Metode ORAC Oxygen Racical Absorption Capacity Metode TRAP Total Radical –Trapping Antioxidant Parameter Metode ABTS 2,2’-azino-bis3-ethylbenzthiazoline-6-sulphonic acid

Antioksidan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu antioksidan primer dan antioksidan sekunder. Antioksidan primer AH berperan dalam menghambat tahap inisiasi dengan bereaksi terhadap radikal lipid atau menghambat tahap propagasi dengan bereaksi terhadap peroksil atau radikal alkoksil. Sedangkan antioksidan sekunder berperan dalam memperlambat laju oksidasi Antolovich, Prenzler, Patsalides, McDonald, and Robards, 2002. Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena kehilangan elektronnya. Perubahan menjadi stabil dapat dilakukan dengan mengambil elektron dari molekul atau sel lain dalam tubuh kita. Proses pengambilan elektron dari sel-sel tubuh kita menyebabkan kerusakan sel. Radikal bebas akan menyerang tubuh kita terutama merusak protein, sel dan jaringan dalam organ tubuh. Bentuk serangan tersebut sebenarnya merupakan upaya radikal bebas untuk menstabilkan diri Paramawati, 2010. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk uji aktivitas antioksidan:

1. Metode ORAC Oxygen Racical Absorption Capacity

ORAC merupakan metode pengukuran aktivitas antioksidan terhadap radikal peroksil dengan menggunakan 2,2’-azobis-2-amidino-propan dihidroklorida AAPH. Prinsipnya adalah radikal peroksil bereaksi dengan probe fluoresens untuk membentuk produk non fluoresensi dan dilakukan kuantitasi. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan melihat penurunan kecepatan reaksi serta jumlah produk yang terbentuk terhadap waktu. Hasil uji ini diinterpretasikan sebagai trolox equivalents PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TE dalam satuan μmol. Kelebihan metode ORAC adalah metode ini sangat akurat karena menggunakan pengukuran fluoresensi dan juga efisien karena tidak banyak menggunakan reagen. Kekurangannya adalah metode ini hanya menunjukkan aktivitas terhadap radikal bebas tertentu, yaitu radikal peroksil Prior, Wu, and Schaich, 2005.

2. Metode TRAP Total Radical –Trapping Antioxidant Parameter

Metode TRAP memiliki prinsip yaitu pengukuran kemampuan senyawa antioksidan untuk menghambat reaksi antara radikal peroksil AAPH atau ABAP dengan target. Metode TRAP ini biasanya dikombinasikan dengan penggunaan luminol-enhanced chemiluminescence CL sebagai marker. Hasil uji ini diinterpretasikan sebagai jumlah μmol radikal peroksil yang terperangkap dalam 1 L plasma. Metode TRAP merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur antioksidan dalam sampel plasma atau serum secara in vivo karena metode ini dapat mengukur antioksidan non enzimatik seperti glutathione, asam askorbat, dan α tokoferol Pisoschi and Negulescu, 2011.

3. Metode ABTS 2,2’-azino-bis3-ethylbenzthiazoline-6-sulphonic acid

Metode ini berdasarkan penghambatan produksi kation radikal ABTS. ABTS 2,2’-azino-bis3-ethylbenzthiazoline-6-sulphonic acid merupakan suatu senyawa peroksidase, ketika teroksidasi oleh H 2 O 2 akan menghasilkan senyawa kation radikal. Senyawa kation radikal ABTS ini akan diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 734 nm. Kelebihan metode ini adalah penggunaannya yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sederhana sehingga banyak digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan. Pisoschi and Negulescu, 2011. 4. Metode diena terkonjugasi Metode ini merupakan teknik untuk mengetahui oksidasi lipid. Substrat yang digunakan dalam metode pengujian ini adalah senyawa apapun yang mengandung polyunsaturated fatty acid yang dioksidasi dengan penambahan ion tembaga, besi, AAPH atau DPPH. Selanjutnya lipid akan mengalami pemisahan hidrogen dari gugus CH 2 dan produk akan menstabilkan diri dengan membentuk diena terkonjugasi. Penghitungan diena terkonjugasi yang terbentuk dilakukan dengan menghitung peningkatan absorbansi per massa sampel pada suatu waktu tertentu menggunakan spektrofotometri. Kelebihan metode ini adalah metode ini dapat mengukur proses oksidasi pada tahap awal, namun metode ini tidak dapat memberikan informasi mengenai struktur senyawa yang diteliti. Selain itu, metode ini juga tidak dapat dilakukan secara langsung pada jaringan dan cairan tubuh karena banyaknya senyawa yang dapat menggangu pengukuran aktivitas antioksidan Antolovich et al., 2002.

5. Metode DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Efek Ekstrak Kulit Manggis(Garcinia mangostana L.) Sebagai Anti-Aging Dalam Sediaan Krim

5 65 162

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Anti-Aging Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia magostana L.) dengan Metode DPPH (1,1-Diphenil-2-Picril Hidrazil).

7 47 93

OPTIMASI FORMULA SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) BASIS PEG 400 DAN PEG 4000 DENGAN Optimasi Formula Salep Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.) Basis Peg 400 Dan Peg 4000

4 13 17

Optimasi parafin cair sebagai emolien dan gliserol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak kulit buah manggis (garcinia mangostana L.) serta uji aktivitas antioksidan.

12 41 116