sebanyak 71 siswa atau 34, dikategorikan sangat setuju sebanyak 28 siswa atau 14, dikategorikan tidak setuju sebanyak 12 siswa atau 6, dan tidak ada siswa
yang memilih kategori sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa sebagian besar responden memiliki kompetensi yang tinggi.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas bivariat dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas bivariat
menggunakan bantuan SPSS. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas: a.
Pengujian normalitas variabel motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar dengan Kompetensi
Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:chisquare Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F
df1 df2
Sig. Constant
b1 Linear
.644 371.320 1
205 .000
.953 -.024
The independent variable is Mahalanobis Distance.
Tabel 4.6 menunjukkan nilai R Square = 0,644. Nilai R square tersebut menunjukkan normalitas distribusi data motivasi belajar dengan kompetensi siswa
SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta tidak normal. b.
Pengujian normalitas variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman
Yogyakarta adalah lemah. Dengan kata lain normalitas distribusi data kedua variabel adalah tidak normal.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru
dengan Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:chisquare
Equation Model Summary
Parameter Estimates R
Square F
df1 df2
Sig. Constant
b1 Linear
.599 306.350
1 205
.000 .952
-.023 The independent variable is Mahalanobis Distance.
Tabel 47 menunjukkan nilai R Square = 0,599. Nilai R square tersebut menunjukkan normalitas distribusi data persepsi siswa tentang kompetensi guru
dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta adalah lemah. Dengan kata lain, data kedua variabel adalah tidak normal.
C. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pertama
a. Rumusan Hipotesis
Ho1 : Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK. Ha1 : Ada hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK.
Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi Motivasi Belajar dengan Kompetensi Siswa SMK
Correlations
Motivasi Belajar
Kompetensi Siswa
Spearmans rho Motivasi Belajar
Correlation Coefficient
1.000 .341
Sig. 2-tailed .
.000 N
207 207
Kompetensi Siswa
Correlation Coefficient
.341 1.000
Sig. 2-tailed .000
. N
207 207
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan tabel 4.8 tampak bahwa nilai Correlation Coefficient Spearman’s
rho = 0,341. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai arah hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK adalah positif kategori cukup baik. Artinya, semakin
baik motivasi belajar, maka semakin baik juga tingkat kompetensi siswa SMK. Nilai sig 2-tailed pada tabel 4.10 menunjukkan nilai sebesar 0.000, sehingga dapat
disimpulkan H
o
ditolak, ada hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK yang signifikan. Dengan demikian kesimpulan yang menyatakan ada hubungan
motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
a. Rumusan hipotesis
H
o2
= Tidak ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK.
H
a1
= Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK.
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
dengan Kompetensi Siswa SMK
Correlations
Perseps i
siswa Kompete
nsiSiswa Spearmans
rho Persepsi
_siswa Correlation
Coefficient 1.000
.349 Sig. 2-
tailed .
.000 N
207 207
Kompete nsi_Sisw
a Correlation
Coefficient .349
1.000 Sig. 2-
tailed .000
. N
207 207
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan tabel 4.9 Tampak bahwa nilai correlation coefficient Spearman’s rho = 0.349. Nilai tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan
persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK adalah positif kategori cukup baik. Artinya, semakin baik persepsi siswa
tentang kompetensi guru, maka semakin baik tingkat kompetensi siswa smk. Nilai sig. 2-tailed pada tabel 4.11 menunjukkan nilai sebebsar 0.000,
sehingga dapat disimpulkan H
o
ditolak ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK yang signifikan dan H
02
ditolak. Dengan demikian kesimpulan yang menyatakan ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK dapat
digeneralisasikan pada populasi penelitian ini.
D. Pembahasan 1.