dipengaruhi oleh adanya penggunaan emulgator serta ketepatan dalam memilih emulgator.
c. Daya Sebar. Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan daya sebar yang terjadi selama pengujian freeze thaw cycling. Daya
sebar berkaitan dengan kemudahan suatu sediaan untuk menyebar dan diaplikasikan pada tempat aplikasi. Apabila terdapat perubahan pada daya sebar
akan berdampak pada acceptability konsumen terhadap suatu produk. Hasil pengujian daya sebar setelah dilakukan freeze thaw cycling dapat dilihat pada
gambar 26.
Gambar 26. Grafik perubahan daya sebar setelah dilakukan pengujian freeze thaw cycling
Dari grafik diketahui bahwa perubahan daya sebar pada semua formula berbeda tidak bermakna karena p-value 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua formula
memiliki daya sebar yang stabil.
F. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Kulit Manggis
Pengujian aktivitas antioksidan sediaan krim ekstrak kulit manggis bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan sediaan krim ekstrak kulit manggis. Grafik
5 10
15
20
1 2
3 4
5 6
7
Daya S
eb ar
cm
2
Siklus
Formula 1 Formula a
Formula b
Formula ab
hasil pengujian aktivitas antioksidan krim ekstrak kulit manggis ditampilkan pada gambar 27.
Gambar 27. Grafik hasil uji aktivitas antioksidan krim ekstrak kulit manggis
Data hasil pengujian aktivitas antioksidan ditampilkan pada tabel XVIII.
Tabel XVIII. Hasil pengujian aktivitas antioksidan krim ekstrak kulit manggis
Formula IC
50
SD ppm
1 2819,788
450,407 a
2633,214 308,945
b 3650,468
215,020 ab
6335,629 1252,760
Dari data pada tabel XVIII diketahui bahwa sediaan krim ekstrak kulit manggis memiliki nilai IC
50
500 ppm, yang menandakan bahwa sediaan krim ekstrak kulit manggis memiliki aktivitas antioksidan sangat lemah.
Sediaan krim ekstrak kulit manggis memiliki nilai IC
50
lebih besar dibandingkan dengan nilai IC
50
ekstrak kulit manggis, yang menandakan bahwa aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh sediaan krim ekstrak kulit manggis lebih
rendah dibandingkan dengan ekstrak kulit manggis. Hal ini dapat disebabkan karena ekstrak kulit manggis yang terdapat pada sediaan krim masih terikat dengan basis
sehingga ekstrak belum dapat tersari dengan baik. Selain itu, bahan penyusun dalam
2000
4000 6000
8000 10000
1 2
3
IC
50
p p
m
Replikasi
Formula 1
Formula a
Formula b Formula ab
sediaan krim yang lebih kompleks dibandingkan sediaan lain juga dapat mempengaruhi rendahnya aktivitas antioksidan yang terukur pada sediaan. Pada
penelitian pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis dalam sediaan gel yang dilakukan oleh Barasa 2016 dan Larisa 2016, ekstrak kulit manggis memiliki
nilai IC
50
sebesar 77,767 ppm dan sediaan gel memiliki nilai IC
50
dengan rentang 77,81-82,59 ppm. Hal ini dapat disebabkan karena bahan penyusun dalam sediaan gel
yang lebih sederhana dibandingkan dalam sediaan krim. Selain itu, dilakukan juga pengujian aktivitas antioksidan terhadap sediaan
krim tanpa ekstrak basis sebagai kontrol negatif. Grafik hasil pengujian aktivitas antioksidan krim ekstrak kulit manggis ditampilkan pada gambar 28.
Gambar 28. Grafik hasil uji aktivitas antioksidan krim tanpa ekstrak
Data hasil pengujian aktivitas antioksidan sediaan krim tanpa ekstrak dapat dilihat pada tabel XIX.
Tabel XIX. Hasil pengujian aktivitas antioksidan krim tanpa ekstrak
Formula IC
50
SD ppm
1 6666,719
559,825 a
6661,181 1049,648
b 7320,792
322,561 ab
10037,626 474,986
2000 4000
6000 8000
10000 12000
1 2
3
IC
50
p p
m
Replikasi
Formula 1 Formula a
Formula b Formula ab
Dari data pada tabel XIX diketahui bahwa nilai IC
50
sediaan krim tanpa ekstrak memiliki nilai IC
50
500 ppm, yang menandakan bahwa sediaan krim tanpa ekstrak memiliki aktivitas antioksidan sangat lemah sehingga aktivitas antioksidan
hanya berasal dari ekstrak kulit manggis yang ditambahkan saja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PEG 4000 dan propilen glikol berpengaruh terhadap sifat fisik sediaan krim ekstrak kulit manggis. PEG 4000 merupakan faktor yang dominan dalam menentukan
viskositas sedangkan interaksi antara PEG 4000 dan propilen glikol merupakan faktor yang dominan dalam menentukan daya sebar.
2. Area optimum tidak dapat ditemukan pada sediaan krim ekstrak kulit manggis. 3. Setelah dilakukan uji sentrifugasi dan freeze thaw cycling sediaan krim ekstrak
kulit manggis stabil secara organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, serta tidak menunjukkan adanya pemisahan fase.
4. Ekstrak kulit manggis memiliki nilai IC
50
sebesar 77,767 ppm sehingga digolongkan sebagai antioksidan kuat. Formula krim ekstrak kulit manggis yang
memiliki aktivitas antioksidan paling baik adalah Fa dengan nilai IC
50
sebesar 2633,214
308,945 ppm yang digolongkan sebagai antioksidan sangat lemah.
B. Saran
1. Perlu dilakukan formulasi sediaan krim dengan menggunakan bahan lain sebagai basis untuk melihat kemampuan pelepasan ekstrak dari basis sehingga ekstrak dapat
tersari dengan baik ketika dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan. 2. Perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan selain DPPH untuk memastikan aktivitas
antioksidan sediaan krim ekstrak kulit manggis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI