d Keadaan keluarga yang kurang menguntungkan karena sejak kecil anak kurang ditantang untuk memberikan prestasi yang patut
dibanggakan atas dasar usahanya sendiri e Sikap kritis sejumlah orang muda terhadap masyarakat, sehingga
mereka meragukan kegunaan dari belajar di sekolah.
E. Hubungan antara Perilaku Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya dan Motivasi Belajar
Masa remaja merupakan masa untuk belajar di sekolah. Sekolah merupakan suatu tempat dimana ia dapat belajar dan dapat bergaul dengan
teman-teman sebayanya. Di sekolah, remaja biasanya menghabiskan waktu bersama-sama paling sedikit selama enam jam setiap harinya, ini
berarti hampir sepertiga waktu yang dimilikinya dilewati remaja di sekolah bersama dengan teman-temannya. Oleh karena itu tekanan untuk
mengikuti teman-teman sebaya adalah kuat selama masa remaja, khususnya kelas delapan dan Sembilan Santrock,2002. Tidak
mengherankan bila pengaruh teman sebaya sangat besar terhadap kehidupan remaja.
Kelompok teman sebaya merupakan sarana bagi remaja untuk saling berinteraksi. Setiap kelompok teman sebaya memiliki peraturan-
peraturan sendiri, mempunyai harapan-harapan sendiri bagi para
anggotanya. Melalui kelompok teman sebaya remaja akan belajar standar moralitas orang dewasa, bermain secara baik, kerjasama, kejujuran dan
tanggung jawab. Di dalam kelompok teman sebaya, remaja merasa diterima, dibutuhkan, dihargai. Bagi remaja awal, ada unsur-unsur yang
menjadi standar dalam memilih kelompok teman sebaya. Diantaranya pola tingkah laku, minat atau kesenangan, kepribadian atau nilai yang dianut.
Menurut Ali 2004 kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan remaja. Teman sebaya menjadi ukuran bahkan
pedoman dalam remaja bersikap dan berperilaku.. Salah satu perilaku yang diadaptasi adalah perilaku belajar. Dengan diterimanya remaja dalam
lingkungan teman-teman sebaya maka remaja akan dapat melaksanakan tugas belajarnya.
Menurut Prayitno 1989 bahwa hubungan sosial antara siswa dengan siswa lain mempengaruhi proses belajar. Dalam proses belajar
motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Siswa
yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar yang kuat menjadi sebab utama siswa
melakukan aktivitas belajar pada suatu saat tertentu Handoko, 1992. Penelitian Lestari 2003 menyatakan bahwa teman-teman sekelas
yang sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi memberikan pengaruh yang sangat besar dalam membantu memotivasi siswa yang belum
termotivasi belajarnya. Sehingga siswa yang mengalami motivasi belajar rendah merasa ingin juga memiliki motivasi tinggi seperti teman-teman
yang telah memperoleh prestasi.
Dalam kelompok teman sebaya, teman sebagai reflektor yaitu tempat berkaca dimana teman memberikan gambaran tentang siapa diri
kita. Teman sebaya merupakan sumber status, persahabatan dan rasa saling memilliki yang penting dalam situasi sekolah. Kelompok teman sebaya
juga merupakan komunitas belajar dimana peran-peran sosial dan standar yang berkaitan dengan kerja dan prestasi dibentuk.
Hubungan perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar diatas divisualisasikan dalam bagan paradigma di bawah
ini. Hubungan yang terjadi, merupakan hubungan bolak-balik yaitu saling mempengaruhi. Bagan ini menggambarkan kerangka keterkaitan antara
dua variabel. Variabel pertama adalah interaksi teman sebaya sebagai variabel bebas independent variable dan variabel kedua adalah motivasi
belajar dependent variable sebagai variable tergantung.
Variabel Bebas Variabel Tergantung
independent variable dependent variable
F. Hipotesis