normal. Penyimpanan sediaan dilakukan pada suhu 40
o
C selama beberapa jam, setelah itu dilakukan pembekuan hingga muncul tanda-tanda ketidakstabilan. Metode
ini dapat digunakan untuk melihat ukuran partikel yang terbentuk dalam sediaan Billany, 2002. Pengujian lain yang dapat digunakan untuk melihat stabilitas sediaan
adalah sentrifugasi. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya pemisahan fase dari emulsi. Sampel disentrifugasi pada kecepatan 3750 rpm selama 5 jam. Hal
ini dilakukan karena perlakuan tersebut setara dengan besarnya pengaruh gaya gravitasi terhadap penyimpanan sediaan selama setahun Budiman, 2008.
D. Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan aplikasi dari sistem regresi yang membandingkan antara variabel respon dengan variabel bebas Kurniawan dan Sulaiman, 2009.
Jumlah percobaan untuk penelitian dengan metode desain faktorial yaitu jumlah level yang digunakan dalam penelitian dipangkatkan dengan jumlah faktor
dalam penelitian. Apabila dalam percobaan menggunakan dua faktor dan dua level maka jumlah percobaan adalah 2
2
4 percobaan. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level seperti pada tabel II.
Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level Bolton, 1997
Formula Faktor A
Faktor B
1 -
- a
+ -
b -
+ ab
+ +
Keterangan: - : level rendah + : level tinggi
Formula 1: Formula dengan faktor A pada level rendah dan faktor B pada level rendah
Formula a: Formula dengan faktor A pada level tinggi dan faktor B pada level rendah
Formula b: Formula dengan faktor A pada level rendah dan faktor B pada level tinggi
Formula ab: Formula dengan faktor A pada level tinggi dan faktor B pada level tinggi
Maka berlaku rumus: y = b
+ b
1
X
A
+ b
2
X
B
+ b
12
X
A
X
B
…...........................…..3 Keterangan:
y : respon hasil atau sifat yang diamati
X
A
X
B
: level faktor A dan faktor B b
0,
b
1,
b
2,
b
12
: koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan Dari rumus dan data yang diperoleh dapat dibuat contour plot suatu respon
yang digunakan untuk memilih komposisi campuran yang optimum. Dengan mencari selisih rata-rata antara respon pada level tinggi dan rata-rata respon pada
level rendah dapat diperoleh besarnya efek yang dicari Bolton, 1997.
E. Landasan Teori
Basis dan humektan merupakan komponen yang memiliki peran penting dalam menentukan sifat fisik sediaan krim yang dihasilkan. Basis merupakan bahan
yang berperan sebagai pembawa zat aktif. Basis yang digunakan harus bersifat inert, yaitu tidak merusak maupun mengurangi efek terapi dari zat aktif yang dibawa
Naibaho, Yamlean, dan Wiyono, 2013. Humektan merupakan bahan yang berperan dalam menjaga kelembaban dan kandungan air dalam sediaan. Kombinasi dari kedua
komponen ini akan menghasilkan sediaan krim dengan viskositas dan daya sebar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang berbeda. Semakin tinggi viskositas maka kecepatan pemisahan akan semakin berkurang sehingga stabilitas suatu sediaan akan meningkat.
Optimasi terhadap penggunaan PEG 4000 sebagai basis dan propilen glikol sebagai humektan perlu dilakukan untuk mendapatkan sediaan krim dengan sifat fisik
dan stabilitas fisik yang baik. PEG 4000 berbentuk solid serta dapat melebur pada suhu 50-58
o
C dan membeku pada 53-59
o
C Wallick, 2009. Oleh karena sifatnya ini setelah PEG 4000 dipanaskan akan menyebabkan pemadatan lagi dengan cepat
sehingga komposisi PEG 4000 akan berpengaruh pada viskositas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Salviana 2014, PEG 4000 memiliki rentang
penggunaan 2-6 g dan memberikan stabilitas fisik yang baik. Propilen glikol berbentuk cair dan memiliki viskositas 58,1 cP dengan komposisi penggunaan
15 Weller, 2009. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Veronica 2013
diketahui bahwa propilen glikol yang berperan sebagai humektan dapat menarik air lembab menyebabkan penurunan viskositas sehingga komposisi propilen glikol
akan berpengaruh pada daya sebar dan memberikan stabilitas fisik yang baik. Stabilitas suatu sediaan dapat diketahui dengan melakukan uji stabilitas, salah
satunya dengan uji stabilitas dipercepat. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dalam waktu yang singkat dengan cara menyimpan sampel
pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat terjadinya perubahan yang biasa terjadi pada kondisi normal. Jika dari pengujian stabilitas dipercepat diperoleh hasil
yang stabil, maka sediaan tersebut stabil pada penyimpanan suhu kamar selama setahun Budiman, 2008.
Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan adalah manggis Garcinia mangostana L.. Di dalam tanaman manggis terdapat suatu metabolit
sekunder yaitu xanton Pedrazza-Chaverri et al., 2008. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Li and Xu 2015, ekstrak etanol kulit manggis memiliki nilai IC
50
sebesar 75,9 ppm dan bagian dari tanaman manggis yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah kulit manggis Palakawong et al., 2010.
F. Hipotesis