2. Middle adolescence Remaja Pertengahan Dengan rentang usia 15 sampai 18 tahun. Pada masa ini individu
menginginkan atau mendambakan sesuatu dan mencari-cari sesuatu. Merasa sunyi dan merasa tidak bias mengerti dan tidak dimengerti oleh
orang lain Ahmadi, 1999. 3. Late Adolescence Remaja Akhir
Berkisar pada usia 18 sampai 21 tahun. Pada masa ini individu mulai merasa stabil. Mulai mengenal dirinya, mulai memahami arah hidup
dan menyadari tujuan hidupnya. Mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola hidup jelas Ahmadi, 1999.
1. Perkembangan Sosial Remaja
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan
kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan
dari kelompok teman sebaya Conger, 1991. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Monks 1999 bahwa dalam perkembangan sosial remaja
dapat dilihat adanya dua macam gerak. Dua macam gerak tersebut adalah Pertama, memisahkan diri dari orang tua, kedua, menuju ke arah teman-
teman sebaya. Oleh karena itu mendapat pengakuan dari kelompok teman sebaya dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja
tentang perilakunya.
2. Ciri-Ciri Masa Remaja
Periode remaja ini seperti halnya dengan periode yang lainnya, dimana merupakan periode penting selama rentang kehidupan. Pada masa remaja
terdapat cirri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Menurut Hurlock 1994 ciri-ciri tersebut adalah:
a. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
Pada periode remaja, baik akibat fisik dan akibat psikologis sama pentingnya. Perkembangan fisik yang cepat perlu disertai dengan
perkembangan mental yang cepat pula. Karena semua perkembangan menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk
sikap, nilai dan minat baru Hurlock, 1994.
b. Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan peralihan dari satu tahap ke tahap
berikutnya. Hal ini berarti, apa yang telah terjadi sebelumnya akan tetap dibawa pada apa yang terjadi sekarang dan akan datang. Pada masa ini,
remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena
status memberi waktu kepada remaja untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling
sesuai bagi dirinya Hurlock, 1994.
c. Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Pada awal masa remaja perubahan fisik berlangsung pesat yang diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap yang pesat juga. Jika
perubahan fisik menurun maka perubahan perilaku dan sikap menurun juga. Ada empat perubahan yang sama dan hampir bersifat universal.
Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologisnya yang terjadi. Kedua,
perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial menimbulkan masalah baru. Bagi remaja muda, masalah baru
yang timbul tampaknya lebih banyak dan sulit diselesaikan dibandingkan masalah yang dihadapi sebelumnya. Remaja akan tetap
merasa ditimbuni masalah, sampai ia sendiri menyelesaikan menurut kepuasannya. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku,
maka nilai-nilai juga berubah. Sesuatu yang dianggap penting pada masa kanak-kanak, setelah dewasa tidak penting lagi. Misalnya
sebagian besar remaja tidak lagi menganggap bahwa banyaknya teman merupakan petunjuk popularitas, tetapi kualitas lebih penting daripada
kuantitas. Keempat, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan,
tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab
tersebut Hurlock, 1994
d. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masalah pada remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja laki-laki atau remaja perempuan, karena
ketidakmampuan mereka untuk mengatasi masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya mengerti bahwa cara
penyelesaian masalah tidak selalu sesuai dengan harapan mereka Hurlock, 1994.
e. Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja,penyesuaian diri dengan kelompok
masih tetap
penting bagi
remaja laki-laki
dan perempuan,tetapi mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak
puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Hal ini menimbulkan suatu kebingungan yang
menyebabkan krisis identitas atau identitas-ego pada remaja. Hal ini dijelaskan oleh erikson dalam Hurlock, 1994 sebagai berikut:
“Identitas diri yang dicari remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang
anak atau orang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah?...Apakah ia mampu percaya diri
sekalipun latar belakang rasa tau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia
akan berhasil atau gagal?”
Erikson selanjutnya menjelaskan bagaimana pencarian identitas ini mempengaruhi perilaku remaja:
“Dalam usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan yang baru, para remaja harus memperjuangkan kembali perjuangan
tahun-tahun lalu, meskipun untuk melakukannya mereka harus menunjuk secara artificial orang-orang yang baik hati untuk
berperan sebagai musuh; dan mereka selalu siap untuk menempatkan idoal dan ideal mereka sebagai pembimbing dalam
mencari identitas akhir. Identifikasi yang sekarang terjadi dalam bentuk identitas ego adalah lebih dari sekedar penjunlahan
identikasi masa kanak-kanak.” Salah satu cara untuk mengangkat diri sendiri sebagai individu
adalah dengan menggunakan symbol status dalam bentuk mobil, pakaian dan pemilikan barang-barang lain yang mudah terlihat. Dengan
cara ini, remaja menarik perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia mempertahankan
identitas dirinya terhadap kelompok sebaya Hurlock, 1994.
f. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Menurut Majeres dalam Hurlock, 1994 banyak anggapan tentang remaja yang mempunyai arti bernilai, tetapi sayang banyak diantaranya
yang bersifat negatif. Anggapan dari masyarakat bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung
berperilaku merusak. Hal ini menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang
normal atau wajar. Anggapan dari masyarakat ini mempengaruhi konsep diri dan sikap
remaja. Menurut Anthony Hurlock, 1994 bahwa anggapan dari masyarakat berfungsi sebagai cermin yang ditegakkan masyarakat bagi
remaja, yang menggambarkan citra diri remaja sendiri yang kemudian dianggap sebagai gambaran yang asli, dan remaja akan membentuk
perilakunya sesuai dengan gambaran ini. Melihat anggapan dan keyakinan bahwa orang dewasa dan atau
masyarakat mempunyai pandangan yang buruk tentang remaja, membuat peralihan ke masa remaja terlihat sulit. Hal ini banyak
menimbulkan pertentangan antara orang tua dengan anak sehingga terjadi jarak yang menghalangi anak untuk meminta bantuan orang tua
untuk mengatas pelbagai masalahnya Hurlock, 1994.
g. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja melihat dirinya dan orang lain sesuai dengan yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya. Remaja mempunyai cita-cita
yang kadang tidak realistik, dan hal ini tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, yang menyebabkan
tingginya emosi. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau bila tidak berhasil mencapai tujuan yang
ditetapkannya sendiri.
Dengan bertambahnya pengalaman pribadi dan pengalaman sosial, serta meningkatnya kemampuan untuk berpikir rasional, remaja yang
lebih tua memandang dirinya, keluarga, teman-teman serta kehidupan pada umumnya secara lebih realistik. Dengan demikian, remaja tidak
terlalu banyak mengalami kekecewaan seperti ketika masih lebih muda. Ini adalah salah satu kondisi yang menimbulkan kebahagiaan yang
lebih besar pada remaja yang lebih besar. Menjelang berakhirnya masa remaja, pada umumnya remaja laki-
laki atau wanita sering terganggu oleh idealisme yang berlebihan, bahwa mereka segera harus melepaskan kehidupan mereka yang bebas
bila telah mencapai status orang dewasa. Bila telah mencapai usia dewasa ia merasa bahwa periode masa remaja lebih bahagia daripada
periode masa dewasa. Adanya tuntutan dan tanggung jawab, terdapat kecenderungan untuk mengagungkan masa remaja dan kecenderungan
untuk merasa bahwa masa bebas yang penuh bahagia telah hilang selamanya Hurlock, 1994.
h. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Semakin mendekati usia kematangan yang sah para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotype belasan tahun memberikan
kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja
mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasanya, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-
obatan dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Masa remaja merupakan tahap kehidupan yang mempunyai segi-segi baik dan segi-segi buruk. Kebahagiaan remaja akan bertambah dengan
meningkatnya kedewasaan sosial melalui pergaulan hidup Soekanto, 1996. Dalam masa remaja ini terdapat tugas-tugas perkembangan yang
harus diselesaikan untuk mencapai kedewasaan sosial tersebut. Tugas
perkembangan pada
masa remaja
dipusatkan pada
penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Tugas
perkembangan remaja menurut Mappiare 1982 adalah: Pertama, petunjuk-petunjuk yang memungkinkan seseorang mengerti dan
memahami apa yang diharapkan atau dituntut oleh masyarakat dan lingkungan lain terhadap seseorang dalam usia tertentu. Kedua, merupakan
petunjuk bagi seseorang tentang apa dan bagaimana yang diharapkan dari dirinya pada masa yang akan datang, jika kelak telah tercapai. Tugas
perkembangan masa remaja ini menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku, sehingga tidak semua remaja laki-laki dan wanita dapat
menguasai tugas perkembangan tersebut selama awal masa remaja. Tugas-tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa
1991 ada 8 tugas yaitu :
a. Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih
dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan b.
Memperoleh peranan sosial c.
Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif d.
Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
f. Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
g. Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
h. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
4. Faktor-faktor