pelajaran agar ia memperoleh nilai rapor baik, seperti sebelum sakit. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada
motivasi belajar. 4
Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Bencana alam, tempat tinggal kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengggangu kesunguhan belajar.
Sebaliknya, sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan
sekolah dan lingkungan rumah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman,
tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru
Persepsi pada hakikatnya adalah suatu proses yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat
pendangaran, penglihatan, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.
Tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antar dua perangsang atau lebih,
berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam satu reaksi yang menunjukkan
kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara rangsangan- rangsangan yang ada.
Persepsi sebagai suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar
memberikan makna bagi mereka. Dengan demikian, persepsia dalah kesan atau pendangan seorang terhadap obyek tertentu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi siswa, antara lain: 1
Orang yang mempresepsikan. Saat individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterprestasi.
Interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang melihat. Karakteristik individu yang mempengaruhi persepsi adlah sikap,
kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman, masa lalu dan harapan. 2
Objek atau sasaran yang dipersepsikan. Karakteristik sasaran yang dipersepsi dapat mepengaruhi apa yang
dipersepsikan. Individu yang ceria lebih menonjol dalam suatu kelompok daripada individu yang pendiam. Karena sasaran tidak dipahami secara
terisolasi maka latar belakang sasaran juga dapat mempengaruhi persepsi seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan hal-hal yang
berdekatan dan hal-hal yang mirip dalam satu tempat. Jika dikaitkan dengan persepsi terhadap gaya kepemimpinan maka objek yang dipersepsikan gaya
kepemimpinan yang diterapkan atasannya, yang meliputi pemilihan strategi atau gaya pemimpin yang berdtindak, berkomunikasi dan bersikap terhadap
bawahnnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Konteks dimana persepsi dibuat.
Konteks dimana kita terlihat suatu objek atau peristiwa yang dapat mempengaruhi pemahaman, seperti juga lokasi, cahaya, panas atau
sejumlah faktor-faktor situasional lainnya. Jadi objek atau sasaran yang dipersepsikan, objek atau sasaran yang dipersepsikan, dan kontek dimana
persepsi dibuat inilah yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, dimana orang yang satu dengan yang lain belum tentu sama
persepsinya terhadap salah satu objek. a.
Persepsi siswa Hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan melibatkan
pihak-pihak sebagai aktor penting yang ada di dalam aktivitas pendidikan, aktor penting tersebut adalah subjek yang memberi disebut pendidik,
sedangkan subjek yang menerima disebut peserta didik. Istilah peserta didik pada pendidikan formal di sekolah jenjang dasar dan
menegah dikenal dengan nama anak didik atau siswa. Siswa merupakan subjek yang menerima apa yang disampaikan oleh guru. Sosok siswa
umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Dengan demikian
siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui pendidikan.
Persepsi siswa adalah proses ketika siswa menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasi kemampuan, pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang dimiliki gurunya pada saat mengajar. Aspek persepsi terhadap kompetensi guru yang akan dipakai dalam penelitian ini
yaitu penggabungan dari aspek persepsi dan bentuk kompetensi guru. Aspek persepsi tersebut meliputi kognisi dan afeksi, sedangkan bentuk kompetensi
guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jadi pada aspek kognisi di dalamnya
menyangkut penilaian tentang kompetensi guru di bidang pedagogik, bidang kepribadian, bidang sosial, dan bidang profesional yang dimiliki oleh guru.
Begitu juga aspek afeksi, di dalamnya meliputi perasaan individu terhadap kompetensi gurunya di bidang pedagogik, bidang kepribadian, bidang sosial,
dan bidang profesional Setyawan, 2014 Skripsi, 18-21. b.
Kompetensi Guru Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Permendikbud,
2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban: 1
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2 meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3 bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4 menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika. 5
memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Kompetensi Siswa