Status Kepegawaian Kerangka Teoritik

pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang IIa. Senada dengan keputusan presiden di atas, Samana 1994:80 mengungkapkan bahwa jabatan guru adalah jabatan fungsional yang perkembangan kariernya lebih didasarkan pada disiplin kerja. Apabila disimpulkan berikut ini disajikan matriknya : No. Jabatan Guru Pangkat dan Golongan Ruang 1. Guru Pratama Pengatur Muda, IIa 2. Guru Pratama Tingkat I Pengatur Muda Tingkat I,IIb 3. Guru Muda Pengatur, IIc 4. Guru Muda Tingkat I Pengatur Tingkat I, IId 5. Guru Madya Penata Muda, IIIa 6. Guru Madya Tingkat I Penata Muda Tingkat I, IIIb 7. Guru Dewasa Penata, IIIc 8. Guru Dewasa Tingkat I Penata Tingkat I, IIIb 9. Guru Pembina Pembina, IVa 10 Guru Pembina Tingkat I Pembina Tingkat I, IVb 11. Guru Utama Muda Pembina Utama Muda, IVc 12. Guru Utama Madya Pembina Utama Madya, IVd 13. Guru Utama Pembina Utama, IVe

F. Status Kepegawaian

Secara umum status kepegawaian tenaga pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu : M.S. Suwondo, 2003:439 1. Guru tetap, adalah guru yang telah diangkat menjadi pegawai tetap pada suatu instansi pendidikan yang berkewajiban mengajar 24 jam per minggu dan melaksanakan tugas administrasi lainnya. Guru tetap dapat dapat berstatus pegawai negeri sipil PNS atau bukan PNS. 2. Guru tidak tetap, adalah guru yang belum diangkat menjadi pegawai tetap pada suatu instansi pendidikan negeri maupun swasta. Guru tidak tetap dapat berstatus guru bantu. Pengadaan guru bantu dapat dilakukan melalui ikatan kerja dengan sistem kontrak yang sebelumnya proses seleksi yang berorientasi pada standar kompetensi guru dan dilaksanakan secara terpadu memalui kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi dam kabupaten kota. Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa : Guru Tetap adalah guru yang dipekerjakan secara permanen oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan. Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil adalah guru tetap yang diangkat sebagai pegawai negeri sipil oleh pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Guru Tetap Non PNS adalah guru tetap yang diangk at oleh BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja. Guru Tidak Tetap adalah guru yang diangkat secara sementara oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainya yang menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja. Berarti status kepegawaian guru dapat dibedakan menjadi menjadi : 1. Pegawai Negeri Sipil 2. Guru Tetap Yayasan 3. Guru Bantu 4. Guru Honorer

G. Kerangka Teoritik

1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2007, sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Guru yang lulus sertifikasi akan mendapatkan sertifikat pendidik. Ada 10 komponen yang dimasukkan dalam komponen penilaian portofolio. Komponen tersebut adalah kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman berorganisasi dan penghargaan pendidikan. Mengingat banyak komponen yang harus dipenuhi, maka pada guru yang memiliki masa kerja lama akan lebih mudah memenuhi persyaratan dibandingkan guru yang baru saja memulai karier. Dengan demikian diduga kuat ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerjanya. Pada guru yang memiliki masa kerja lama diduga akan lebih memiliki persepsi positif dibandingkan dengan guru yang baru merintis karier. Dugaan tersebut di atas semakin dikuatkan dengan besarnya bobot penilaian portofolio pada aspek masa kerja. Di antara komponen portofolio yang lain masa kerja memiliki bobot nilai tertinggi. Bagi guru yang sudah bertugas lebih dari 25 tahun akan mendapatkan skor 160, sedangkan guru yang memiliki masa kerja di bawah itu akan mendapat nilai yang lebih rendah. 2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan formal guru sangat baragam. Hal demikian disebabkan pada setiap jenjang pendidikan formal ada ketetapan atau kriteria minimal yang harus dipenuhi. Pada jenjang pendidikan SD, seseorang cukup menyelesaikan pend idikan D2 PGSD. Pada jenjang pendidikan sekolah menengah, seseorang cukup menyelesaikan pendidikan DIVS1. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2007, dinyatakan bahwa sertifikasi guru dalam jabatan hanya dapat diikuti oleh guru yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana S1 atau diploma empat D-IV. Jadi jelaslah bahwa guru yang belum mempunyai tersebut tidak bisa mengikuti sertifikasi. Hal demikian tentu berdampak pada persepsian guru terhadap serifikasi guru dalam jabatan yang berbeda-beda. Bagi guru yang sudah menyelesaikan pendidikan formal S1 akan berpandangan lebih positif dibandingkan dengan mereka yang belum S1. Para guru yang saat ini sudah menyelesaikan pendidikan S1 sudah memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam program sertifikasi guru dalam jabatan. Sementara guru yang masih berpendidikan formal SPG, D2, D3, mereka harus menempuh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pendidikan lagi untuk memperoleh gelar akademik jenjang S1 apabila menginginkan untuk dapat mengikuti program sertifikasi. 3. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan Golongan jabatan adalah penggolongan jabatan dalam kelompok- kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan atau organisasi. Golongan jabatan setiap tenaga kerja pada dasarnya berbeda-beda. Semakin tinggi jabatan seseorang maka akan semakin tinggi pula nilai atau besaran tunjangannya. Dalam Keputusan Presiden RI Nomor 87 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil Pasal 8 Ayat 1 dinyatakan bahwa Kepala Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional keahlian atau jabatan fungsional ketrampilan diberikan tunjangan jabatan fungsional dan besarnya tunjangan telah diatur dalam keputusan ini. Apabila seorang guru mengikuti sertifikasi dia akan mendapatkan tunjangan sebesar satu kali gaji pokoknya. Bagi guru yang telah memiliki golongan jabatan yang rendah diperkirakan akan memiliki persepsi yang lebih positif dibandingkan dengan mereka yang bergolongan jabatan lebih tinggi. Apabila guru yang bergolongan jabatan tinggi mengikuti program sertifikasi dan lulus maka tunjangannya akan naik sebesar satu kali gaji pokok. Hal tersebut dianggap sudah biasa bagi mereka yang bergolongan jabatan tinggi, karena sebelum mengikuti program sertifikasi kesejahteraan mereka sudah terjamin. Sedangkan guru yang bergolongan rendah yang lulus dalam program sertifikasi diduga akan sangat merasa puas akan keberhasilannya, karena yang biasanya hanya mendapat tunjangan sedikit, setelah lulus sertifikasi dia bisa mendapatkan tunjangan satu kali gaji pokok. Hal ini membuat persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan akan berbeda. 4. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian Status kepegawaian guru yang bekerja dalam suatu lembaga pend idikan berbeda satu sama lain. Secara umum status kepegawaian guru dapat dibagi menjadi dua, yaitu pegawai tetap dan pegawai tidak tetap, tetapi dalam Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa ada empat pengelompokan status kepegawaian guru, yaitu guru tetap, guru tetap pegawai negeri sipil, guru tetap non PNS dan guru tidak tetap. Dalam hal kesempatan dan peluang tentu ada perbedaan yang mencolok antara guru tetap dan tidak tetap apalagi yang berstatus pegawai negeri. Hal ini yang membuat persepsi guru berbeda satu sama lain. Dalam Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 pasal 13 disebutkan bahwa guru tetap mempunyai hak profesional dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Bagi guru yang telah berstatus pegawai tetap baik negeri ataupun yayasan, diduga mereka berpandangan lebih positif dibanding dengan guru tidak tetap, honorer ataupun guru bantu. Mereka cenderung lebih tertarik mengikuti program sertifikasi karena selain mempunyai hak profesional yang berarti mereka sudah berpengalaman dalam hal keguruan mereka juga akan melalui proses yang tidak begitu rumit dibanding dengan guru tidak tetap. Sedangkan guru yang berstatus tidak tetap perlu bekerja keras untuk mengumpulkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sertifikasi, salah satunya berkaitan dengan pengalaman mengajar tadi yang bisa berdampak pada pemenuhan syarat-syarat yang lain.

H. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman.

0 0 193

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru dan masa kerja guru.

0 2 115

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru.

0 4 181

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru - USD Repository

0 0 179

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, DAN STATUS GURU

0 4 201

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

0 0 113

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian - USD Repository

0 2 149

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN MASA KERJA GURU

0 0 104

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN MASA KERJA

0 1 135

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, MASA KERJA, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU

0 0 267