Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Kajian Teori 1. Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat

16 Menurut Saraswati dalam Alfitri, 2011: 24 secara konseptual, pemberdayaan harus mencakup enam hal berikut yaitu : 1 Learning by doing. Artinya, pemberdayaan adalah sebagai proses hal belajar dan ada suatu tindakan konkrit yang terus-menerus dampaknya dapat terlihat. 2 Problem solving. Pemberdayaan harus memberikan andil terjadinya pemecahan masalah yang dirasakan krusial dengan cara dan waktu yang tepat. 3 Self evaluation. Pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang atau kelompok tersebut untuk melakukan evaluasi secara mandiri. 4 Self development and coordination. Artinya, mendorong agar mampu melakukan pengembangan diri dan melakukan hubungan koordinasi dengan pihak lain secara lebih luas. 5 Self selection. Suatu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya pemilihan dan penilaian secara mandiri dan menetapkan langkah ke depan. 6 Self decision. Dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya dimiliki kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri. Keenam unsur-unsur diatas merupakan pembiasaan untuk berdaya, sebagai penguat dan pengait pemberdayaan jika dilakukan secara kontinyu. Maka, ketika unsur-unsur tersebut dilaksanakan pengaruh yang ditimbulkan semakin lama semakin kuat sehingga proses pemberdayaan dapat berjalan dengan sendirinya. Menurut Sunyoto Usman dalam Alfitri, 2011: 25, “pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses dalam bingkaian usaha memperkuat apa yang lazim disebut community self reliance atau kemadirian”. Dalam proses pemberdayaan, masyarakat didampingi untuk melakukan analisis masalah yang 17 dihadapi, dibantu untuk menemukan solusi atas permasalahannya, serta diperlihatkan strategi untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Masyarakat dibantu untuk merancang kegiatan sesuai dengan kemampuannya, bagaimana cara untuk mengimplementasikannya, serta bagaimana membangun sebuah strategi guna memperoleh sumber eksternal yang dibutuhkan. Berkenaan dengan pemaknaan konsep pemberdayaan masyarakat menurut Chatarina Rusmiyati 2011: 16 menyatakan bahwa pemberdayaan adalah suatu cara rakyat, organisasi, atau komunitas diarahkan agar mampu menguasai kehidupannya, atau pemberdayaan dianggap sebuah proses menjadikan orang cukup kuat untuk berpartisipasi dalam kejadian-kejadian serta lembaga yang mempengaruhinya. Menurut Winarni dalam Ambar Teguh Sulistyani 2004: 79 mengungkapkan bahwa inti dari pemberdayaan adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan enabling, memperkuat potensi atau daya empowering, dan terciptanya kemandirian. Konsep tersebut berarti pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemampuan, akan tetapi pada masyarakat yang memiliki daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan mencapai kemandirian. Pemberdayaan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap di masyarakat. Pemberdayaan merupakan proses menyeluruh yaitu suatu proses aktif antara motivator, fasilitator, dan kelompok masyarakat yang perlu diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, pemberian berbagai kemudahan, serta peluang untuk mencapai akses sistem sumber daya kesejahteraan sosial 18 dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan merupakan proses yang berkesinambungan dimana kelompok masyarakat yang ingin diberdayakan juga ikut terlibat dalam proses pemberdayaan itu sendiri. Sri Kuntari 2009: 12 menyatakan bahwa proses pemberdayaan meliputi enabling menciptakan suasana kondusif, empowering penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat, protecting perlindungan dari ketidakadilan, supporting bimbingan dan dukungan, dan foresting memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang. Proses pemberdayaan dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sebagai individu maupun masyarakat. Menurut berbagai pengertian diatas, pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kekuatan atau daya kepada masyarakat dalam mengembangkan potensi sehingga meningkatkan kemampuan yang dimiliki hingga mencapai kemandirian. Menurut Kartasasmita dalam Alfitri, 2011: 25 memberdayakan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Memberdayakan merupakan proses memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam kerangka pemikiran diatas upaya memberdayakan masyarakat haruslah dilakukan dengan : 1 Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia atau masyarakat memilik potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak 19 ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan memotivasi dan mengembangkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya mengembangkannya. 2 Upaya itu harus diikuti dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Diperlukan langkah positif, selain dari hanya menciptakan iklim atau suasana. Perkataan ini meliputi langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. 3 Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranatanya. Menanamkan nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, tanggung jawab adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Pembaharuan lembaga sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. 4 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Pemberdayaan masyarakat sangat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, dan pengalaman demokrasi. 5 Memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Perlindungan kepada yang lemah sangat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah 20 terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat juga dapat dikatakan sebagai pemberdayaan sumber daya manusia. Pemberdayaan sumber daya manusia dapat dilakukan oleh lembaga milik pemerintah maupun milik swasta. Salah satu tujuan dari adanya pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan berhasil apabila proses memandirikan masyarakat dapat terwujud. Menurut Ambar Teguh S 2004: 80 tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat ditandai dengan kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi menggunakan dayakemampuan yang dimiliki. Kemampuan tersebut terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses yang bertahap. Melalui proses belajar masyarakat secara bertahap memperoleh kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, dan afektif. Dengan demikian akan 21 terakumulasi kemampuan yang memadai, untuk mengantarkan kemandirian mereka. Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat harus membuat masyarakat menjadi swadiri, mampu mengurusi dirinya sendiri, swadana, mampu membiayai keperluan sendiri, dan swasembada mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan.

c. Tahap dan Proses Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui suatu proses belajar hingga masyarakat tersebut mencapai status mandiri. Proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut menurut Ambar Teguh S 2004: 83 meliputi: 1 Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. 2 Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan- keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan. 3 Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian. Lebih lanjut lagi Ambar Teguh Sulityani menjelaskan bahwa pada tahap pertama atau tahap penyadaran dan pembentukan perilaku merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini pemberdaya atau pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan prakondisi, supaya dapat 22 memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif. Intervensi yang dilakukan kepada masyarakat ditekankan pada kemampuan afektif-nya untuk mencapai kesadaran konatif. Setelah itu, tahap penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisinya, dengan demikian dapat merangsang kesadaran mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Pada tahap kedua yaitu proses transformasi pengetahuan dan kecakapan- keterampilan dapat berlangsung baik, penuh semangat dan berjalan efektif, jika tahap pertama telah berjalan dengan baik. Masyarakat akan menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan kecakapan-keterampilan yang memiliki relevansi dengan apa yang menjadi tuntutan kebutuhan tersebut. Keadaan seperti ini akan mendorong masyarakat untuk membuka wawasan yang dimiliki serta mempelajari apa yang menjadi kebutuhan dasarnya. Tahap ketiga merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan-keterampilan yang diperlukan, supaya masyarakat dapat membentuk kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut ditandai dengan masyarakat yang mampu mebentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi, dan melakukan inovasi-inovasi di dalam lingkungannya. Apabila masyarakat telah mencapai tahap ketiga maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan pembangunan. Berhubungan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ambar Teguh S seperti tersebut diatas, Azis dalam Alfitri 2011: 26 juga memberikan rincian mengenai tahapan yang seharusnya dilalui dalam pemberdayan. Pertama, 23 membantu masyarakat dalam menemukan masalahnya. Kedua, melakukan analisis terhadap permasalahan secara mandiri. Ketiga, menentukan skala prioritas masalah, dalam arti memilah dan memilih tiap masalah yang paling mendesak untuk diselesaikan. Keempat, mencari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara lain dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat. Kelima, melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Keenam, mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya. Menurut Ambar Teguh S 2004: 84 tahapan yang ditempuh melalui pemberdayaan dapat diamati pada tabel 1. di bawah ini. Tabel 1. Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes, Practice dengan Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif Tahapan Afektif Tahapan Kognitif Tahapan Psikomotorik Tahapan Konatif Belum merasa sadar dan peduli Belum memiliki wawasan pengetahuan Belum memiliki keterampilan dasar Tidak berperilaku membangun Tumbuh rasa kesadaran dan kepedulian Menguasai pengetahuan dasar Menguasai keterampilan dasar Bersedia terlibat dalam pembangunan Memupuk semangat kesadaran dan kepedulian Mengembangkan pengetahuan dasar Mengembangka n keterampilan dasar Berinisiatif untuk mengambil peran dalam pembangunan Merasa membutuhkan kemandirian Mendalami pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi. Memperkaya variasi keterampilan Berposisi secara mandiri untuk membangun diri dan lingkungan. 24 Proses pemberdayaan masyarakat menurut Suharto dalam Alfitri 2011: 26-27 dapat dilakukan melalui : 1 Pemungkinan yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat kultural dan structural yang menghambat. 2 Penguatan yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka. 3 Perlindungan yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok luar, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang apalagi tidak sehat antara yang kuat dan lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. 4 Penyokongan yaitu memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan. 5 Pemeliharaan yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.