8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan perubahan tingkah laku, yakni ditandai oleh adanya sesuatu yang baru pada diri seseorang, entah itu berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan atau kecapakan. Belajar juga merupakan hasil dari suatu pengalaman, yakni berupa interaksi
dengan sumber belajar: lingkungan, buku bacaan, ataupun orang Kosasih, 2014. Winkel 2004 menyatakan bahwa belajar adalah
sebuah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Adanya
perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah terjadi belajar. Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan,
sampai taraf tertentu tidak akan dihapus begitu saja. Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan
kemampuan seseorang baik dari segi intelektual maupun non- intelektual dimana perubahan tersebut merupakan hasil interaksi
dengan lingkungan belajar. Menurut Suprijono 2009, terdapat tiga prinsip belajar yaitu:
a. Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku
sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
9
9 1.
Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.
2. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4. Positif atau berakumulasi.
5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig
dalam Suprijono, 2009, belajar sebagai
any relatively
permanent change in an organism’s behavioral repertoire that
occurs as
a result
of experience.
Pernyataan Wittig dalam Suprijono, 2009 menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi pada perilaku organisme relatif
permanen yang merupakan hasil dari pengalaman. 7.
Bertujuan dan terarah. 8.
Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. a.
Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses
sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen.
b. Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dan lingkungannya. William Burton mengemukakan bahwa
A good learning situation consist of a rich and varied series of learning
10
10
experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich varied and propocative environment.
Pernyataan William Burton menjelaskan bahwa situasi belajar yang baik terdiri dari beragam rangkaian pengalaman belajar yang
berinteraksi dengan lingkungan yang beragam pula untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Dalam makna
yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini terlihat jelas bahwa pembelajaran
merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana diantara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah
pada suatu terget yang telah ditetapkan sebelumnya Subiyanto, 1998. Dikemukakan pula oleh Suyitno dalam Ismiyati, 2011 pembelajaran
merupakan upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan peserta, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta
didik yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan peserta serta antara peserta didik dengan peserta didik. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha seorang guru untuk menciptakan situasi belajar
yang dapat mendukung
11
11 kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut
Piaget
dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009, pembelajaran terdiri dari empat langkah-langkah berikut:
a. Langkah satu: Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak
sendiri. Penentuan topik tersebut dibimbing dengan beberapa pertanyaan, seperti berikut:
1. Pokok bahasan manakah yang cocok untuk ekperimentasi?
2. Topik manakah yang cocok untuk pemecahan masalah dalam
situasi kelompok? 3.
Topik manakah yang dapat disajikan pada tingkat manipulasi secara fisik sebelum secara verbal?
b. Langkah dua: memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan
topik tersebut. Hal ini dibimbing dengan pertanyaan seperti: 1.
Apakah aktivitas itu memberi kesempatan untuk melaksanakan metode ekperimen?
2. Dapatkah kegiatan itu menimbulkan pertanyaan di kelas?
3. Dapatkah siswa membandingkan berbagai cara bernalar dalam
mengikuti kegiatan di kelas? 4.
Apakah masalah tersebut merupakan masalah yang tidak dapat dipecahkan atas dasar pengisyaratan perseptual?
5. Apakah aktivitas itu dapat menghasilkan aktivitas fisik dan
kognitif?
12
12 6.
Dapatkah kegiatan siswa memperkaya konstruk yang sudah dipelajari?
c. Langkah tiga: Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk
mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. Bimbingan pertanyaan berupa:
1. Pertanyaan lan
jut yang memancing berpikir seperti “bagaimana jika”?
2. Memperbandingkan
materi apakah
yang cocok
untuk menimbulkan pertanyaan spontan?
d. Langkah empat: Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan
keberhasilan, dan melakukan revisi. Bimbingan pertanyaan seperti: 1.
Segi kegiatan apakah yang menghasilkan minat dan keterlibatan siswa yang besar?
2. Segi kegiatan manakah yang tak menarik, dan apakah
alternatifnya? 3.
Apakah aktivitas itu memberi peluang untuk mengembangkan siasat baru untuk penelitian atau meningkatkan siasat yang
dipelajari? 4.
Apakah kegiatan itu dapat dijadikan modal untuk pembelajaran lebih lanjut?
Dari pernyataan tersebut didapat kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan beberapa langkah agar pembelajaran
tersebut menjadi lebih terarah dan dapat mencapai tujuan yang
13
13 diharapkan. Langkah-langkah tersebut meliputi menentukan topik
pembelajaran yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik, memilih atau mengembangkan aktivitas kelas yang sesuai dengan topik
pembelajaran, mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah, mengevaluasi setiap proses pembelajaran yang
berlangsung.
1. Motivasi Belajar