Jenis Penelitian Efektivitas Model Pembelajaran

38 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata Setyosari, 2010. Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dari kuesioner motivasi belajar dan tes hasil belajar peserta didik. B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Ngaglik di Jln. Palagan Tentara Pelajar, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 2. Subyek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 yang terdiri dari 26 peserta didik. 3. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan model pembelajaran, nilai afektif berupa motivasi belajar peserta didik dan nilai kognitif berupa hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan persamaan lingkaran. 39 39 4. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dimulai pada bulan September hingga bulan November yang meliputi dengan observasi, penerapan model pembelajaran, pengambilan data berupa motivasi dan hasil belajar peserta didik.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati Sugiyono, 2014. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam instrumen yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Adapun instrumen pembelajaran tersebut ialah : a. Silabus kelas XI K.D 3.1 dan K.D 3.2 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Lembar Kuesioner Angket Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar peserta didik adalah kuesioner tertutup dengan menggunakan skala 40 40 Likert . Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2014. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah selalu SL, sering SR, kadang-kadang KD, dan tidak pernah TP. Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Angket dengan Menggunakan Skala Likert Alternatif jawaban Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Selalu 5 1 Sering 4 2 Kadang-kadang 2 4 Tidak pernah 1 5 Berikut indikator kuesioner motivasi yang dibuat berdasarkan teori Hamzah B. Uno dalam Suprijono, 2009 dan Sardiman 2011: Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Indikator Nomor Pernyataan Jumlah Positif Negatif Dorongan untuk belajar 2, 4, 8 13, 15, 18 6 Tekun menghadapi tugas 3, 20 6, 16 4 Kemauan untuk mendapatkan hasil yang baik 17 7 2 41 41 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 11 19 2 Keyakinan diri 5, 12 9, 21 4 Adanya kegiatan menarik dalam belajar 1, 10 14, 22 4 Jumlah 22 b. Lembar Tes Hasil Belajar Tes adalah suatu alat prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Tes hasil belajar merupakan sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan mengukur kemajuan belajar Ratumanan, 2006. c. Lembar Keterlaksanaan Model Pembelajaran Multi Level Learning Lembar keterlaksanaan dalam penelitian ini diisi oleh 2 orang observer yang dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan model Multi Level Learning MLL berlangsung.

3. Validitas Instrumen Penelitian

Validitas pada penelitian ini menggunakan validasi isi yang ditentukan berdasarkan kesepakatan ahli. Validitas isi suatu instrumen adalah sejauhmana butir-butir dalam instrumen itu mewakili komponen- komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur 42 42 dan sejauh mana butir-butir itu mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur Retnawati, 2016. Untuk mengetahui validitas dari instrumen penelitian dapat digunakan indeks validitas yang diusulkan oleh Aiken. Indeks Aiken V merupakan indeks kesepakatan validator terhadap kesesuaian butir atau sesuai tidaknya butir dengan indikator yang ingin diukur menggunakan butir tersebut Retnawati, 2016. Dalam penilaian oleh pakar akan diberikan beberapa aspek untuk dinilai. Kemudian akan dicari indeks validitas butir Aiken setiap item dari setiap aspek dengan rumus: � = ∑ � � �− Retnawati, 2016 � = indeks validitas butir Aiken � = � − � = skor yang ditetapkan, � =skor kategori pilihan, = skor terendah dalam kategori = banyaknya ratervalidator = banyaknya kategori yang yang dapat dipilih Kemudian dihitung indeks validitas butir Aiken keseluruhan item dari setiap aspek dengan menggunakan rumus di bawah ini: � � � ℎ = ∑ � � � ℎ ℎ × − Kemudian dihitung rata-rata indeks validitas butir Aiken keseluruhan aspek dengan menggunakan rumus di bawah ini: � − � � � � ℎ � = ∑ � � � ∑ � � 43 43 Validitas isi instrumen penelitian dengan indeks validitas butir Aiken tersebut akan dianalisis menggunakan tabel di bawah ini: Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Validitas Butir Aiken Indeks Aiken Keterangan � � ,4 Validitas rendah ,4 � � , Validitas sedang � � ≥ , Validitas tinggi Retnawati, 2016 Item-item pada instrumen penelitian dikatakan valid jika indeks validitas butir Aiken memiliki kriteria minimal validitas sedang.

D. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Motivasi Belajar

a. Motivasi Belajar Setiap Peserta Didik Motivasi belajar setiap peserta didik akan dihitung dan dicari persentasenya dengan menggunakan rumus di bawah ini: �� � = � � � � ℎ � � × Kemudian persentase yang diperoleh dari setiap peserta didik dibagi berdasarkan kriteria di bawah ini: Tabel 3.4 Interpretasi Motivasi Belajar Setiap Peserta Didik Interval Kriteria Motivasi Sangat Tinggi Tinggi 44 44 4 Cukup 4 Rendah Sangat Rendah Kartika Budi, 2001 Setelah itu dihitung persentase banyaknya peserta didik dari setiap kriteria dengan menggunakan rumus: �� � � � � � � = ∑ � � � − � � ∑ � � � � ℎ � � × b. Motivasi Belajar Peserta Didik Secara Keseluruhan Kriteria motivasi belajar peserta didik secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Interpretasi Motivasi Belajar Seluruh Peserta Didik ST ST+T ST+T+C ST+T +C+R ST+T+C+ R+SR Kriteria ≥ Sangat Tinggi ≥ Tinggi ≥ Cukup ≥ Rendah Sangat Rendah Kartika Budi, 2001 Keterangan: 45 45 1. Kriteria motivasi peserta didik secara keseluruhan sangat tinggi jika jumlah peserta didik yang memiliki kriteria motivasi ST adalah ≥ . 2. Kriteria motivasi peserta didik secara keseluruhan tinggi jika peserta didik kategori motivasi ST dan peserta didik kategori motivasi ST + T ≥ . 3. Kriteri motivasi belajar peserta didik secara keseluruhan cukup jika peserta didik kategori motivasi ST + T dan peserta didik kategori motivasi ST + T + C ≥ . 4. Kriteria motivasi secara keseluruhan rendah jika peserta didik kategori motivasi ST + T + C dan peserta didik kategori motivasi ST + T + C + R ≥ . 5. Kriteria motivasi belajar peserta didik secara keseluruhan sangat rendah jika peserta didik kategori motivasi ST + T + C +R + SR .

2. Analsis Data Hasil Belajar

Soal tes terdiri dari 20 soal pilihan ganda dengan waktu pengerjaan 120 menit. Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar peserta didik digunakan rumusan sebagai berikut: � = �× Kemudian nilai dari tes hasil belajar peserta didik akan dikategorikan sebagai berikut: 46 46 Tabel 3.6 Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik Nilai Kriteria Tidak tuntas ≥ Tuntas Selanjutnya akan ditentukan persentase banyaknya peserta didik dari setiap kriteria, untuk menentukan persentase banyaknya peserta didik setiap kriteria maka digunakan rumusan sebagai berikut: �� � � � � � � = ∑ � � � − � � ∑ � � � � ℎ � � ×

3. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Multi Level Learning a. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Multi Level Learning pada Setiap Pertemuan Pada analisis keterlaksanaan model pembelajaran Multi Level Learning MLL pada setiap pertemuan, pada lembar observasi keterlaksanaan kolom “ya” diberi nilai 1, dan kolom “tidak” diberi nilai 0. Kemudian dihitung jumlah skor keterlaksanaannya, dan dihitung persentasenya. Rumusan memperoleh persentase keterlaksanaan model pembelajaran Multi Level Learning MLL dari 2 orang observer ialah sebagai berikut: = ∑ � � � � � max × × 47 47 b. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Multi Level Learning Secara Keseluruhan Persentase keterlaksanaan model pembelajaran Multi Level Learning MLL secara keseluruhan diperoleh dari rata-rata persentase keterlaksanaan model pembelajaran Multi Level Learning MLL pada setiap pertemuan dengan rumusan sebagai berikut: � � = ∑ �� � � � Setelah didapat persentase keterlaksanaan keseluruhan pertemuan, maka data tersebut akan dibandingkan dengan kriteria keterlaksanaan model pembelajaran seperti tabel 3.7 berikut: Tabel 3.7 Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Multi Level Learning Interval Kriteria Motivasi Sangat Tinggi Tinggi 4 Cukup 4 Rendah Sangat Rendah diadaptasi dari teori Kartika Budi, 2001

E. Efektivitas Model Pembelajaran

Multi Level Learning Pada penelitian ini keefektifan penerapan model pembelajaran Multi Level Learning MLL dilihat dari tiga indikator di berikut ini: 48 48 1. Keterlaksanaan model pembelajaran Multi Level Leraning MLL tergolong dalam kategori minimal tinggi. 2. Sekurang-kurangnya 75 dari jumlah peserta didik telah memperoleh hasil belajar ≥ . 3. Motivasi belajar keseluruhan peserta didik tergolong dalam kriteria minimal tinggi. Dari indikator tersebut akan dilihat sejauh mana keefektifan penerapan model pembelajaran Multi Level Learning MLL dengan menggunakan tabel di bawah ini: Tabel 3.8 Kriteria Keefektifan Model Pembelajaran Multi Level Learning Ketercapaian Indikator Kriteria Tiga indikator tercapai Efektif Dua indikator tercapai Cukup Efektif Satu indikator tercapai Tidak Efektif Tidak ada indikator yang tercapai Sangat Tidak Efektif 49 49

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal yang diperlukan. Persiapan penelitian meliputi permohonan ijin melakukan penelitian ke SMA Negeri 1 Ngaglik, bimbingan dengan dosen mengenai gambaran penelitian dengan model pembelajaran Multi Level Learning , berkonsultasi dengan guru mata pelajaran mengenai materi, model pembelajran yang akan diterapkan dan waktu pelaksanaan penelitian, pembuatan instrumen pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dan pembuatan instrumen penelitian berupa lembar tes hasil belajar peserta didik, lembar kuesioner motivasi dan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Peneliti tidak melakukan uji coba karena waktu yang terbatas. Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Bulan Minggu ke- Kegiatan 1 2 3 4 September √ √ Perijinan penelitian, observasi dan wawancara Oktober √ √ √ √ Perencanaan dan pembuatan instrumen penelitian November √ √ Perencanaan, pembuatan dan validasi isi instrumen penelitian

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI DI

1 14 253

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 1 23

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TREFFINGER DAN CIRCUIT LEARNING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT.

0 0 6

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 8

Efekivitas penerapan model pembelajaran multi level learning ditinjau dari keterlaksanaan model pembelajaran, motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Ngaglik pada pokok bahasan persamaan lingkaran.

0 1 239

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI PESERTA DIDIK KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016 (Sub Pokok Bahasan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan).

0 0 19

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS XI-IPA SMA SE-KABUPATEN KUDUS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | K

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ARIAS TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMA NEGERI 1 ANGGERAJA EVA SOHRIATI

0 0 10

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI METAKOGNISI PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMAN 9 PINRANG

0 0 96

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP MOTIVASI BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JARINGAN HEWAN KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 PATTALASSANG

0 2 198