Pelaksanaan Penelitian Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

52 teman sebaya. Berdasarkan besarnya alpha ini maka dapat disimpulkan bahwa skala perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya ini memiliki daya keterandalan yang tinggi. Pada skala motivasi belajar, hasil penghitungan koefisien reliabilitas alpha setelah uji coba adalah 0,958. Sama halnya dengan skala perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya, mengacu pada besarnya alpha pada skala motivasi belajar menunjukkan bahwa skala ini mampu mencerminkan 95,8 variasi yang terjadi pada skor murni subyek sehingga dianggap mampu mengukur variabel motivasi belajar.

C. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap penelitian ini peneliti membagikan instrument penelitian kepada 74 siswa-siswi kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Sama seperti pada tahap uji coba, peneliti masuk ke kelas untuk membagikan skala kemudian menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari skala yang dibagikan. Disamping itu, peneliti juga menjelaskan langkah-langkah serta prosedur pengisian skala yang tepat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pengisian skala dan agar tidak ada lagi skala yang tidak memenuhi kelengkapannya seperti pada tahap ujicoba. Pada tahap penelitian, peneliti meminta ijin 1 jam pelajaran penuh pada masing-masing kelas untuk pelaksanaan pengisian angket dengan serius serta untuk menghindari kesalahan pengisian skala. Disamping itu, adanya peneliti yang menunggu serta mengawasi di dalam kelas juga dapat membantu 53 subyek jika ada hal-hal yang kurang jelas atau ingin ditanyakan oleh subyek. Dari 74 angket yang dibagikan, semuanya kembali dengan baik.

D. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis data penelitian, untuk mendapatkan gambaran mengenai data penelitian, berikut ini disajikan tabel deksripsi data penelitian yang berisikan fungsi-fungsi statistik dasar secara lengkap untuk variabel Interaksi Teman Sebaya dan Motivasi Belajar. Tabel 6 Deskripsi Statistik Data Hipotetik Variabel Data Hipotetik X Min X Max Mean SD Range Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya 30 120 75 15 90 Motivasi Belajar 48 192 120 24 144 Dalam skala perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya terdapat 30 butir item dengan skor 1, 2, 3, dan 4, sehingga dengan demikian skor terendahnya adalah 30 dan skor tertingginya mencapai 120. Rentang skor range untuk skala ini adalah 120 - 30 = 90. Ni lai μ mean hipotetik adalah 120 + 30 : 2 = 75. Sedangkan untuk nilai σ standar deviasi yang diperoleh adalah sebesar 15, nilai ini merupakan hasil dari pembagian range dengan standar kurve normal satuan deviasi standar terbagi menjadi 6 bagian, yaitu 90 : 6 = 15 54 Dalam skala yang kedua, yaitu skala motivasi belajar terdapat 48 butir item dengan skor 1, 2, 3, dan 4. Dengan demikian skor terendahnya adalah 48 dan skor tertingginya mencapai 192. Rentang skor range untuk skala ini adalah 192 – 48 = 144. Nilai μ mean hipotetik adalah 192 + 48 : 2 = 120. Disamping itu, nilai σ standar deviasi yang diperoleh adalah sebesar

24. Nilai ini merupakan hasil dari pembagian range dengan standar kurve

normal satuan deviasi standar terbagi menjadi 6 bagian, yaitu 144 : 6 = 24 Deskripsi data penelitian ini kemudian digunakan untuk mengkategorisasikan skor dari masing-masing variabel dalam penelitian ini dan untuk mengetahui apakah subyek penelitian tergolong memiliki kecenderungan skor yang tinggi, sedang atau rendah yang dibuat berdasarkan skor teoritis. Untuk mengetahui kategorisasi tersebut, maka cara yang dapat digunakan adalah dengan menetapkan criteria kategori yang didasarkan pada asumsi bahwa skor yang diperoleh subyek terdistribusi secara normal, dengan demikian dapat dibuat skor teoritis yang terdistribusi menurut model normal Azwar,1999. Skala perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dan motivasi belajar dalam penelitian ini dikategorisasikan ke dalam 5 golongan. Tujuan dari penggolongan ini adalah untuk menempatkan subyek ke dalam kelompok- kelompok yang terpisah menurut kontinum atribut yang diukur Azwar,1999. Langkah yang dilakukan adalah membagi status deviasi standar dari distribusi normal menjadi lima bagian dengan hasil kategori sebagai berikut : 55 Tabel 7 Norma Kategorisasi Skor Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya dan Motivasi Belajar Kategorisasi Skor Sangat tinggi μ + 1.5σ X Tinggi μ + 0.5σ X ≤ μ + 1.5σ Sedang μ - 0.5σ X ≤ μ + 0.5σ Rendah μ - 1.5σ X ≤ μ - 0.5σ Sangat Rendah X ≤ μ - 1.5σ Untuk langkah berikutnya adalah dengan memasukkan nilai mean hipotetik μ dan nilai satuan standar deviasinya σ, maka akan diperoleh kategori dari masing-masing variabel penelitian sebagai berikut : Tabel 8 Kategorisasi Skor Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya Kategorisasi Norma Skor Jml Sangat tinggi μ + 1.5σ X 97,5 X 5 6, 756 Tinggi μ + 0.5σ X ≤ μ + 1.5σ 82,5 X ≤ 97,5 19 25, 675 Sedang μ - 0.5σ X ≤ μ + 0.5σ 67,5 X ≤ 82,5 28 37, 837 Rendah μ - 1.5σ X ≤ μ - 0.5σ 52,5 X ≤ 67,5 19 25, 675 Sangat Rendah X μ - 1.5σ X ≤ 52,5 3 4, 054 Jumlah 74 100 Mengacu pada norma kategorisasi untuk skala perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dan berdasarkan pada data yang ada, ditemukan bahwa sebagian besar subyek memiliki tingkat perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya yang sedang. Subyek yang memiliki tingkat perilaku 56 sosial yang sangat tinggi dengan teman sebayanya sebanyak 5 orang, sedangkan perilaku sosial yang tinggi dengan teman sebayanya sebanyak 19 orang sama dengan jumlah subyek yang berada pada kategorisasi rendah. Subyek pada kategorisasi perilaku sosial yang sangat rendah dengan teman sebayanya ada 3 orang. Tabel 9 Kategorisasi Skor Motivasi Belajar Kategorisasi Norma Skor Jml Sangat tinggi μ + 1.5σ X 156 X 21 28,37 Tinggi μ + 0.5σ X ≤ μ + 1.5σ 132 X ≤ 156 48 64, 86 Sedang μ - 0.5σ X ≤ μ + 0.5σ 108 X ≤ 132 5 6, 75 Rendah μ - 1.5σ X ≤ μ - 0.5σ 108 X ≤ 84 Sangat Rendah X μ - 1.5σ X ≤ 84 Jumlah 74 100 Mengacu pada norma kategorisasi untuk skala motivasi belajar dan berdasarkan pada data yang ada, ditemukan bahwa sebagian besar subyek memiliki motivasi belajar tinggi sebanyak 48 orang dan sangat tinggi sebanyak 21 orang, sedangkan subyek yang memiliki skor kategori rendah dan sangat rendah tidak ada. Hanya 5 subyek masuk dalam kategori sedang. Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, skor terendah yang diperoleh subyek untuk skala interaksi teman sebaya adalah 63, dan skor yang tertinggi sebesar 99. Selanjutnya untuk mean diperoleh 74,71 dan standar deviasinya sebesar 5,50 57 Pada skala motivasi belajar, skor minimal subyek adalah 117 dan skor maksimalnya adalah 185, kemudian untuk mean diperoleh angka sebesar 1,51 dan standar deviasinya sebesar 14,85. Hasil lengkap mengenai data penelitian ini dapat dilihat dalam tabel : Tabel 10 Deskripsi Statistik Data Empiris Variabel Deskripsi Data Penelitian X Min X Max Mean SD Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya 63 99 74,71 5,50 Motivasi Belajar 117 185 1,51 1,48  Ekstrinsik 30 33 46,85 5,09  Intrinsik 80 85 98,02 10,61

2. Uji Asumsi Penelitian

Kegiatan penelitian ini pada akhirnya bertujuan untuk menarik sebuah kesimpulan berdasarkan data-data yang diperoleh dari sampel sehingga dapat digeneralisasikan pada semua anggota populasi. Sebelum menerapkan teknik statistic inferrensial tertentu terhadap data yang diperoleh, maka data-data tersebut harus memenuhi syarat-syarat normalitas dan linieritasnya terlebih dahulu.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan rumus One Sample Kolmogorof Smirnov Test. Alasan utama metode ini karena data yang dimiliki dalam 58 penelitian ini bersifat kontinyu, rumus yang digunakan dalam penelitian ini juga lebih ketat dimana data dalam penelitian ini tidak diperlakukan secara terpisah atau individual. Asumsi uji normalitas adalah jika p 0,05 maka sebaran skor yang diperoleh adalah normal. Berikut ini disajikan hasil uji normalitas terhadap data-data penelitian : Tabel 11 Hasil Uji Normalitas Data Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya dan Motivasi Belajar

1. Uji Normalitas Variabel Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya

Nilai Kolmogorov Smirnov Test pada variabel perilaku sosial dalam kelompok Teman Sebaya adalah 0,975 dengan p lebih besar dari 0,05 0,975 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka distribusi pada skala pengukuran terbukti tidak menyimpang dari distribusi normal.

2. Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar

Nilai Kolmogorov Smirnov Test pada variabel Interaksi Teman Sebaya adalah 1,279 dengan p lebih besar dari 0,05 1,279 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka distribusi pada skala pengukuran terbukti tidak menyimpang dari distribusi normal. Skor Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya Skor Motivasi Belajar Kolmogorov-Smirnov Z 0.975 1.279 Asymp.Significant 0.297 0.076 Sebaran Normal Normal 59

b. Uji Linieritas

Hasil dari uji linieritas menunjukkan bahwa antara variabel Tingkat Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya dan Motivasi Belajar menunjukkan garis linier dengan signifikansi 0,022 p0,05 dan nilai F linieritas sebesar 5,696. Berdasarkan hasil uji linieritas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 12 Hasil Uji Linearitas Data Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya dan Motivasi Belajar F Sig Skor Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya dan Skor Motivasi Belajar combined 1.692 0.57 Linearity 5.696 0.022 Deviation from linearity 1.571 0.88 Berdasarkan hasil data tersebut, maka ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bersifat linier antara perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dan motivasi belajar pada siswa-siswi kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas sebaran dan uji linieritas, berikutnya adalah dilakukan analisis data penelitian. Dalam melakukan analisis hipotesis pada penelitian ini menggunakan korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi untuk variabel perilaku sosial dalam 60 kelompok teman sebaya dan motivasi belajar adalah 0,243 dengan taraf signifikansi 0,037. Analisis data ini membuktikan bahwa ada hubungan signifikan atau diterima pada probabilitas 5 p0,05 dan positif antara perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar. Sumbangan perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar dapat dilihat dari koefisien determinasinya r 2 , yaitu sebesar 0,0590. Koefisien determinasi sebesar 0,0590 berarti perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya pada siswa-siswi kelas VIII menyumbang sebesar 5,90 terhadap motivasi belajar. Sumbangan sebesar 94,1 terhadap motivasi belajar diperoleh dari faktor lain. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar. Dengan demikian, maka hipotesis penelitian ini diterima.

E. Pembahasan

Koefisien korelasi sebesar 0,237 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar pada siswa-siswi kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta namun tidak cukup kuatlemah. Berdasarkan kriteria Guilford dalam Ratna Djamika,1998 koefisien korelasi sebesar 0,20 0,40 memiliki tingkat korelasi yang rendah low correlation. Sumbangan yang diberikan perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar pada siswa-siswi kelas VIII SMP BOPRI 3 Yogyakarta yaitu sebesar 61 5,90 . Fakta tersebut menunjukkan bahwa perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya tidak cukup kuat untuk dijadikan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa–siswi kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Keberhasilan pendidikan tentunya tidak lepas dari belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan motivasi dalam belajar. Dalam proses belajar siswa, ada dua macam motivasi yaitu motivasi yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri siswa yang disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik meliputi keinginan siswa untuk maju dalam belajarnya, ketekunan belajar siswa, memiliki dorongan dari diri sendiri untuk mendapatkan nilai yang tinggi, dan kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan. Motivasi ekstrinsik meliputi keinginan untuk mendapatkan pujian dan lingkungan belajar yang kondusif. Berdasarkan perhitungan statistik, subyek memiliki motivasi belajar yang berada dalam kategori tinggi yaitu 64,864 . Hasil itu menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta sudah memiliki motivasi belajar. Menurut Djumarah 2002 motivasi belaajr sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk kegiatan nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Peneliti menarik kesimpulan bahwa siswa-siswi telah memiliki motivasi belajar yang tinggi tidak karena siswa-siswi sudah mempunyai kesadaran belajar. Siswa-siswi sudah memiliki tujuan dalam belajar yaitu ingin 62 memiliki pengetahuan, wawasan yang luas dan kesadaran bahwa belajar sebagai modal dimasa yang akan datang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa mean untuk motivasi intrinsik lebih besar dibandingkan motivasi ekstrinsik. Artinya, siswa-siswi SMP BOPKRI 3 tidak terlalu dipengaruhi oleh motivator dari luar. Motivasi belajar dipengaruhi oleh 2 macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Peneliti ingin melihat motivasi ekstrinsik siswa-siswi SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dari perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial khususnya dalam kelompok yaitu konformitas, kelekatan dan imitasi. Hal ini terlihat dari perilaku remaja yang bersikap dan bertindak sesuai dengan perilaku kelompoknya. Remaja merasa ada kelekatan dan kebersamaan dengan kelompok sebaya, oleh karena itu sering kita melihat adanya kebudayaan remaja yaitu kesamaan dalam cara berpakaian, cara berbicara yang sama, mempunyai hobi yang sama serta sikap dan perilaku yang sama pula termasuk di dalamnya perilaku belajar. Remaja mengalami perkembangan yang sangat cepat, baik karena tuntutan masyrakat yang semakin tinggi maupun karena pertumbuhan mental dan fisik. Pada situasi seperti itu, remaja membutuhkan pegangan. Salah satu wadah remaja untuk mendapat pegangan tersebut adalah dengan berada diantara teman-temannya. Haditono dalam Monks,1989 mengatakan bahwa 63 dalam suatu kelompok dengan kohesi yang kuat berkembang suatu iklim kelompok dengan norma-norma tertentu. Berdasarkan hasil perhitungan statistik bahwa perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya sebesar 37,837 dengan kategori sedang, artinya siswa mampu memilih norma kelompok mana yang harus diikuti dalam kelompoknya dan mana norma kelompok yang tidak harus diikuti. Dapat kita lihat juga jawaban pada skala perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya bahwa skor yang tinggi terdapat pada: Saya sulit berbagi cerita dengan teman-teman kelompok item 2, Saya mengabaikan sesuatu yang diberikan oleh teman-teman kelompok karena hal tersebut tidak sesuai dengan diri saya item 8, Saya enggan mengikuti gaya belajar teman-teman kelompok saya item 10, Saya enggan mengikuti anjuran teman-teman item 12, Saya bebas bereskpresi melakukan kegiatan yang saya sukai tanpa mempedulikan ejekan teman-teman kelompok item 19 dan Saya tidak harus menjadi populer untuk disegani dalam kelompok item 21 yang menunjukkan bahwa para siswa-siswi lebih suka menjadi diri sendiri, bersikap apa adanya dan enggan mengikuti anjuran teman. Peneliti menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar subyek tidak berjalan beriringan dengan perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya. Siswa-siswi SMP BOPKRI 3 Yogyakarta sudah mempunyai motivasi belajar yang tinggi tanpa dipengaruhi oleh motivator dari luar diri siswa-siswi. 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui koefisien korelasi antara perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar adalah 0,243 dengan taraf signifikansi 0,037 p0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis diterima, ada hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar namun memiliki korelasi yang rendah.

B. Kelemahan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki kekurangan serta kelemahan dalam beberapa segi, diantaranya adalah : 1. Keterbatasan waktu dalam menyusun aitem-aitem untuk diuji cobakan karena masa HER dan mendekati musim liburan sekolah, 2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan. Meskipun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun aitem-aitem yang obyektif, akan tidak semua aitem dalam penelitian ini benar- benar terbebas dari kata-kata yang mengandung social desirability. Hal

Dokumen yang terkait

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Kecemasan Remaja Putri Pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Di Smp Swasta Betania Medan

10 93 92

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan penyesuaian sosial siswa SMPN 2 Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU PACARAN PADA REMAJA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Pacaran Pada Remaja.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU PACARAN PADA REMAJA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Pacaran Pada Remaja.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan Perilaku merokok pada remaja.

1 5 11

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan Perilaku merokok pada remaja.

0 1 15

Hubungan antara Persepsi Terhadap Perilaku Caring Guru dan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Motivasi Belajar Siswa SMA - Ubaya Repository

0 0 2

Hubungan Antara Interaksi Sosial Dalam Kelompok Teman Sebaya dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar | Aprihastanto | Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran 4058 9042 1 PB

0 0 13

Hubungan antara perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar - USD Repository

0 7 118