88 sasaran : sasaran yang telah ditentukan dengan jelas maka program pemberdayaan
dapat berjalan dengan baik. Sasaran program kreativitas lebih difokuskan kepada ibu-ibu rumah tangga karena mereka lebih mempunyai waktu luang untuk
mengikuti program. 4 Penentuan tema kegiatan : pihak pengelola menentukan apa saja yang menjadi tema kegiatan yang akan dilakukan dengan begitu program
kreativitas sudah terplot dengan baik dan nantinya tutor hanya memberikan materi sesuai dengan tema yang telah ditentukan. 5 Penentuan tutor : tutor sangat
berperan dalam keberhasilan program kreativitas yang ada di Rumah Belajar Modern, tutor haruslah merupakan orang yang ahli dibidangnya dan mempunyai
kemampuan untuk menyampaikan materi kepada peserta dengan baik. Tutor tidak hanya memiliki kemampuan menyampaikan materi pelatihan tetapi juga mampu
mendorong peserta untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. 6 Sosialisasi : sosialisasi perlu dilakukan agar masyarakat dapat
mengetahui adanya program kreativitas yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Modern. Sosialisasi dilakukan melalui pertemuan dengan dukuh, melalui media
massa seperti koran, dan media massa yang lain. 7 Pengadaan Sarana Pelatihan : sarana atau fasilitas pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas perlu
dipersiapkan untuk menunjang pelaksanaan pelatihan. Sarana atau fasilitas meliputi alat dan bahan yang digunakan dalam pelatihan dengan didukung oleh
peralatan seperti laptop, screen, mic, tape recorder, dan juga speaker. Pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas dilakukan melalui
berbagai jenis kegiatan pelatihan. Pelatihan tersebut lebih berfokus kepada
89 peningkatan keterampilan masyarakat, sehingga masyarakat nantinya mampu
menerapkan ilmu yang diperoleh selama pelatihan. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas yang
dilaksanakan di Rumah Belajar Modern, waktu pembelajarannya ditetapkan pada hari jumat sesuai dengan kesepakatan antara pengelola dan juga peserta. Waktu
yang sudah disesuaikan dan disepakati bersama tersebut tentunya membuat para
peserta dapat menghadiri pelatihan yang dilakukan.
Pemberian keterampilan melalui pelatihan kreativitas menjadi materi tutor yang diajarkan kepada peserta di Rumah Belajar Modern. Materi tersebut
diajarkan melalui metode tanya jawab, ceramah, dan juga praktek langsung. Para peserta dapat belajar dan mengembangkan keterampilan yang dimiliki sehingga
dapat menerapkan ilmu yang diperoleh. Hasil pembelajaran dari program kreativitas mampu diterapkan peserta menjadi berbagai macam kreasi seperti
kreasi flanel, kreasi tanaman hidrogel, membatik, maupun merajut. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan program
kreativitas, apakah program tersebut sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang
dihadapi peserta ketika pelatihan berlangsung. Evaluasi dalam kegiatan kreativitas ini dilakukan ketika sesi pelatihan berakhir. Tutor dan juga pengelola memberikan
kesempatan kepada peserta untuk memaparkan kesulitan yang mereka alami ketika pelatihan dilaksanakan. Kemudian tutor maupun pengelola akan
memberikan jawaban atau mengenai permasalahan yang dialami peserta. Melalui evaluasi yang dilakukan setelah selesai pelatihan tentunya sebagai langkah untuk
90 memperbaikinya pada pelatihan selanjutnya. Evaluasi secara keseluruhan
dilakukan oleh pengelola pada akhir tahun untuk menilai setiap kegiatan pelatihan yang dilakukan.
Pihak pengelola juga akan membuat suatu wadah atau komunitas bagi para peserta yang berguna untuk menampung hasil-hasil kreasi dari peserta. Upaya lain
juga dilakukan oleh pengelola adalah adanya kerjasama dengan lembaga mitra yang mampu menyalurkan hasil kreasi peserta. Tutor dari program kreativitas juga
berusaha membantu para peserta dengan memilih kreasi terbaik untuk dipasarkan.
2. Hasil Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Kreativitas di Rumah Belajar Modern
Pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat menciptakan
individu yang terampil, mandiri, serta mempunyai wawasan agar dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Menurut Ambar Teguh 2004: 80 tujuan yang ingin dicapai dalam pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi madiri.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan program kreativitas yang diselenggarakan di Rumah Belajar Modern yaitu meningkatkan keterampilan masyarakat dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hasil dari pemberdayaan melalui program kreativitas yang diikuti oleh para peserta adalah adanya peningkatan keterampilan
yang mereka rasakan dan juga mereka mampu mengaplikasikan ilmu mereka di rumah. Para peserta yang telah menerapkan ilmu yang mereka peroleh dapat
berinovasi sendiri di rumah dengan membuat berbagai macam kreasi seperti tas
91 rajut, kreasi dari kain flanel yang dapat dibuat menjadi baju, sepatu rajut dan
sebagainya. Sehingga adanya program kreativitas tersebut dapat menciptakan masyarakat terampil dan mandiri.
Program kreativitas yang diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga sekarang bisa mengisi waktu luang di rumah dengan membuat berbagai macam kreasi sehingga
bisa menjadi pelaku usaha dengan membuka industri rumahan sendiri. Dari kreasi tersebut diharapkan meningkatkan taraf hidup mereka serta membantu
meningkatkan perekonomian keluarga. Para peserta jadi lebih berdaya dengan keterampilan mereka dan mempunyai tambahan penghasilan sendiri sehingga
mampu menambah pendapatan keluarga. Program kreativitas yang dilaksanakan di Rumah Belajar Modern telah
memberikan hasil yang nyata bagi para peserta yang mengikutinya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hasil dari program kreativitas adalah :
Para peserta program kreativitas merasakan adanya peningkatan pengetahuan dan juga keterampilan yang dimiliki. Hal tersebut dibuktikan melalui para
peserta mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari program kreativitas. Para peserta program kreativitas dengan bekal ilmu yang diperoleh
menerapkannya dengan membuat berbagai macam kreasi seperti kreasi kain flanel, tas rajut, dan sebagainya.
Program kreativitas mampu mendorong semangat peserta pelatihan di Desa Bangunharjo yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga untuk lebih maju.
Semangat tersebut dibuktikan dengan adanya peserta yang menjadi pelaku
92 usaha. Hal tersebut tentunya bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup
mereka. Program kreativitas mampu meningkatkan taraf hidup peserta, dapat dilihat
dari sebagian peserta yang telah lama mengikuti kegiatan di Rumah Belajar Modern mempunyai kegiatan usaha, meskipun tidak keseluruhan peserta
mengalami. Hasil program kreativitas di Rumah Belajar Modern dapat dilihat dari yang
dilakukan oleh salah satu peserta menjadi pelaku usaha seperti berikut ini.
Gambar. 6 Peserta Program Kretivitas Menjadi Pelaku Usaha
3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Kreativitas di Rumah Belajar Modern
Pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas yang ada di Rumah Belajar Modern tentunya tidak terlepas dari adanya faktor pendukung maupun
penghambat. Faktor pendukung yang dirasakan oleh pengelola selaku penyelenggara kegiatan adalah adanya antusiasme maupun respon yang tinggi dari
peserta terhadap kegiatan yang diselenggarakan. Sarana dan prasarana pelatihan
93 yang disediakan oleh Rumah Belajar Modern yang sangat memadai juga menjadi
salah satu faktor pendukung kegiatan pelatihan. Selain itu terdapat juga mitra pendukung RBM yang membantu mengirimkan tutor untuk memberikan berbagai
macam keterampilan kepada peserta pelatihan. Adapun faktor penghambat yang dirasakan oleh pengelola yaitu mengenai
keadaan ruang aula untuk kegiatan pelatihan yang masih digunakan untuk menyimpan barang-barang sehingga kurang bisa menampung dengan baik para
peserta jika kegiatan dilakukan di ruang baca. Faktor penghambat lain yang dirasakan oleh peserta yaitu mengenai jam pembelajaran yang kurang sehingga
kalau terdapat materi yang sedikit sulit, para peserta belum sempat menyelesaikan sehingga harus dilanjut di Rumah.
94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern di Rumah Belajar Modern meliputi beberapa tahapan yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. a Tahap perencanaan diawali dengan proses identifikasi kebutuhan, penentuan tujuan, penentuan sasaran, penentuan
tema kegiatan, penentuan tutor, sosialisasi, dan pengadaan sarana pelatihan. b Tahap pelaksanaan program kreativitas : program kreativitas yang dilakukan
waktu pembelajarannya sudah disepakati bersama antara pengelola dan masyarakat, metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab,
dan praktek langsung, program kreativitas dilakukan melalui berbagai jenis pelatihan diantaranya pelatihan kreasi kain flanel, pelatihan merajut, pelatihan
hidrogel, pelatihana membatik, dan sebagainya. c Tahap evaluasi dilakukan dengan dua metode yaitu evaluasi setiap pelatihan oleh tutor pemberi materi dan
evaluasi keseluruhan pelatihan oleh pengelola. Hasil yang dicapai dari pemberdayaan masyarakat melalui program
kreativitas di Rumah Belajar Modern adalah masyarakat meningkat keterampilannya dan mampu menerapkan keterampilan tersebut ke dalam
kehidupan sehari-hari. Para peserta yang telah menerapkan ilmu yang mereka peroleh dapat berinovasi sendiri di rumah dengan membuat berbagai macam
95 kreasi seperti tas rajut, kreasi dari kain flanel yang dapat dibuat menjadi baju,
sepatu rajut dan sebagainya. Sehingga adanya program kreativitas tersebut dapat menciptakan masyarakat terampil dan mandiri. Program kreativitas mampu
mendorong peserta menjadi pelaku usaha yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern yaitu faktor pendukung yang
dirasakan oleh pengelola selaku penyelenggara kegiatan adalah adanya antusiasme maupun respon yang tinggi dari peserta terhadap kegiatan yang
diselenggarakan. Sarana dan prasarana pelatihan yang disediakan oleh Rumah Belajar Modern yang sangat memadai juga menjadi salah satu faktor pendukung
kegiatan pelatihan. Selain itu terdapat juga mitra pendukung RBM yang membantu mengirimkan tutor untuk memberikan berbagai macam keterampilan
kepada peserta pelatihan. Adapun faktor penghambat yang dirasakan oleh pengelola yaitu mengenai keadaan ruang aula untuk kegiatan pelatihan yang
masih digunakan untuk menyimpan barang-barang sehingga kurang bisa menampung dengan baik para peserta jika kegiatan dilakukan di ruang baca.
Faktor penghambat lain yang dirasakan oleh peserta yaitu mengenai jam pembelajaran yang kurang sehingga kalau terdapat materi yang sedikit sulit, para
peserta belum sempat menyelesaikan sehingga harus dilanjut di rumah.
96
B. Saran
Setelah melakukan penelitian terhadap pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Banungharjo Sewon Bantul,
maka ada beberapa saran yang peneliti ajukan, yaitu sebagai berikut : 1. Pelaksanaan jam pembelajaran yang oleh peserta dirasa kurang jika
mendapatkan materi yang sedikit sulit, maka pelaksanaan program harus ditambah waktunya sampai peserta benar-benar dapat menyelesaikan pelatihan
di tempat. 2. Hasil dari program kreativitas yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar
Modern perlu ditindaklanjuti dengan membuat sebuah wadah untuk menampung hasil dari kreasi peserta, sehingga para peserta keseluruhan dapat
lebih berdaya. 3. Mengatasi faktor penghambat keadaan ruang aula untuk kegiatan pelatihan
yang masih digunakan untuk menyimpan barang-barang sehingga kurang bisa menampung dengan baik maka perlu dilakukan penataan ulang. Sehingga
peserta dapat lebih nyaman dalam mendengarkan materi.
97
DAFTAR PUSTAKA
Alfitri. 2011. Community Development : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Alifuddin, Moh. 2011. Kebijakan Pendidikan Nonformal : Teori, Aplikasi, dan Implikasi
. Jakarta: MAGNAScript Publishing. Arikunto, Suharsimi Cepi Safruddin. 2014. Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan . Jakarta: Bumi
Aksara. Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara. Hasbullah. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Karding, Abdul Kadir. 2008. Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan
Operasional Sekolah BOS SMP Negeri di Kota Semarang. Tesis. FISIP Diponegoro Semarang.
Kuntari, Sri. 2009. Strategi Pemberdayaan Quality Growth Melawan Kemiskinan
. Yogyakarta: B2P3KS PRESS. Mardikanto, Totok., dan Soebianto, Poerwoko. 2015. Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Miles, Mathew B. A, Michael Huberman, Saldana. 2014. Analisis Data Kualitatif
. Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. UI Press. Jakarta. Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. NS, Sutarno. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogayakarta: Laksbang Mediatama.
Rusmiyati, Chatarina. 2011. Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah. Yogyakarta: B2P3KS PRESS.
98 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
Mixed Methods . Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Pekerjaan Sosial
. Bandung: Refika Aditama.
Sulistyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media.
Suwarno, Wiji. 2010. Ilmu Perpustakaan Kode Etik Pustakawan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suwarno, Wiji. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan : Sebuah Pendekatan Praktis
. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Tricahyono, Sunit Agus. 2008. Pemberdayaan Komunitas Terpencil di Provinsi
NTT . Yogyakarta: B2P3KS.
Yusuf, Farida. 2000. Evaluasi Program. Jakarta : Rineka Cipta.