kualitas Fisik 1. Bau
2. Warna 3. TDS
4. Kekeruhan 5. Rasa
6. Suhu Kualitas Kimia
1. Arsen 2. Fluorida
3. Kromium 4. Kadmium
5. Nitrit 6. Nitrat
7. Sianida 8. Selenium
9. Alumunium
10. Besi 11. Kesadahan
12. Khlorida 13. Mangan
14. pH 15. Seng
16. Sulfat Permenkes Nomor
492 Tahun 2010 Kecamatan Dukun
58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan
terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya Moh. Pabundu Tika, 2005: 12. Desain penelitian
merupakan pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian agar terarah sehingga data dapat dikumpulkan secara efektif dan efisien serta
dapat diolah dan analisis dengan baik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, serta penampilan dari
hasilnya Suharsimi Arikunto, 2010: 12. Pendekatan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah
pendekatan keruangan dan pendekatan kelingkungan. Pendekatan keruangan digunakan untuk menunjukkan lokasi atau sebaran titik mataair
dan ketinggian tempat mataair serta mengambil sampel mataair. Pendekatan kelingkungan dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara faktor fisik berupa mataair dan faktor non fisik berupa penduduk atau rumah tangga dalam kaitannya dengan imbangan kebutuhan air rumah
tangga.Selain itu, untuk menghitung luas area irigasi juga menggunakan pendekatan keruangan, sedangkan untuk menghitung potensi, pemanfaatan,
dan imbangan kebutuhan air irigasi digunakan pendekatan kelingkungan.